Wall Street tersandung saham teknologi

id Wall Street,indeks Dow,indeks S&P 500,indeks Nasdaq,saham teknologi,Fed agresif

Wall Street tersandung saham teknologi

Ilustrasi - Sejumlah pialang terlibat diskusi di lantai Bursa Efek New York, Wall Street, Amerika Serikat. ANTARA/REUTERS/Brendan/aa.

New York (ANTARA) - Harga saham di bursa Wall Street jatuh pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), terseret oleh pelemahan di saham teknologi dan pertumbuhan, setelah komentar Gubernur Federal Reserve Lael Brainard tentang potensi tindakan agresif oleh bank sentral untuk mengendalikan inflasi yang menakuti investor.

Indeks Dow Jones Industrial Average kehilangan 280,70 poin atau 0,80 persen, menjadi menetap di 34.641,18 poin. Indeks S&P 500 turun 57,52 poin atau 1,26 persen, menjadi berakhir di 4.525,12 poin. Indeks Komposit Nasdaq anjlok 328,38 poin atau 2,26 persen, menjadi ditutup di 14.204,17 poin.

Tujuh dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona merah, dengan sektor konsumen non-primer dan teknologi masing-masing tergelincir 2,35 persen dan 2,19 persen, memimpin penurunan. Sementara itu, sektor utilitas menguat 0,67 persen, merupakan kelompok dengan kinerja terbaik.

Nasdaq yang berbasis teknologi membukukan penurunan persentase harian terbesar dalam waktu sekitar sebulan, karena penurunan saham kelas berat seperti Apple Inc dan Amazon.com Inc.

Pada konferensi pada Selasa (5/4/2022), Brainard mengatakan dia mengharapkan kenaikan suku bunga metodis dan pengurangan cepat ke neraca Fed untuk membawa kebijakan moneter AS ke "posisi yang lebih netral" akhir tahun ini, dengan pengetatan lebih lanjut untuk mengikuti sesuai kebutuhan.

Komentar Brainard "menunjukkan titik bahwa Fed siap untuk menjadi lebih agresif," kata Kristina Hooper, kepala strategi pasar global di Invesco.

"Itu tentu memiliki efek negatif pada ekuitas karena kekhawatiran bahwa ini meningkatkan kemungkinan resesi. Akan semakin sulit bagi The Fed untuk merekayasa soft landing semakin ia agresif," kata Hooper.

Imbal hasil obligasi pemerintah AS naik ke tertinggi multi-tahun dengan imbal hasil lepas landas setelah komentar Brainard.

Prospek Fed yang lebih hawkish menyebabkan awal tahun yang sulit untuk ekuitas dan khususnya untuk saham teknologi dan pertumbuhan yang valuasinya lebih ditekan oleh imbal hasil obligasi yang lebih tinggi. Saham telah rebound dalam beberapa pekan terakhir, dengan S&P 500 sekarang turun sekitar 5,0 persen sepanjang tahun ini.

Fokus pada The Fed akan berlanjut pada Rabu, ketika bank sentral merilis risalah pertemuan Maret.

"Untuk sisa minggu ini, pasar akan didorong oleh suku bunga dan akan didorong oleh komentar Fed tentang suku bunga," kata Peter Tuz, presiden Chase Investment Counsel di Charlottesville, Virginia.

Investor juga tetap fokus pada krisis Ukraina, yang telah menyebabkan kenaikan harga-harga komoditas yang dapat memperburuk gambaran inflasi yang sudah mengkhawatirkan.

Dalam berita ekonomi, data menunjukkan aktivitas industri jasa AS meningkat pada Maret, didorong oleh mundurnya pembatasan pandemi, tetapi bisnis terus menghadapi biaya yang lebih tinggi karena ketegangan pasokan berlanjut.

Dalam berita perusahaan, saham Twitter Inc naik 2,0 persen, menambah lonjakan hari sebelumnya, karena perusahaan media sosial itu mengatakan akan menawarkan CEO Tesla dan pengusaha Elon Musk kursi di dewan direktur.

Saham Carnival Corp terangkat 2,4 persen setelah operator pelayaran itu melaporkan minggu pemesanan tertinggi dalam sejarahnya.

Saham Spirit Airlines melonjak 22,5 persen setelah laporan bahwa JetBlue Airways telah mengajukan penawaran untuk membeli Spirit.

Sekitar 11,4 miliar saham berpindah tangan di bursa AS, dibandingkan dengan rata-rata harian sekitar 13 miliar selama 20 sesi terakhir.