Padang, (ANTARA) - Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi memerintahkan dinas terkait segera turun membantu penanggulangan efek bencana banjir bandang di Tapan, Pesisir Selatan yang masih dirasakan warga hingga saat ini.
"Laporan dari warga kebutuhan mendesak saat ini beras untuk dapur umum kemudian tanggul darurat untuk mencegah limpahan air sungai masuk ke permukiman. Dua hal ini segera dibantu," katanya di Padang, Jumat.
Ia mengatakan kebutuhan beras untuk dapur umum akan diminta dari Bulog setempat dan secepatnya didistribusikan pada warga terdampak.
Bersamaan dengan itu, ia memerintahkan Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Sumbar segera mengupayakan langkah darurat untuk mengantisipasi agar air limpahan dari sungai tidak masuk dan menggenangi perumahan.
"BPBD Sumbar juga harus turun tangan. Cairkan Biaya Tak Terduga (BTT) untuk membantu penanganan darurat," katanya.
Selain antisipasi jangka pendek, ia meminta dinas terkait juga merencanakan antisipasi jangka panjang agar bencana banjir itu tidak kembali terjadi dan merugikan warga.
Kepala PSDA Sumbar, Rifda Suruani mengatakan antisipasi jangka pendek yang segera dilakukan adalah membangun tanggul darurat.
"Kita siapkan 1000 geo bag untuk membangun tanggul sementara. Nanti akan dilapis dengan beronjong agar bisa permanen,"ujarnya.
Ia mengatakan akan berkoordinasi dengan Balai Wilayah Sungai Sumatera V untuk membantu pengadaan beronjong.
"Kita juga sudah turunkan tim untuk mensurvei dan membuat perencanaan antisipasi jangka panjang. Kebutuhan anggaran penanggulangan banjir di Tapan sebesar 1,2 Triliun," katanya.
Ia menyebut pihaknya telah mengusulkan bantuan ke Kemenko Kemaritiman untuk mengantisipasi banjir di Tapan sebesar Rp500 miliar pada 2022.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Sumbar, Erman Rahman mengatakan jika pemerintah daerah sudah menetapkan status darurat, maka Pemprov Sumbar bisa mencairkan bantuan Biaya Tak Terduga (BTT) hingga Rp300 juta.
Sebelumnya, belasan tokoh masyarakat Tapan Pesisir Selatan mengadukan nasib mereka yang selalu diterjang banjir saat hujan turun.
Bencana tersebut telah berulang kali terjadi sehingga menjadi trauma bagi masyarakat. Terakhir 11 Mei 2021 sebelum lebaran.
Salah seorang tokoh masyarakat Cendra Hardi Murba mengatakan masyarakat secara swadaya telah berupaya mengantisipasi banjir yang berulang itu, demikian juga pemerintah kabupaten. Namun sampai sekarang belum membuahkan hasil maksimal.
"Kami berhadap bantuan dari Pemprov Sumbar untuk mengatasi bencana di kampung kami. Karena daerah terdampak sangat luas yaitu 11 nagari dari dua kecamatan," katanya.
Berita Terkait
BPKB Ranah Ampek Hulu Tapan Pesisir Selatan gelar pertemuan Pokja Kampung Keluarga Berkualitas
Rabu, 28 Februari 2024 9:22 Wib
Posko Damkar Pessel Pos Tapan Sosialisasi cara memadamkan api kepada Anak TK
Jumat, 19 Januari 2024 4:59 Wib
BWS Wilayah V Padang dan BPBD Pessel tinjau titik lokasi banjir di Tapan
Jumat, 19 Januari 2024 4:57 Wib
Bupati Rusma Yul Anwar hadiri survei akreditasi RSUD Tapan
Kamis, 7 Desember 2023 8:48 Wib
Kadis Kesbangpol Pesisir Selatan hadiri deklarasi kampung pengawasan Pemilu partisipatif di Binjai Tapan
Rabu, 8 November 2023 4:59 Wib
Puskesmas Ranah Ampek Hulu Tapan, Pesisir Selatan lakukan pembinaan dokter kecil
Kamis, 19 Oktober 2023 14:51 Wib
Turunkan angka stunting, Puskesmas Ranah Ampek Hulu Tapan lakukan pertemuan Bumil Sehat
Rabu, 11 Oktober 2023 9:36 Wib
Pemerintah Nagari Binjai Tapan salurkan Dana BLT DD tahap 3 kepada 24 KPM
Kamis, 28 September 2023 7:37 Wib