Padang (ANTARA) - Peraih gelar doktor dari Universitas Pertahanan Hasto Kristiyanto mengaku kagum dengan Provinsi Sumatera Barat karena melahirkan banyak cendekiawan maupun pahlawan nasional yang berpengaruh pada perjalanan bangsa.
"Suatu kehormatan bagi saya bisa berada di Universitas Andalas (Unand), bumi cendekiawan dan bumi yang kami sebut mampu melahirkan pencerahan bagi arah masa depan bangsa dan negara," kata Hasto saat menyampaikan kuliah umum "Tantangan Geopolitik Mewujudkan Indonesia Emas 2045" di Unand, Padang, Sumbar, Rabu.
Apabila melihat jumlah penduduk Sumbar dan membandingkannya dengan tokoh, cendekiawan serta deretan nama-nama pahlawan nasional yang lahir dari Ranah Minang, katanya, maka provinsi tersebut meraih rekor terbanyak dari daerah lainnya.
Dalam paparan kuliah umumnya, akademisi dan alumnus Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta itu mengatakan setiap individu terlebih dahulu harus memahami seluruh konstelasi termasuk peta untuk mempelajari geopolitik sebagai ilmu kepemimpinan Indonesia.
Sebab, menurut Hasto, cukup banyak anak bangsa yang belajar ke belahan dunia bagian barat namun ketika kembali ke Tanah Air lupa bahwa Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar atau disebut juga dengan negara maritim.
"Masa depan dan kemakmuran kita ada di lautan," imbuhnya.
Bahkan, lanjutnya, jauh sebelum kondisi saat ini, sang proklamator yakni Soekarno dan Mohammad Hatta telah berpikir untuk menjadikan Indonesia sebagai bangsa kuat dan menguasai Samudra Hindia sebagai pintu gerbang ke arah pasifik.
Terkait posisi Sumbar yang berada dalam zona bencana alam, seperti ancaman gempa bumi dan tsunami, Hasto mengatakan hal itu sebenarnya bisa diantisipasi melalui ilmu pengetahuan dan teknologi.
Misalnya, perguruan tinggi seperti Universitas Andalas dapat mengirimkan dosen untuk belajar ke Jepang guna mempelajari cara negeri sakura tersebut memitigasi bencana alam.
"Saya sampaikan kepada rektor (Unand) bahwa gempa ini tidak hanya soal mitigasi, tapi ada politik tata ruang, politik bangunan, dan sebagainya," kata dia.
Sementara itu, Rektor Unand Yuliandri berharap perguruan tinggi tersebut menjadi sentral penelitian pengembangan wawasan kebangsaan, khususnya dalam mengembangkan berbagai konsep mewujudkan Indonesia Emas.
"Sebab, tantangan kita hari ini adalah bagaimana mewujudkan wawasan kebangsaan, dan hal itu mesti dimulai dari perguruan tinggi," kata Yuliandri.
Berita Terkait
Prabowo ajak buruh berjuang bersama wujudkan Indonesia Emas
Rabu, 1 Mei 2024 14:28 Wib
Gregoria raih kemenangan pertama Indonesia atas Jepang di fase grup
Rabu, 1 Mei 2024 11:25 Wib
PEVS 2024 resmi dibuka, PLN tampilkan kesiapan ekosistem EV di Indonesia
Rabu, 1 Mei 2024 11:17 Wib
Tujuh bandara ditutup sementara akibat erupsi Gunung Ruang
Rabu, 1 Mei 2024 7:30 Wib
Indonesia-Arab Saudi perluas kerja sama bidang penerbangan
Selasa, 30 April 2024 18:57 Wib
Para pesohor mengecam keputusan wasit saat Indonesia lawan Uzbekistan
Selasa, 30 April 2024 12:54 Wib
Timnas hoki es U18 didiskualifikasi, KONI: Kenapa di saat semifinal
Selasa, 30 April 2024 12:49 Wib
Erick Thohir: Perjuangan Garuda Muda belum berakhir
Selasa, 30 April 2024 12:49 Wib