Open Science dan Transformasi Pendidikan di Indonesia: Refleksi dari Inisiatif Indonesia 4.0

id Sains terbuka, open science, dosen unand

Open Science dan Transformasi Pendidikan di Indonesia: Refleksi dari Inisiatif Indonesia 4.0

Gerbang masuk ke Universitas Andalas, Sumatera Barat. (ANTARA/Muhammad Zulfikar).

Padang (ANTARA) - Oleh Ikhwan Arief

Indonesia, bangsa yang sedang berjuang untuk membangun masa depan yang lebih cerah dan kini tengah berada di dalam revolusi teknologi dan sosial melalui inisiatif Indonesia 4.0. Inisiatif ini bukan hanya sekadar dorongan teknologi, tapi juga sebuah refleksi dari visi inklusif yang mengedepankan inklusivitas, kesetaraan, dan kemajuan teknologi, menciptakan wacana yang melampaui batas-batas teknis dan menyentuh aspek-aspek sosial, ekonomi, dan budaya yang lebih dalam.

Inisiatif ini menjangkau semua lapisan masyarakat tanpa memandang status sosial ekonomi, gender, atau lokasi dan sejalan dengan prinsip-prinsip open science sebuah gerakan global yang bertujuan mendemokrasikan pengetahuan melalui penelitian ilmiah yang transparan, terjangkau dan kolaboratif.

Pada tingkat internasional banyak organisasi termasuk beberapa badan PBB telah mendukung prinsip-prinsip open science. UNESCO, misalnya aktif mempromosikan open science melalui berbagai inisiatif dan proyek.

Mereka bekerja untuk memfasilitasi akses terbuka ke publikasi ilmiah data penelitian dan infrastruktur pengetahuan lainnya. Rekomendasi tentang sains terbuka (open science) yang diadopsi UNESCO bertujuan untuk membantu negara-negara anggota mengembangkan lingkungan yang mendukung open science dan untuk meningkatkan kerja sama internasional dalam bidang ini.

Open science menghilangkan hambatan dan membuat temuan ilmiah tersedia untuk semua menumbuhkan pengertian dan apresiasi universal terhadap sains.

Tidak dapat diabaikan lagi bahwa dunia kita saat ini dipandu oleh teknologi, dan hal ini menggarisbawahi pentingnya inisiatif seperti open science dalam membawa manfaat teknologi kepada seluruh masyarakat.

Sinergi antara inisiatif Indonesia 4.0 dan open science mencerminkan komitmen bersama untuk menjembatani jurang dan menciptakan peluang. Dalam konteks ini, berbagai sistem peringkat universitas global termasuk Times Higher Education (THE), Scimago Institutions Ranking, QS World University Rankings dan Webometrics menjadi penting sebagai tolok ukur keberhasilan.

Evaluasi universitas berdasarkan kriteria seperti kualitas penelitian, keunggulan pengajaran, kolaborasi industri dan pandangan internasional menjadi semakin relevan dalam era globalisasi.

Open science dengan penekanannya pada kolaborasi, transparansi dan aksesibilitas sejalan dengan kriteria peringkat ini terutama dalam dampak penelitian dan keterlibatan masyarakat. Dengan mengintegrasikan prinsip-prinsip open science, universitas di Indonesia berpotensi meningkatkan kinerja dalam peringkat ini yang pada gilirannya selaras dengan tujuan lebih luas inisiatif 4.0 yaitu mendorong inklusivitas, kolaborasi, dan inovasi dalam pendidikan.

Keselarasan antara open science dan peringkat universitas global dapat dilihat sebagai jalan bagi Indonesia untuk menumbuhkan kesetaraan dan inklusi dalam sektor akademisnya. Hal ini mewakili cara inovatif untuk tidak hanya meningkatkan visibilitas dan daya saing global tetapi juga untuk beresonansi dengan mandat nasional untuk kemajuan teknologi.

Integrasi open science ke dalam jaringan akademis dapat membantu menerjemahkan fokus teknologi dari inisiatif Indonesia 4.0 menjadi manfaat sosial yang nyata, mendorong lingkungan pendidikan yang lebih inklusif dan adil.

Dengan mengeksplorasi keselarasan ini lebih lanjut, Indonesia berpotensi memanfaatkan open science untuk menempatkan institusi pendidikan tingginya secara kompetitif di panggung global, mewujudkan cita-cita inisiatif Indonesia 4.0 dan menciptakan keselarasan harmonis antara pertumbuhan teknologi, pengakuan global, dan imperatif etis inklusivitas dan kesetaraan.

Konvergensi ini menawarkan peluang menarik untuk penelitian, pengambilan kebijakan dan pengembangan strategis, membuka cakrawala baru untuk keunggulan akademik dan kemajuan masyarakat sejalan dengan visi bangsa akan masa depan yang maju secara teknologi dan inklusif.

Open science menekankan kolaborasi lintas berbagai sektor termasuk dunia akademik, pemerintah dan industri. Kolaborasi semacam itu dapat mencerminkan kriteria pendapatan industri yang disorot oleh THE, yang mempertimbangkan kemampuan universitas untuk mendapatkan pendapatan melalui kolaborasi industri.

Selain itu, hal ini sejalan dengan skor inovasi scimago yang mencerminkan kemampuan institusi untuk mengubah pengetahuan dan inovasi menjadi manfaat masyarakat. Dalam konteks Indonesia gabungan inisiatif yang melibatkan pemerintah, industri dan institusi pendidikan yang berkolaborasi dalam kerangka open science dapat mendorong inovasi dan kesetaraan.

Kesuksesan dari inisiatif open science seringkali bergantung pada adaptabilitasnya memastikan bahwa mereka sesuai dengan nilai-nilai lokal sambil memenuhi standar global. Untuk Indonesia, penyesuaian ini dapat mencerminkan positif dalam skor pandangan internasional yang ditingkatkan dalam Times Higher Education dan QS World University Rankings yang keduanya mempertimbangkan faktor-faktor seperti staf internasional, mahasiswa, dan kolaborasi.

Dengan menyelaraskan open science dengan nilai-nilai lokal Indonesia dapat menciptakan kerangka yang tidak hanya memenuhi harapan internasional tetapi juga mendukung tujuan lebih luas Indonesia 4.0.

Open science menekankan inklusivitas, yang mencakup kesetaraan gender. Dengan sejalan dengan praktik global, Indonesia dapat mendorong lingkungan dimana semua gender memiliki peluang yang sama terutama dalam bidang Science, Technology, Engineering, and Mathematics (STEM).

Banyak sistem peringkat universitas yang mengutamakan kesetaraan gender, mengenalinya sebagai aspek penting dari pendidikan modern. Dengan merangkul prinsip-prinsip open science, institusi pendidikan Indonesia dapat meningkatkan posisinya dalam peringkat ini, mencerminkan komitmen terhadap kesetaraan gender sejalan dengan standar internasional.

Inklusivitas dalam open science juga berarti memberi prioritas pada inklusi minoritas. Memastikan bahwa kelompok minoritas memiliki akses ke pendidikan dan peluang penelitian dapat mengarah pada komunitas akademis yang lebih beragam dan representatif.

Scimago Institutions Ranking adalah salah satu sistem yang mengevaluasi dampak masyarakat universitas, dan memberi prioritas pada inklusi minoritas dapat meningkatkan kinerja Indonesia dalam area ini. Dengan menumbuhkan lingkungan akademis yang inklusif, Indonesia tidak hanya dapat meningkatkan peringkat globalnya tetapi juga berkontribusi pada masyarakat yang lebih adil dan setara.

Penekanan pada aksesibilitas adalah aspek penting lainnya dari open science. Menjadikan temuan penelitian dan sumber daya pendidikan dapat diakses oleh semua orang sejalan dengan kriteria webometrics untuk kehadiran dan visibilitas.

Aksesibilitas memastikan bahwa pengetahuan dan inovasi tidak terbatas pada kelompok yang beruntung, tetapi tersedia untuk siapa saja yang tertarik. Hal ini dapat mengarah pada pengakuan global yang lebih besar untuk institusi pendidikan Indonesia. Dengan fokus pada aksesibilitas, Indonesia dapat memperkuat komitmennya terhadap open science, memperluas pengaruhnya, dan mempromosikan institusi pendidikan tingginya di panggung internasional.

Konvergensi open science dengan nilai-nilai kesetaraan gender, inklusi minoritas, dan aksesibilitas menawarkan peta jalan yang menarik untuk Indonesia. Hal ini sejalan dengan standar global dan berpotensi meningkatkan posisi negara dalam berbagai peringkat internasional.

Lebih penting lagi, ini mewakili komitmen terhadap lanskap pendidikan yang lebih inklusif, adil, dan global, sejalan dengan tujuan Indonesia yang lebih luas dalam pembangunan dan kemajuan masyarakat.

Pandangan mendalam tentang keselarasan antara open science dan peringkat global mengungkapkan potensi bagi Indonesia.

Pertama, open science berpotensi meningkatkan visibilitas global institusi pendidikan Indonesia. Dengan merangkul prinsip yang meningkatkan aksesibilitas, kolaborasi, dan inovasi, universitas dapat menjangkau khalayak yang lebih luas, menyebarluaskan pengetahuan di luar lingkaran akademis tradisional.

Kedua, penekanan pada inklusivitas ada di jantung open science dan sejalan dengan banyak kriteria peringkat. Dengan memastikan bahwa semua segmen masyarakat memiliki akses ke pendidikan dan peluang penelitian, Indonesia dapat menumbuhkan lingkungan akademis yang lebih inklusif.

Terakhir, inovasi terbuka adalah pilar dari kerangka open science. Dengan mempromosikan kolaborasi antara akademia dan industri, dan mendorong pertukaran ide yang bebas, universitas dapat menjadi pusat inovasi.

Hubungan antara open science dan peringkat universitas global adalah hal yang kompleks, dan Indonesia berdiri untuk mendapatkan manfaat dari eksplorasi keselarasan ini. Dengan meningkatkan visibilitas global, mendorong inklusivitas, dan menkatalisasi inovasi, negara dapat menyelaraskan institusi pendidikannya dengan standar dan nilai internasional.

Dalam melakukannya, Indonesia tidak hanya meningkatkan peringkatnya dalam berbagai peringkat tetapi juga berkontribusi pada gerakan global menuju praktik akademis yang lebih transparan, inklusif, dan inovatif. Keselarasan ini menawarkan jalan strategis ke depan, mencerminkan komitmen Indonesia terhadap keunggulan, inklusivitas, dan kemajuan masyarakat dalam konteks komunitas akademis global.

Penulis adalah ambassador Directory of Open Access Journals (DOAJ) untuk Indonesia dan voluntary editor. Selain itu, penulis juga pengajar di Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat.