Lubukbasung (ANTARA) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat menyatakan bahwa satwa harimau yang sempat muncul di Tabuah-tabuah, Jorong Palupuh, Nagari Pasia Laweh, Kecamatan Palupuh, Kabupaten Agam, sudah tidak terpantau lagi berada di sekitar pemukiman dan lahan budi daya warga setempat setelah satu bulan melakukan penanganan interaksi negatif antara manusia dengan satwa di daerah itu.
"Satwa tidak terlihat lagi di pemukiman warga, lahan budidaya masyarakat dan lainnya. Berdasarkan hasil kesepakatan bersama masyarakat dan pemerintah nagari setempat penanganan telah dihentikan," kata Kepala BKSDA Sumbar, Ardi Andono di Lubukbasung, Selasa.
Ia mengatakan, BKSDA Sumbar menerima laporan interaksi negatif antara manusia dengan satwa itu pada 6 Desember 2022. Mendapat informasi tersebut, BKSDA Sumbar langsung menurunkan tim untuk melakukan penanganan berupa penghalauan, berujung pada evakuasi dengan pemasangan kandang jebak.
Dalam penangananya, BKSDA Sumbar bersama Yayasan Sintas Indonesia, Pemerintah Nagari Pasia Laweh, Tim Patroli Anak Nagari (Pagari) Baringin, Pagari Salareh Aia dan masyarakat telah melakukan berbagai upaya sampai dengan penelusuran keberadaan satwa itu sendiri.
Namun lebih dari delapan hari kandang jebak dipasang, satwa tidak terpantau di sekitar lokasi pemukiman, lahan budidaya masyarakat setempat dan lainnya.
"Bahkan dari pemantauan sebelumnya dengan drone thermal milik Yayasan Sintas Indonesia dan empat unit kamera trap yang dipasang, satwa tidak terlihat lagi," katanya.
Sementara Kepala Resor Konservasi Sumber Daya Alam Maninjau, Ade Putra menambahkan empat unit kamera trap dipasang dibeberapa titik dan penelusuran di sekitar kawasan budidaya masyarakat, tidak mendapatkan gambaran visual tanda keberadaan satwa itu.
Dengan kondisi itu, kandang jebak yang sempat dipasang untuk evakuasi satwa dibongkar dan penanganan dihentikan.
Namun ia mengimbau masyarakat untuk berhati-hati saat pergi ke kebun dengan cara tidak sendirian saat melakukan aktivitas di kebun, menghidupkan api-apian dan lainnya.
"Ini harus dilakukan, sehingga terhindar dari interaksi negatif dengan satwa," katanya.
Wali Jorong Palupuh, Beni Saputra mengucapkan terimakasih kepala BKSDA Sumbar bersama Yayasan Sintas Indonesia yang telah melakukan penanganan interaksi negatif ini selama satu bulan.
"Mudah-mudahan satwa tidak kembali lagi ke pemukiman warga setelah dilakukan penanganan ini," katanya.
Kedepan, ia berharap hubungan dengan BKSDA tetap lanjut dan apabila ada laporan harimau masuk pemukiman, Tim BKSDA Sumbar bisa melakukan penanganan di sini.
Wali Nagari Pasia Laweh juga telah mengusulkan pembentukan Tim Patroli Anak Nagari (Pagari) kepada BKSDA Sumbar.
Berita Terkait
Pemkab Tanah Datar terima bantuan 14 ribu liter Dexlite dari Pertamina
Minggu, 19 Mei 2024 20:25 Wib
Dinkes lakukan monitoring dan evaluasi PTM bersama UPTD se-Kota Solok
Minggu, 19 Mei 2024 20:15 Wib
BNPB kembali sebar tiga ton NaCl untuk modifikasi cuaca di Sumbar
Minggu, 19 Mei 2024 17:02 Wib
DLH Kota Solok siapkan dua lokasi ikuti program kampung iklim
Minggu, 19 Mei 2024 17:01 Wib
Malapeh Ikan Larangan, Bupati Sabar AS minta kearifan lokal dilestarikan
Minggu, 19 Mei 2024 16:55 Wib
Polres Agam tangkap warga Padang Pariaman usai mencuri telpon genggam
Minggu, 19 Mei 2024 14:43 Wib
Wilmar salurkan bantuan bagi masyarakat terdampak banjir di Sumbar
Minggu, 19 Mei 2024 14:08 Wib
Muhammadiyah Dharmasraya bantu korban banjir bandang di Tanah Datar
Minggu, 19 Mei 2024 14:05 Wib