Pembinaan sanggar seni gandang tambua tansa di Agam dimulai sejak SD

id Taman budaya,Festival, tambua tansau,Agam

Pembinaan sanggar seni gandang tambua tansa di Agam dimulai sejak SD

Peserta mengikuti Festival Tambua Tansa digelar UPTD Taman Budaya Sumatera Barat di GOR Rang Agam Lubuk Basung, Sumatera Barat, Minggu. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra (ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra)

Lubuk Basung (ANTARA) - Pembinaan sanggar seni tradisional tambua tansa di Kabupaten Agam, Sumatera Barat, dimulai dari usia sekolah dasar (SD) hingga usia Sekolah Menengah Atas (SMA).

"Kami di Nagari Sungai Batang mengadakan latihan rutin dua kali seminggu untuk anak-anak usia minimal SD dan maksimal SMA maksimal," kata pelatih sanggar seni Sungai Batang, Adrian di Lubuk Basung, Minggu.

Adrian mengatakan hal tersebut saat mengajak anak asuhnya mengikuti Festival Tambua Tansa digelar UPTD Taman Budaya Sumatera Barat di GOR Rang Agam Lubuk Basung.

Dengan adanya festival itu, kata Adrian, ia berharap pengembangan kesenian Gandang Tambua Tansa bisa lebih baik dan terus berkembang.

Ia juga berharap lomba tambua tansa antar nagari itu digelar secara sportif tanpa ada pesanan-pesanan dari orang dalam.

Sementara itu, pelatih sanggar Tamsil dari Sungai Pua Palembayan, RIsman mengatakan anak-anak asuhnya rata-rata usia SMA, namun juga ada pembinaan bagi anak-anak SD.

"Saya sudah melatih sanggar ini dari tahun 2002, dan mereka yang mengikuti antusias untuk latihan karena minat dan bakat mereka sudah ada di dunia kesenian," kata RIsman.

RIsman bersama sanggarnya menurunkan 10 orang anggota untuk mengikuti lomba tambua tansa dan berharap dapat memberikan yang terbaik dan mampu menjadi pemenang.

Panitia Pelaksana dari UPTD Taman Budaya Sumatera Barat, Ade Efdira mengatakan, festival itu digelar dalam rangka melestarikan kesenian gendang tambua dan tansa sekaligus memperkenalkan ke generasi muda.

"Kegiatan ini terlaksana kerjasama antara Dinas Kebudayaan Sumatera Barat melalui Taman Budaya dengan dukungan melalui dana aspirasi Anggota DPRD Sumatera Barat Syafril Huda," kata Ade.

Ade menjelaskan, festival itu diikuti kelompok seni tambua tansa dari berbagai nagari di Kabupaten Agam yang dilaksanakan selama dua hari ke depan, yang dinilai oleh akademisi dan praktisi di Sumatera Barat.

"Sebenarnya banyak yang mau mendaftar, namun karena waktu sangat terbatas maka hanya 25 kelompok, jadi tidak bisa menampung semuanya," katanya. [*]