Pemanfaatan Limbah Keju Menjadi Kemasan Fungsional (Edible Film Whey)

id Limbah keju

Pemanfaatan Limbah Keju Menjadi Kemasan Fungsional (Edible Film Whey)

Film edible yang dihasilkan dari whey dengan penambahan ekstrak kelopak rosella. (ANTARA/ist)

Padang (ANTARA) -

Dalam upaya untuk mengurangi limbah dari proses pembuatan keju, penelitian terbaru menyoroti pemanfaatan whey sebagai bahan dasar pembuatan film edible dalam kemasan biodegradable.

Sebuah inovasi menarik muncul dengan penambahan antioksidan dari ekstrak kelopak rosella, memberikan nilai tambah pada properti fungsional dari film edible tersebut.

Studi ini, yang bertujuan mengevaluasi kandungan kelembaban, sifat fisik warna, aktivitas antioksidan, dan sifat sensori dari film edible yang terbuat dari whey dengan penambahan antioksidan dari ekstrak kelopak rosella (Hibiscus sabdariffa L), memberikan hasil yang menarik.

Metode desain blok acak (RBD) digunakan dengan empat perlakuan dan penambahan ekstrak rosella sebanyak 0% (A), 0.2% (B), 0.4% (C), dan 0.6% (D).

Menurut temuan penelitian, penambahan ekstrak kelopak rosella menunjukkan perbedaan signifikan (P<0.05) pada warna (kemerahan), aktivitas antioksidan, dan atribut sensori warna, tetapi tidak mempengaruhi kandungan kelembaban, aroma, dan rasa (P>0.05).

Penggunaan ekstrak rosella dapat meningkatkan sifat antioksidan (79.60%) dari film edible whey dan penerimaan konsumen terhadap atribut warna (3.84-pada skala 5) dengan konsentrasi tambahan terbaik pada 0.6%.

Kelebihan Film Edible Whey dengan Ekstrak Kelopak Rosella

Film edible yang dihasilkan dari whey dengan penambahan ekstrak kelopak rosella menawarkan sejumlah keunggulan yang patut diperhatikan. Pertama, penambahan ekstrak kelopak rosella secara signifikan meningkatkan aktivitas antioksidan pada film edible, membantu melindungi bahan makanan yang dikemas dari kerusakan yang disebabkan oleh oksidasi.

Selain itu, perubahan warna yang signifikan (kemerahan) pada film edible memberikan nilai estetika tambahan, meningkatkan daya tarik produk. Hasil penelitian juga menunjukkan penerimaan konsumen yang positif terhadap atribut warna film edible, khususnya pada konsentrasi ekstrak rosella sebanyak 0.6%.

Dengan pemanfaatan limbah whey dari industri keju dan ekstrak kelopak rosella, tidak hanya memberikan solusi untuk masalah limbah, tetapi juga menciptakan produk yang ramah lingkungan.

Penggunaan bahan-bahan alami ini dalam pembuatan film edible menjadi contoh nyata bagaimana penelitian dapat memberikan dampak positif pada lingkungan.

Penelitian Sebagai Langkah Menuju Kemasan Ramah Lingkungan

Hasil penelitian ini bukan hanya merinci potensi penggunaan whey dan ekstrak kelopak rosella dalam pembuatan film edible, tetapi juga membuka pintu untuk penelitian lebih lanjut dalam pengembangan kemasan ramah lingkungan.

Dengan adanya peningkatan aktivitas antioksidan dan penerimaan konsumen yang baik terhadap warna, penelitian ini membuktikan bahwa pemanfaatan limbah dapat menjadi langkah menuju keberlanjutan di industri kemasan.

Dengan demikian, inovasi seperti ini tidak hanya memberikan solusi praktis terhadap masalah limbah industri, tetapi juga membantu menciptakan produk-produk yang tidak hanya berfungsi dengan baik tetapi juga bertanggung jawab terhadap lingkungan.

Dengan terus mendorong penelitian semacam ini, kita dapat berharap melihat lebih banyak perkembangan menuju kemasan ramah lingkungan di masa depan.

*Penulis adalah Dosen di Departemen Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan Universitas Andalas