Pegadaian bantu pemerintah atasi masalah lingkungan lewat bank sampah

id bank sampah,pt pegadaian,dinas lingkungan hidup,hari peduli sampah,hari sampah

Pegadaian bantu pemerintah atasi masalah lingkungan lewat bank sampah

Kepala Departemen Komunikasi dan Literasi Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) PT Pegadaian Merry A Surya saat diwawancarai mengenai bank sampah di Kota Padang, Senin (4/3/2024). ANTARA/Muhammad Zulfikar.

Padang (ANTARA) - PT Pegadaian terus berkomitmen membantu pemerintah mengatasi permasalahan lingkungan khususnya sampah dengan mengoptimalkan keberadaan bank sampah yang berada di bawah binaan instansi tersebut.

"PT Pegadaian mengajak semua masyarakat berkomitmen menyelamatkan lingkungan khususnya mengenai sampah dengan cara memaksimalkan keberadaan bank sampah," kata Kepala Departemen Komunikasi dan Literasi Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) PT Pegadaian Merry A Surya di sela-sela pengukuhan Forum Sahabat Emas Peduli Sampah Indonesia (Fosepsi) Kota Padang di Padang, Senin.

Merry mengatakan sebagai negara penghasil sampah terbesar kedua di dunia, semua pihak harus aktif terlibat membantu pemerintah menyelamatkan lingkungan termasuk PT Pegadaian yang merupakan perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Kolaborasi PT Pegadaian dengan bank sampah di Tanah Air merupakan salah satu program dari BUMN terkait dengan lingkungan. Sejak 2018 PT Pegadaian telah membina 75 bank sampah.

Pada saat dibentuk puluhan bank sampah tersebut belum memiliki forum atau wadah yang membinanya. Namun, pada 2022 dibentuk Forsepsi yang hingga kini telah membina 200 bank sampah.

Dalam arahannya, Merry mengatakan salah satu upaya PT Pegadaian bersama bank sampah binaannya ialah mengedukasi masyarakat terkait dampak buruk sampah jika tidak dikelola dengan baik.

Selain mencemari lingkungan dan peningkatan emisi gas rumah kaca, sampah juga dapat menjadi ancaman langsung bagi masyarakat. Apalagi, peringatan Hari Peduli Sampah Nasional berkaitan dengan peristiwa longsornya timbunan sampah di tempat pembuangan akhir Leuwigajah pada 21 Februari 2005.

Pada peristiwa tersebut sebanyak 157 orang dilaporkan meninggal dunia akibat ledakan gas metana di tumpukan sampah tempat pembuangan akhir.

"Yang paling penting bagaimana kita mengedukasi masyarakat dulu. Masalah membuka tabungan emas dari program ini merupakan hal yang kedua," ujarnya.

Senada dengan itu, Kepala Bidang Program Pengembangan Komunikasi dan kemitraan Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup Kota Padang Fuad Syukri mengatakan keberadaan bank sampah berkontribusi besar terhadap pengurangan sampah di Kota Padang.

"Bank sampah ini mampu mengurangi sampah menuju tempat pembuangan akhir sebesar 21 persen dari total keseluhannya perhari," kata dia.