Anggota DRI RI-BKKBN Sumbar gelar sosialisasi stunting di Pessel

id Anggota DPR RI Komisi IX Suir Syam,Stunting pessel,Berita pessel

Anggota DRI RI-BKKBN Sumbar gelar sosialisasi stunting di Pessel

Anggota Komisi X Suir Syam (dua kana) berfoto bersama usai memberikan edukasi tentang stunting dan pencegahannya, di Kabupaten Pesisir Selatan. (Antara/HO-Dok/Pribadi) 

Pulau Punjung (ANTARA) - Anggota DPR RI Komisi IX Suir Syam bersama dengan mitra kerjanya BKKBN Sumatera Barat (Sumbar) melakukan sosialisasi, advokasi, Kordinasi, Informasi, dan edukasi)l penurunan stunting di Kecamatan Koto XI Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), Kamis 28 September 2023.

Hadir pada kesempatan itu, Kepala Perwakilan BKKBN Sumbar, Fatmawati, Kepala Dinas PMDPPKB Pessel, Zulkifli, Anggota DPRD P Aprinal Tanjung, Camat Koto XI Tarusan, Nurlaini, Walinagari, Tokoh masyarakat Gerindra, dan undangan lainnya.

"Pemerintah menargetkan diakhir 2024 angka stunting secara nasional harus dibawah 14 persen, ini adalah upaya sinergitas yang yang dilakukan DPR bersama pemerintah untuk mencapai target tersebut," kata Anggota DPR RI Suir Syam, dalam keterangan tertulis yang diterima, di Pulau Punjung, Sabtu.

Ia mengatakan stunting merupakan kondisi pada anak yang ditandai dengan kurang tingginya badan anak apabila dibanding dengan anak seusianya.

Stunting merupakan sebutan bagi gangguan pertumbuhan pada anak. Penyebab utama dari stunting adalah kurangnya asupan nutrisi selama masa pertumbuhan anak, lanjut dia.

Kemudian, sambung dia stunting dapat pula terjadi karena kurangnya perhatian asupan gizi pada sejak masih dalam kandungan hingga anak berusia 1.000 hari pertama. Maka dari itu, penting memastikan ibu mengonsumsi makanan yang bergizi selama hamil.

"Kebutuhan asupan gizi anak harus terpenuhi sejak masih dalam kandungan. Asupan yang sangat penting meliputi ASI dan makanan pendamping ASI," katanya.

Menurutnya, pencegahan atau penurunan stunting merupakan tanggungjawab semua pihak, masyarakat, pemerintah dan pihak terkait lainnya.

Menurut dia Pengobatan stunting dapat disesuaikan dengan mengetahui penyebabnya, misalnya dengan memperbaiki nutrisi, pemberian suplemen, atau menerapkan gaya hidup sehat.

Lalu, upaya lain yang biasa dilakukan dokter menangani stunting adalah, mengobati penyakit yang mendasarinya, memberikan nutrisi tambahan berupa suplemen, vitamin A, zat besi, zinc, dan yodium serta menerapkan perilaku hidup bersih dan memperbaiki sanitasi.

"berharap para peserta sosialisasi menebarkan ilmu yang didapat kepada masyarakat di lingkungan masing- masing," ujar dia.

Sementara itu, Kepala Perwakilan BKKBN Sumbar, Fatmawati menyebutkan, berdasarkan hasil survei status gizi Indonesia t2022 prevalensi stunting saat ini berada pada posisi 21,6 persen. Angka ini mengalami penurunan dari tahun sebelumnya sebesar 2,8 persen. Target yang harus dicapai pada 2024 adalah menurunkan prevalensi stunting menjadi 14 persen.

" Pemerintah sangat serius menangani masalah stunting di Indonesia. Salah satu bentuk keseriusan itu adalah dengan melakukan kegiatan hari ini. Kami berharap kegiatan ini menjadi bekal ilmu bagi para peserta sosialisasi," tambah dia.