Jakarta (ANTARA) - Deputi Komisioner Bidang Pengerahan Dana BP Tapera Eko Ariantoro berpendapat bahwa tingkat inklusi keuangan yang rendah menjadi hambatan bagi milenial untuk memiliki rumah.
Dia mengatakan tingkat literasi keuangan milenial mencapai 53,19 persen, lebih tinggi dari tingkat literasi keuangan nasional yang berada di level 49,68 persen. Hal itu menunjukkan secara nasional kelompok milenial lebih paham mengenai keuangan.
“Akan tetapi, inklusi keuangannya masih jauh tertinggal,” kata Eko, Rabu.
Eko mengatakan jumlah milenial yang memiliki rekening di perbankan baru sekitar 60 persen, sementara 40 persen lainnya tidak memiliki rekening tabungan di bank.
Artinya, masih banyak milenial yang unbankable sehingga tidak memiliki akses untuk membeli rumah.
Di sisi lain, Eko melihat kelompok milenial memiliki kecenderungan tidak memiliki dana darurat dan lebih banyak berperilaku konsumtif. Perilaku tersebut yang membuat tidak banyak kaum milenial yang memikirkan untuk memiliki rumah sejak dini.
Padahal, selain menjadi tempat tinggal, rumah juga bisa menjadi aset untuk investasi yang bernilai ekonomi tinggi dan bermanfaat. Misalnya, rumah bisa menjadi agunan ketika ingin mengajukan pinjaman melalui bank. Rumah juga bisa dimanfaatkan untuk disewakan atau dikontrakkan agar dapat menjadi sumber penghasilan tambahan.
Oleh karena itu, kelompok milenial perlu didorong untuk memiliki pengelolaan keuangan yang baik. Dukungan edukasi dan literasi mengenai pentingnya memiliki hunian juga perlu dilakukan oleh pelaku industri keuangan.
Dalam konteks itu, Eko sebagai perwakilan dari BP Tapera memberikan sejumlah rekomendasi yang bisa diterapkan oleh milenial agar bisa memiliki hunian, di antaranya menabung sebelum dibelanjakan, bijak dalam berutang, memprioritaskan antara kebutuhan dan keinginan, serta mempersiapkan dana darurat.
“Memiliki rumah bagi milenial itu tidak mudah dan perlu diperjuangkan,” ujar Eko.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BP Tapera: Inklusi keuangan rendah jadi hambatan milenial punya rumah
Berita Terkait
Bupati Agam apresiasi perjuangan Menteri Pertanian tambah kuota pupuk subsidi
Jumat, 5 April 2024 15:30 Wib
Subsidi listrik ke PLN Rp75,83 triliun, wujud negara hadir sediakan akses listrik terjangkau
Jumat, 15 Maret 2024 16:46 Wib
Pasaman Barat peroleh kuota pupuk bersubsidi tanaman pangan 20.156 ton
Rabu, 6 Maret 2024 18:43 Wib
Agam dapat kuota pupuk subsidi 13.478 ton pada 2024
Jumat, 16 Februari 2024 15:27 Wib
Pemkab Agam keluarkan surat rekomendasi bagi UKM beli BBM subsidi
Senin, 29 Januari 2024 17:59 Wib
KPR/KPRS program subsidi FLPP di Bank Nagari untuk Wujudkan rumah impian anda
Senin, 22 Januari 2024 15:33 Wib
Wujudkan rumah impian dengan KPR/KPRS program subsidi FLPP di Bank Nagari
Minggu, 21 Januari 2024 17:36 Wib
Polres Pasaman Barat tangkap pelaku penyelewengan BBM subsidi
Sabtu, 6 Januari 2024 16:08 Wib