Solok (ANTARA) - Puluhan Sasaran silek tradisi yang berasal dari kota dan Kabupaten Solok juga ditampilkan dan turut memeriahkan rangkaian acara Rang Solok Baralek Gadang yang digelar Pemkot Solok selama empat hari berturut-turut.
Tuo Silek Nagari Solok Daswir Petra Datuak Manjunjuang Alam di Solok, Minggu mengatakan ada sebanyak 58 sasaran silek tradisi yang ditampilkan dan silahturrahmi dalam ajang Rang Solok Baralek Gadang tersebut.
“Penampilan silek kali ini mengundang sasaran-sasaran silek kota dan Kabupaten Solok. Di kota ada sekitar 22 sasaran dan dari Kabupaten Solok ada 36 sasaran jadi totalnya ada 58 sasaran," kata dia.
Ia menyebutkan peserta silek tersebut berasal dari berbagai tempat diantaranya dari Danau Kembar, X Koto Diateh, Sungai Lasi, Gunung Talang, Bukik Sundi Lembang Jaya, dan lain sebagainya.
"Sebetulnya masih banyak sasaran silek yang tidak hadir karena keterbatasan waktu dan tempat. Sehingga memang dibatasi jumlahnya," kata dia.
Ia mengatakan banyak sasaran silek yang ingin hadir turut memeriahkan rangkaian acara Rang Solok Baralek Gadang, bahkan ada lebih dari 100 sasaran. Tetapi keterbatasan waktu dan tempat hanya 58 sasaran saja yang hadir.
Selain itu, Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) Sumbar mengapresiasi upaya pemerintah Kota (Pemkot) Solok dalam melestarikan silek tradisi di daerah yang dikenal sebagai Kota Beras Serambi Madinah itu.
“Kami sangat mengapresiasi upaya pemerintah Kota Solok dalam melestarikan silek tradisi. Salah satunya telah memasukkan dalam rangkaian acara Rang Solok Baralek Gadang,” kata Ketua LKAAM Sumbar Fauzi Bahar Dt Nan Sati.
Hal itu disampaikan Fauzi Bahar saat menyampaikan sambutan dalam menghadiri festival silek tradisi yang digalar dalam rangka memeriahkan Rang Solok Baralek Gadang.
Lebih lanjut, Fauzi mengatakan bahwa silek tradisi ke depannya harus dilesatarikan dan dikenalkan kepada generasi muda agar tidak hilang begitu saja.
"74 aliran silek di Minangkabau yang mesti diwariskan ke anak cucu kita. Bahkan jika melihat sejarah dulunya yang membela kemerdakaan adalah para pendeka silek. Sebelum adanya dikenal partai-partai politik," kata dia.
Dia mengharapkan agar ke depannya akan ada generasi penerus budaya silek. Sehingga silek akan selalu ada seiring perkembangan zaman.
"Kami mencemaskan ke depan guru mati kitab tapanggang, artinya tidak ada lagi yang mengajarkan silek ke generasi muda dan media untuk belajar pun tidak ada. Kalau tidak di kembangkan siapa yang akan mengembangkan," ucap dia.
Berita Terkait
DPKUKM Kota Solok sosialisasikan digitalisasi pengemasan produk
Kamis, 9 Mei 2024 19:09 Wib
Bawaslu Solok evaluasi kinerja Panwascam persiapkan Pilkada 2024
Kamis, 9 Mei 2024 8:07 Wib
Kemenag Kota Solok beri dukungan pelaksanaan akreditasi Paud/SM 2024
Rabu, 8 Mei 2024 20:19 Wib
Dinkes Solok evaluasi program intervensi spesifik tangani stunting
Rabu, 8 Mei 2024 17:36 Wib
DLH Solok sarankan ASN bawa tumbler kurangi penggunaan sampah plastik
Rabu, 8 Mei 2024 17:08 Wib
Solok Selatan terima opini WTP delapan kali dari BPK
Rabu, 8 Mei 2024 17:06 Wib
Wali Kota Solok ajak pemuda bersatu dan bersinergi membangun kota
Rabu, 8 Mei 2024 16:16 Wib
Bebaskan Jalan Padang-Solok dari Longsoran, Semen Padang Turunkan TRC
Rabu, 8 Mei 2024 5:10 Wib