Belajar dari PESA menciptakan kereta api bertenaga hidrogen

id PESA ,PT INKA,Medcom,kereta api bertenaga hidrogen Oleh Muhammad Zulfikar

Belajar dari PESA menciptakan kereta api bertenaga hidrogen

Polandia (ANTARA) - Indonesia sudah seharusnya belajar dari PESA, sebuah perusahaan perkeretaapian terbesar di Polandia, Eropa Tengah. Produsen kereta api ini sedang bersiap memproduksi transportasi massal bertenaga hidrogen.

Saat ini, PESA memang masih melengkapi dan dalam tahap penyempurnaan prototipe lokomotif bertenaga hidrogen. Dalam perencanaannya, pada 2026 PESA secara resmi akan meluncurkan kereta api bertenaga hidrogen ke dua di dunia setelah Cina.

Tentu saja sebelum dioperasionalkan dan digunakan sebagai transportasi publik, PESA terlebih dahulu harus mengantongi izin kelayakan dan keamanan kereta tersebut. Standar keamanan menjadi kunci penting dan utama sebelum moda transportasi ini betul-betul layak digunakan publik.

Dalam rangkaian perayaan hubungan diplomatik 70 tahun Indonesia dan Polandia, The Polish Investment and Trade Agency (PAIH) atau Badan Investasi dan Perdagangan Polandia, mengajak sejumlah wartawan asal Indonesia untuk bertandang langsung ke kantor PESA.

Kunjungan ke kantor PESA merupakan salah satu misi penting mengenalkan kemajuan teknologi dan transportasi di Polandia yang berpeluang diadopsi oleh Indonesia. Langkah ini sangat strategis mengingat kondisi geografis Indonesia yang merupakan negara kepulauan membutuhkan sebuah transportasi yang mumpuni.

Tidak hanya itu, kepadatan penduduk dan volume kendaraan yang semakin tak terkendali menjadi satu alasan kuat lainnya kenapa Indonesia harus belajar, dan mengadopsi sistem transportasi massal terutama kereta api di negara-negara maju seperti Polandia.

Sales Director PESA Jan Boczyk mengatakan pembicaraan mengenai kerja sama perkeretaapian dengan Indonesia sudah pernah dilakukan. Hanya saja, dalam pembicaraan via video telekonference itu hingga kini belum ada tindak lanjut.

Di satu sisi, Jan Boczyk menilai Indonesia terutama PT Industri Kereta Api (Persero) atau PT INKA bisa melanjutkan pembicaraan untuk membahas peluang kerja sama di bidang transportasi. Artinya, PESA secara terbuka terus membuka kerja sama dengan Indonesia terutama PT INKA.

Menurut Jan, Indonesia merupakan salah satu pasar yang sangat potensial untuk pengembangan dan kemajuan transportasi umum. Baik itu kereta api maupun trem. Untuk jangka panjang, PESA juga menawarkan kerja sama dengan mitra lokal yang ada di Tanah Air.

"Indonesia sangat menarik bagi kita termasuk dengan partner lokal yang ada di sana," kata dia.

Di saat bersamaan PESA juga sedang berkomunikasi dengan Kedutaan Besar Indonesia di Polandia untuk menjalin kerja sama di bidang perkeretaapian, baik itu dalam skala panjang maupun jangka pendek.

Selain membuka kerja sama di bidang perkeretaapian, PESA juga tidak menutup kemungkinan melakukan transfer teknologi dengan Indonesia. Langkah ini ditujukan agar Indonesia mendapatkan atau menciptakan produk kereta api yang berkualitas.

Dalam kesempatan itu, PESA juga memaparkan enam pengembangan teknologi yang dilakukan khususnya teknologi produksi baru dan aliansi strategis. Keenamnya yakni desain rangka luar, pengelasan otomatis, finishing aluminium, desain modular, komponen dari pemimpin dunia hingga persetujuan tipe internasional.

Ia mengatakan perusahaan sedang mengembangkan strategi jangka panjang untuk mengurangi jejak karbon sebanyak mungkin di seluruh area operasional organisasi. Tindakan yang sudah dilakukan di antaranya semua investasi baru dalam produksi dan fasilitas kantor mempertimbangkan prinsip-prinsip dari kesepakatan hijau "green deal".

Desain kendaraan baru sedang dikembangkan dengan mempertimbangkan prinsip green deal. Artinya, kendaraan akan memiliki emisi rendah, terbuat dari material dan komponen yang dapat terurai secara hayati serta dapat didaur ulang. Proses produksinya pun dilakukan dengan jejak karbon serendah mungkin.

Saat ini, dalam pembangunan kendaraan baru seperti lokomotif hidrogen, perusahaan juga mulai meminta komponen dan bahan baku dari pemasok yang memenuhi sertifikasi produksi ramah lingkungan.

Salah satu hal menarik yang dilakukan PESA ialah pengujian Heating, Ventilation, and Air Conditioning (HVAC) atau pengujian pada aspek pemanas, ventilasi, dan pendingin udara. Pengujian HVAC sangat krusial karena beberapa lokomotif keluaran PESA dipasarkan di banyak negara dengan kondisi iklim dan suhu yang berbeda-beda.

Heating ditujukan untuk menghangatkan udara saat suhu lingkungan dingin misalnya saat musim dingin atau di negara dingin. Ventilation mengalirkan dan menyegarkan udara dan mengganti udara kotor atau pengap dengan udara bersih dari luar. Berikutnya, pendingin udara ditujukan untuk mendinginkan udara saat suhu panas, serta menjaga kelembaban yang nyaman.

Di masa depan perusahaan yang mempekerjakan lebih dari 4.000 orang tersebut menyusun beberapa elemen kunci strategis. Pertama, partisipasi aktif dalam pengembangan jalur kereta api di Polandia dan Eropa. Kedua, keunggulan operasional, pengembangan teknologi, dan teknologi informasi.

Ketiga, platform kendaraan baru untuk berbagai wilayah, keempat Green PESA yang mengarah pada produksi tanpa emisi, dan kendaraan siap hidrogen. Berikutnya sistem kereta kecepatan tinggi, peluncuran dan promosi proyek dan terakhir aliansi strategis dalam bidang teknologi dan manufaktur.

Peluang kerja sama

Tidak hanya PESA, perusahaan teknologi transportasi lainnya asal Polandia yakni Medcom juga membuka dan mengharapkan peluang kerja sama potensial berkelanjutan dengan PT Industri Kereta Api (Persero) atau PT INKA dalam hal pemenuhan beberapa komponen kunci kelistrikan perkeretaapian di Indonesia.

"Kami melengkapi salah satu jenis kereta yang diproduksi oleh PT INKA dengan konverter kami. Dan sesuai dengan informasi yang kami pahami, INKA memiliki rencana untuk memproduksi lebih banyak. Jadi kami sangat mengharapkan kelanjutan proyek ini," kata Vice President Medcom Piotr Wronski di Polandia.

Piotr mengatakan dalam hal kerja sama potensial tersebut, pada dasarnya perusahaan asal Polandia itu mampu memenuhi 100 persen kebutuhan PT INKA untuk konverter kendaraan listrik di Tanah Air.

Begitu pula dengan sistem propulsi serta konverter tambahan yang tergantung pada kebutuhan PT INKA.

"Jadi kami sangat universal dan dapat memasok produksi sesuai dengan permintaan," ujarnya.

Hal itu juga termasuk mengenai transfer teknologi dengan perawatan serta perbaikan. Sehingga sebagaimana kondisi sekarang, PT INKA dapat memperbaiki dan memelihara peralatan yang diproduksi Medcom secara mandiri tanpa pengaruh produsen dan tanpa biaya tambahan.

Di sisi lain, potensi pasar di Indonesia cukup besar. Sebab, sebagai negara yang sedang berkembang, tentu membutuhkan banyak transportasi umum termasuk kereta api, kereta ringan maupun metro.

Apalagi, transportasi umum kereta api sangat efisien serta memiliki durasi pengoperasian yang tergolong panjang. Oleh karena itu, pengembangan industri atau moda transportasi umum seperti kereta api termasuk di Indonesia sangat menjanjikan.

"Sangat sulit membayangkan bahwa orang pribadi dapat membangun kereta api. Tapi sekali dibangun, dapat menjadi transportasi yang sangat efisien dan biaya rendah," ujarnya.

Ke depannya, ia berharap kerja sama dengan PT INKA dapat berlangsung untuk jangka panjang dan pihaknya akan berusaha untuk melayani semaksimal mungkin sesuai dengan keinginan PT INKA untuk kebutuhan di Indonesia.

Untuk diketahui, sejak 1988, Medcom mengkhususkan diri dalam merancang dan memproduksi perangkat elektronika daya berkinerja tinggi untuk transportasi umum, industri dan sektor energi.

Medcom memproduksi inverter traksi dan konverter bantu untuk trem, troli listrik dan bus listrik. Kemudian rangkaian kereta listrik maupun diesel, kereta regional dan antarkota serta lokomotif.

Sementara terkait kerja sama dengan PT INKA yang telah beroperasi sejak 2022, Medcom menyediakan peralatan untuk Kereta Rel Diesel Elektrik (KRDE) termasuk inverter traksi, konverter statis, pengendali selip atau geser roda dan resistor pengereman.


Uploader: Jefri Doni
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.