Permintaan penganan tradisional "Arai Pinang" untuk lebaran di Pariaman menurun

id berita pariaman,berita sumbar,pinang

Permintaan penganan tradisional "Arai Pinang" untuk lebaran di Pariaman menurun

Salah seorang pekerja akan mengangkat ladu arai pinang dari penggorengan di Pusat Oleh-oleh Kota Pariaman, Sumbar yang berada di Kelurahan Kampung Perak, Kecamatan Pariaman Tengah. (Antarasumbar/Aadiaat M. S.)

Meskipun mengalami penurunan namun sudah cukup membantu dari pada penjualan di hari biasa sekitar 1 ton perbulan,
Pariaman (ANTARA) - Permintaan penganan tradisional ladu arai pinang yang diproduksi oleh industri kecil menengah di Kota Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar) untuk lebaran tahun ini mencapai 1,5 ton yang jumlah itu mengalami penurunan sekitar 500 kilogram dari 2019 yang mencapai 2 ton akibat pandemi COVID-19.

"Meskipun mengalami penurunan namun sudah cukup membantu dari pada penjualan di hari biasa sekitar 1 ton perbulan," kata pelaku IKM di Pariaman dengan merek Ayang Isar, Nofrida (42) di Pariaman, Jumat.

Ia mengatakan sebelum pandemi pemasaran ladu arai pinangnya tidak saja di Sumbar namun juga luar provinsi itu bahkan mencapai pulau Jawa dan Malaysia.

Namun, lanjutnya ketika pandemi yaitu 2020 permintaan penganan tradisional itu menurun yang hal itu disebabkan karena faktor ekonomi dan tidak adanya perantau yang pulang kampung.

"Jadi permasalahannya sekarang penjualan yang merosot, kalau harga bahan baku tidak begitu masalah," katanya.

Ia menyebutkan dirinya memproduksi dua jenis ladu arai pinang yang dijual dengan harga eceran bervariasi yaitu yang biasa Rp42 ribu perkilogram dan rasa sala Rp52 ribu perkilogram.

"Yang banyak dipesan itu yang rasa sala," kata dia.

Ia menyampaikan selain memproduksi ladu arai pinang pelaku IKM makanan ringan tradisional tersebut juga menjual penganan lainnya diantaranya kacang telur dan kripik.

Untuk memenuhi permintaan dari konsumennya, lanjutnya ia mempekerjakan belasan warga yang tidak saja berasal dari Kota Pariaman namun juga Kabupaten Padang Pariaman.

Sementara Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM Kota Pariaman, Gusniyetti Zaunit mengatakan pada saat lebaran pelaku usaha makanan di daerah itu dibanjiri orderan.

"Bahkan pada tahun-tahun sebelumnya kalau terlambat pesan maka kita tidak bisa memesan lagi. Palingan setelah lebaran baru bisa," ujar dia.

Ia menyampaikan warga atau pelaku IKM di Pariaman yang memproduksi makanan untuk lebaran banyak yang lokasinya tersebar di daerah itu.

Menurutnya meskipun ekonomi belum pulih sepenuhnya namun dengan adanya lebaran cukup membantu perekonomian pelaku usaha di daerah itu.