Plastik berbahan dasar jerami padi

id plastik berbahan jerami

Plastik berbahan dasar jerami padi

Seorang petani membakar jerami usai panen di daerah persawahan Lingkar Selatan Mataram, (ANTARA FOTO/AHMAD SUBAIDI)

Padang (ANTARA) - Sumatera Barat masih memiliki lahan pertanian yang cukup luas. Pemanfaatan limbah pertanian masih jarang dilakukan. Salah satu limbah pertanian yang berpotensi untuk dikembangkan adalah jerami padi. Biasanya jerami padi dimanfaatkan sebagai pakan ternak atau ada yang langsung mengolah limbah tersebut dengan proses pembakaran.

Pembakaran tentunya tidak aman bagi lingkungan. Asap pembakaran menimbulkan berbagai dampak negatif, salah satunya akan mengakibatkan polusi/pencemaran udara dan merusak lapisan ozon pelindung bumi. Selain itu, kandungan potensial pada jerami akan terbuang sia-sia. Salah satu kandungan jerami yang potensial dikembangkan adalah selulosa. Selulosa dapat dijadikan sebagai bahan baku pembuatan plastik biodegradable.

Pembuatan plastik biodegradable merupakan salah satu upaya nyata untuk mengatasi pencemaran lingkungan karena limbah plastik. Plastik yang umumnya digunakan oleh masyarakat sangat susah diuraikan. Dikutip dari BBC.com, sampah plastik khususnya dalam bentuk kantong, membutuhkan waktu 20 hingga 1.000 tahun untuk dapat terurai.

Penguraian limbah plastik yang sangat lama akan berdampak pada lingkungan. Pemakaian kantong plastik secara terus-terusan akan membuat penumpukan plastik dibumi tercinta semakin banyak. Bagaimana nanti nasib anak cucu kita ketika lingkungannya sudah tercemari oleh limbah plastik.

Beberapa upaya tentunya sedang digalangkan oleh pemerintah dan masyarakat yaitu pengurangan pemakaian kantong plastik. Akan tetapi solusi ini sebenarnya juga dapat memberatkan produsen plastik, sehingga perlu ada solusi agar pemerintah dengan penjual plastik tidak saling dirugikan.

Karena bagaimana pun, kita juga perlu memikirkan perasaan penjual plastik ketika barang dagangannya semakin jarang dibeli, tentunya ini akan berdampak terhadap kemampuan si penjual untuk menafkahi keluarganya. Pembuatan plastik biodegradable dapat menjadi konversi usaha bagi penjual plastik. Selain plastik ini aman dilingkungan, juga tidak merugikan pendapatan penjual plastik.

Platik biodegradable berbahan dasar jerami dapat diterapkan. Jerami padi (Oryza sativa) memiliki kandungan selulosa yang cukup tinggi. Secara umum kandungan selulosa pada jerami adalah 37,71 persen. Selulosa merupakan biopolimer alami yang dapat digunakan sebagai bahan bioplastik.

Penelitian Pratiwi et al. (2016) tentang pemanfaatan Selulosa Dari Limbah Jerami Padi (Oryza sativa) Sebagai Bahan Bioplastik bahwa kandungan selulosa pada jerami padi dapat dijadikan sebagai bahan pembuatan bioplastik. Pembuatan bioplastik dilakukan dengan beberapa tahapan, diantaranya adalah preparasi bahan meliputi pencucian, pengeringan di bawah sinar matahari langsung, perajangan, penggilingan dan pengayakan menggunakan ayakan mesh 50.

Pembuatan bioplastik dilakukan dengan metode inversi fasa. Orientasi dilakukan terlebih dahulu terhadap jumlah pulp yang dicampurkan dengan 3 ml gliserol. Variasi pulp yang digunakan adalah 0,5 g ; 1 g ; 1,5 g ; 2 g. Hasil orientasi terbaik dicampurkan dengan kitosan yang dilarutkan dalam asam asetat 1 persen dengan perbandingan kitosan dan pulp 3:10 ; 4:10 ; dan 5:10. Larutan dicetak di atas plat kaca dan dikeringkan pada oven 50 C. Setelah kering untuk pelepasan bioplastik dari plat tersebut, direndam dalam NaOH 2% kemudian dikeringkan dengan udara bebas.

Karakterisasi bioplastik meliputi analisis gugus fungsi menggunakan alat FTIR, analisa morfologi menggunakan alat SEM (Scanning Electron Microscopy), uji ketahanan air, dan pengujian sifat mekanik menggunakan alat UTM (Universal Testing Machine) yang di uji sesuai ISO 527 Tipe 5A.

Dalam pengujian Pratiwi et al. (2016) pembuatan bioplastik dari bahan selulosa dicampur dengan kitosan memiliki sifat lebih tahan air dibandingkan plastik konvensional, karena sifat keduanya yang tidak larut air. Semakin tinggi konsentrasi kitosan maka jarak antar molekul dalam bioplastik akan semakin rapat karena rongga antar selulosanya terisi oleh molekul kitosan.

Mahasiswa magister Institut Pertanian Bogor