Padang (ANTARA) - Fakultas Teknik Universitas Andalas (Unand) Padang, Sumatera Barat, memberikan sentuhan teknologi dalam pembuatan songket Minang sebagai bentuk program pengabdian kepada masyarakat yang merupakan pengejawantahan salah satu Tri Dharma perguruan tinggi.
"Selama ini dalam pembuatan songket proses pengolahan benang sutra sebelum menjadi kain cukup panjang karena harus dibersihkan melalui proses degumming, kami memberikan sentuhan teknologi pada tahapan ini," kata Ketua Tim Pengabdian Masyarakat Fakultas Teknik Unand Dr. Eng. Muhammad Ilhamdi Rusydi di Padang, Sabtu.
Menurut dia pihaknya mengambil peran dalam membuat instrumentasi degumming seperti tungku dan wajan.
Untuk meningkatkan kualitas benang dihasilkan, pihaknya juga memanfaatkan teknologi sensor.
Deguming merupakan proses menghilangkan kotoran pada kain sutera mentah.
Kegiatan pengabdian masyarakat ini dipusatkan di Studio songket Wastra Pinankabu yang berlokasi di Canduang Kabupaten Agam.
Usaha tenun songket Wastra Pinankabu dijalankan oleh suami istri Iswandi Bagindo Parpatiah dan Nanda Wirawan.
Pasangan ini telah mendapatkan penghargaan internasional dari UNESCO pada 2012 atas hasil karya tenun songket kuno yang berharga.
Wastra Pinankabu banyak menghasilkan kain-kain motif kuno untuk dijadikan koleksi ataupun disimpan di museum.
Dalam melakukan pengabdian tim terdiri atas dari dosen dan mahasiswa jurusan Teknik Mesin dan Teknik Industri.
Saat ini mitra telah dapat mengukur dan memonitor kondisi lingkungan yang diperlukan dalam proses degumming benang.
Pengabdian dilaksanakan sejak Juni 2021 dan pada 11 November 2021 telah dilaksanakan serah terima barang yang dibuat untuk menunjang proses produksi kain tenun.
Sementara Iswandi Bagindo Parpatiah selaku pemilik usaha songket Wastra Pinankabu menyampaikan terima kasih dan merasakan manfaat dari kegiatan ini.
Ia berharap kegiatan pengabdian ini dapat terus berlanjut.