Bukittinggi (ANTARA) - Komandan Kodim (Dandim) 0304 Agam, Sumatera Barat menindak salah seorang anggotanya yang diduga melakukan intimidasi dan memaki wartawan yang sedang bertugas di Bukittinggi.
Dandim Letkol Czi Renggo Yudi A menegaskan oknum intel prajurit Agam dengan inisial VJ telah dipanggil dan diperiksa serta terancam sanksi.
"Benar, ada pemeriksaan kepada salah seorang anggota yang bermasalah dengan wartawan, kami cek dan mintai keterangan terkait hal tersebut, kita sudah komunikasi juga dengan Ketua PWI Bukittinggi segera ditindaklanjuti," kata Renggo Yudi di Bukittinggi, Senin.
Ia mengatakan VJ akan berhadapan dengan hukum disiplin militer untuk mempertanggungjawabkan perbuatannnya jika terbukti bersalah.
"Iya, kita tindaklanjuti sesuai Hukum Disiplin Militer dan kita lakukan pemeriksaan serta kita buat Surat Telegram (STR) ke seluruh jajaran Kodim agar tidak terjadi hal tersebut kembali," kata dia.
VJ diduga melanggar disiplin dan Undang-undang Pers saat nekat menghalangi kerja jurnalis yang sedang meliput di lapangan pada Minggu (09/10) saat peristiwa anak tersiram minyak panas.
Wahyu Sikumbang, jurnalis yang menjadi korban dugaan intimidasi oleh oknum tersebut mengatakan saat di dalam ruang IGD RS, jurnalis MNC media grup tersebut mendapat upaya penghalanggan mengambil gambar korban dengan cara pelaku mengibas tangannya ke kamera.
Tak ingin ribut dan mengganggu pasien dan petugas medis, Wahyu keluar IGD melanjutkan mencatat data kejadian.
Saat itu VJ, mengikuti keluar dan menghampiri Wahyu hingga terjadi adu argumen.
"Saya sedang mengetik di ponsel saya, lalu ia datang dari samping kiri sambil melarang memberitakan insiden yang menimpa anak itu," kata Wahyu.
Wartawan yang dikenal dekat dengan aparat TNI dan Polri ini mengaku heran, dan menanyakan alasan dilarang.
"Kenapa bang? Saya kan tidak menulis atau menyangkut-pautkan insiden ini dengan Kodim, TNI atau Lapangan Wirabraja, hanya menulis tempat kejadian di lapangan kantin," ungkap Wahyu.
Menurut Wahyu, dia dan rekan-rekan media umumnya sengaja menulis lapangan Wirabraja sebagai lapangan kantin, selain karena penyebutan itu lebih dikenal masyarakat juga untuk menjaga hubungan baik dengan mitra Kodim jika insiden atau kasus sensitif terjadi disana.
"Namun, oknum tetap bersikukuh sambil mengatakan "Jangan diberitakan, ini kami selesaikan, biar kami lapor dulu ke Pasi, katanya," kata Wahyu menceritakan.
"Silahkan bang, itu bukan urusan saya, karena saya tidak menulis Kodim, jadi saya tidak perlu konfirmasi ke Pasi Intel atau Dandim, itu urusan bang, silahkan, jangan sedikit-sedikit dilarang," jawab Wahyu yang ternyata tidak diterima oleh VJ hingga oknum tersebut lepas kontrol.
"Dia memaki saya di depan orang ramai, ia bercarut (memaki paling kasar di Sumatera Barat), ampek lah katanya, itu banyak saksi yang mendengar, ada pihak keamanan rumah sakit juga," jelas Wahyu.
Wahyu mencoba mengingatkan mitra di lapangannya itu, tapi kembali tak digubris bahkan bersikap menantang,
"Ya, saya percarutkan kamu, mau apa kamu, kata dia, Okelah kata saya tak mau terpancing," ujarnya.
Lalu wartawan ini pun pergi dari RS melanjutkan liputan ke lapangan kantin, hingga bertemu dengan teman lain yang meliput di tempat kejadian.
Mengetahui teman seprofesinya diintimidasi dan dimaki, sejumlah wartawan menanggapi pelecehan profesi ini dengan berkoordinasi.
"Ini sudah kelewatan, selama ini wartawan diam disangka takut, saya setuju kita lanjutkan masalah ini," kata Yursil, wartawan Haluan.
"Mari kita temui Dandim, biar Dandim yang panggil oknum tersebut di hadapan wartawan dan dandim harus mengambil sikap agar tidak ada lagi personil yg melanggar kebebasan hak pers, sebagai efek jera, memang harus diberitakan secara jor-joran," kata Akhmad Ikhsan, reporter RRI Bukittinggi menambahkan.
Sementara, jurnalis lain menyebut ulah serupa tak hanya kali ini terjadi, beberapa waktu lalu, oknum yang sama juga mengintimidasi beberapa wartawan yang mengangkat berita tentang dugaan adanya aktivitas judi di pasar malam lapangan kantin.
"Dulu Rudi wartawan Jayantara juga dibentak-bentak, diancam,mereka menganggap kita ini tidak punya harga diri," sebut Linda, jurnalis Indonesia satu.
Ketua PWI Bukittinggi, Anasrul telah menghubungi Pasi Intel Kodim 0304/ Agam untuk berjanji bertemu dengan Dandim membicarakan terkait ulah oknum prajurit tersebut.
"Kita temui Pasi Intel dulu baru kita ke Dandim, kita lihat hasilnya nanti, intinya yang bersangkutan minta maaf ke wartawan dan pencerahan bagi yang bersangkutan dan prajurit lain agar tidak menghalangi tugas jurnalistik," kata Anasrul.
Berita Terkait
Kodim 0304 Agam gelar Upacara Ziarah Peringatan HUT Ke-79 TNI
Jumat, 4 Oktober 2024 19:40 Wib
Kodim 0304 Agam gelar donor darah terbesar di Bukittinggi sambut HUT Ke-79 TNI
Kamis, 3 Oktober 2024 11:55 Wib
Kunjungi Kodim 0304 Agam, Danrem 032 Wirabraja tegaskan prajurit tidak terlibat judi online
Rabu, 17 Juli 2024 18:16 Wib
TNI Polri ungkap pengendalian ganja 100 Kg dari Lapas Bukittinggi
Selasa, 22 Agustus 2023 18:42 Wib
TNI-Polri di Bukittinggi dan Agam tegaskan komitmen bersiaga antisipasi bencana
Rabu, 15 Februari 2023 13:56 Wib
Kodim 0304 Agam sukseskan program Babinsa Masuk Dapur
Senin, 21 November 2022 18:57 Wib
Prajurit TNI Bukittinggi diperiksa tes urine antisipasi peredaran narkoba
Selasa, 25 Oktober 2022 18:52 Wib
Cekcok wartawan dan TNI, Komandan Kodim Agam sampaikan permintaan maaf
Selasa, 11 Oktober 2022 15:45 Wib