Pemkab Pasaman Barat imbau petani sawit remajakan tanaman berumur 25 tahun ke atas

id Pemkab Pasaman Barat,kelapa sawit di Pasaman Barat

Pemkab Pasaman Barat imbau petani sawit remajakan tanaman berumur 25 tahun ke atas

Tanaman kelapa sawit di Pasaman Barat yang berumur 25 tahun ke atas disarankan untuk diremajakan kareba tidak produktif. (Antara/Altas Maulana).

Simpang Empat (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat mengimbau petani kelapa sawit setempat untuk melakukan peremajaan atau replanting jika umur tanamannya sudah lebih dari 25 tahun karena karena sudah tidak produktif lagi.

"Umumnya tanaman kelapa sawit yang berumur 25 tahun ke atas produksinya di bawah satu ton per hektare atau di bawah 10 ton per hektare per tahunnya," kata Kepala Bidang Perkebunan Dinas Perkebunan Pasaman Barat Afrizal di Simpang Empat, Sabtu.

Untuk itu, katanya, melalui program replanting dari dana Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) untuk perkebunan kelapa sawit yang tidak produktif petani bisa mengajukan permintaan dengan berkelompok.

Menurutnya program peremajaan itu diberikan kepada lahan kelapa sawit yang tergabung ke kelompok yang berbadan hukum.

Dana peremajaan itu sebesar Rp30 juta per hektare minimal luas lahan 50 hektare. Pengerjaan replanting itu ditanggung semuanya mulai dari penumbangan, bibit, pengembangan sampai pemeliharaan.

Semuanya dikerjakan oleh kelompok dan bisa bekerja sama dengan perusahaan kelapa sawit.

"Satu keluarga hanya bisa memperoleh maksimal empat hektare melalui kelompok,” katanya.

Masyarakat bisa mengajukan melalui kelompok. Seperti melampirkan surat keterangan kepemilikan lahan yang sah atau sertifikat hak milik, KTP, KK.

Terpenting itu adalah lahan tidak dalam sengketa atau bermasalah.

"Kalau tahun ini kita menargetkan sekitar 1.000 hektare lahan sawit berhasil diremajakan. Pada 2022 lalu hanya 130 hektare realisasinya," ujarnya.

Saat replanting, katanya, petani juga bisa menanam tanaman lain seperti jagung sebelum tanaman sawit besar. Artinya masih ada pendapatan lainnya yang bisa diolah di tanah itu," ujarnya. ***1***