Ketua PSSI Sumbar : Musibah di Kanjuruhan Malang jadi pembelajaran bagi sepakbola Sumbar

id PSSI Sumbar,Padang,Sumbar

Ketua PSSI Sumbar : Musibah di Kanjuruhan Malang jadi pembelajaran bagi sepakbola Sumbar

Ketua Asprov PSSI Sumatera Barat Indra Dt Rajo Lelo (ANTARA/HO Dokumen Pribadi)

Padang (ANTARA) - Ketua Asosiasi Provinsi (Asprov) Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) Sumatera Barat Indra Dt Rajo Lelo mengatakan musibah yang terjadi di Stadion Kanjuruhan Malang yang mengakibatkan 127 orang meninggal dunia harus menjadi pembelajaran bagi sepakbola Sumbar.

"Atas nama PSSI Sumbar kita ikut berduka atas musibah terjadi di Malang, ini duka kita bersama dan tentu kita tidak ingin hal ini terjadi," kata dia di Padang, Minggu.

Ia mengatakan kejadian ini harus menjadi bahan evaluasi bersama sehingga ada hal yang dapat dilakukan agar kejadian serupa tak terulang kembali.

"Hal ini tentunya tidak harus terjadi dan tidak ada yang menginginkannya. Ini jadi bahan evaluasi bersama bagi kita di Sumbar," kata dia.

Apalagi Asprov PSSI Sumatera Barat akan menggulirkan Liga 3 tingkat Sumatera Barat yang akan dimulai pada 10 Oktober mendatang.

"Sejauh ini persiapan sudah dilakukan agar pelaksanaan kompetisi ini dapat berjalan dengan lancar dan menghasilkan tim terbaik yang akan mewakili Sumbar ke Liga 3 Nasional," kata dia.

Sebelumnya Ketua Harian Suporter Semen Padang FC, Suporter Padang dan Anak Rantau Cinta Kabau Sirah (Spartack) Vembi Fernando sangat menyesalkan tragedi kemanusiaan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan Malang yang menyebabkan 120 orang meninggal dunia usai pertandingan Arema Malang menghadapi Persebaya.

“Saya sangat menyesali terjadinya tragedi kemanusiaan di dunia sepakbola nasional ini. Tapi sekali lagi, sepakbola hanyalah hiburan, tidak ada nyawa seharga sepakbola,” kata dia.

Dirinya berharap ini menjadi tragedi terakhir dan diri nya mewakili Spartack mengucapkan duka sedalam-dalamnya atas kejadian yang menimpa rekan-rekan di Malang.

Bagi dirinya Stadion Kanjuruhan Malang bukanlah stadion yang asing karena pada 2006-2011 selalu menyempatkan diri untuk datang ke stadion ini entah untuk menikmati pertandingan Arema ataupun ketika Semen Padang FC datang bertandang.

Ia melihat banyaknya korban nyawa disinyalir karena prosedur penghalauan massa dari pihak keamanan dituding memicu jatuhnya korban jiwa.

"Berdasarkan aturan FIFA, pihak keamanan tidak boleh membawa senjata ataupun gas air mata ketika melakukan pengamanan pertandingan," kata dia.