Bank Nagari Tapan salurkan kredit Marandang ke anggota Kelompok Tani Pematang Lesung (Video)

id Bank Nagari, Marandang

Bank Nagari Tapan salurkan kredit Marandang ke anggota Kelompok Tani Pematang Lesung (Video)

Penyaluran kredit Marandang ke anggota Kelompok Tani Pematang Lesung, Kamia (7/10).Program kredit ini digagas Bank Nagari diarahkan untuk menghapus praktik rentenir yang pada umumnya merugikan. (ANTARA/HO-BN Tapan)

Tapan (ANTARA) - Bank Nagari Cabang Tapan di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Melawan Rentenir di Ranah Minang (MaRanDang) ke 10 anggota Kelompok Tani Pematang Lesung, Nagari Tluk Kualo Indrapura, Kecamatan Air Pura, Kamis.

"Kegiatan berlangsung dengan tertib, dan nasabah memahami semua ketentuan pada kredit ini," kata Kepala Cabang Bank Nagari Tapan, Oki Hasan di Air Pura.

Ia menambahkan, sesuai dengan namanya kredit ini memang diarahkan untuk menghapus praktik rentenir yang pada umumnya merugikan.

Sehingga lanjutnya, kredit diarahkan ke pelaku usaha bidang perdagangan, perkebunan, usaha mikro kecil dan menengah yang kerap menjadi sasaran empuk rentenir terutama pada saat pandemi COVID-19 ini.

"Plafon Kredit Marandang sebesar Rp10 juta dengan bunga 0,5 persen per bulan," tambahnya.

Kepada anggota Kelompok Tani Pematang Lesung yang menjadi nasabah kredit MaRanDang, ia berharap usaha yang dijalankan semakin lancar, sehingga berdampak pada perbaikan perekonomian.

Sementara itu, Kelompok Tani Pematang Lesung, Afrizal Kirun, menyebut, hampir secara keseluruhan kredit akan dimanfaatkan oleh anggotanya untuk kegiatan hortikultura khususnya budidaya bawang merah.

"Tahun ini kami Kelompok Tani Pematang Lesung fokus membudidayakan tanaman bawang merah, dan hasil panennya cukup menjanjikan," ungkapnya.

Ia menjelaskan, dari praktik yang dilakukannya, budidaya bawang merah di lahan sekitar seperempat hektare mampu memproduksi 1,5 ton bawang merah per sekali panen.

"Dari hitungan kasar kami modal dari awal hingga pascapanen hanya Rp10 juta, dan dengan harga Rp17 ribu per kilogram, maka total penjualan waktu itu mencapai Rp25,5 juta, cukup menjanjikan," sebutnya.

Sebagai ketua kelompok ia berkomitmen untuk terus membina para anggota terutama dalam pembudidayaan bawang merah di nagari setempat.

"Mudah-mudah kedepan budidaya bawang merah ini menjadi sumber pendapatan yang bisa diandalkan oleh bagi para anggota," imbuhnya.