Pariaman hidupkan batik sampan

id batik sampan,batik pariaman

Pariaman hidupkan batik sampan

Kepala Dinas Perndustri Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kota Pariaman, Sumbar Gusniyyeti Zaunit menunjukkan batik sampan, di Pariaman, Rabu. (Antara Sumbar/Aadiaat M. S.)

Pariaman (ANTARA) - Pemerintah Kota Pariaman, Sumatera Barat menyiapkan dua kelompok perajin batik sampan untuk mengangkat kembali warisan budaya nusantara itu di daerah tersebut.

"Kelompok tersebut yaitu di Dusun Sampan dan Desa Kasai yang masing-masingnya terdiri 10 anggota," kata Kepala Dinas Perndustri Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kota Pariaman Gusniyyeti Zaunit di saat jumpa pers di Pariaman, Rabu.

Ia mengatakan masing-masing kelompok tersebut mengembangkan jenis pewarna yang berbeda yaitu kelompok Dusun Sampan menggunakan pewarna kimia.

Sedangkan kelompok Desa Kasai menggunakan bahan pewarna alam di antaranya gambir, pinang, dan sabut kelapa.

"Masing-masing bahan pewarna tersebut tentu memiliki keunggulan yang berbeda," katanya.

Ia menyampaikan batik berbahan kimia terlihat lebih cerah sedangkan pewarna alam terlihat lebih lembut.

Ia menyadari penggunaan bahan kimia akan berdampak buruk bagi kesehatan namun perajin tersebut telah mendapatkan pelatihan dari Balai Pendidikan dan Latihan kerja sehingga dapat menanggulanginya.

Ia menyebutkan harga untuk batik pewarna alam dijual sekitar Rp200 ribu perdua meter persegi sedangkan yang berbahan kimia dijual Rp80 permeter persegi.

Ia menjelaskan batik sudah berkembang di Pariaman semenjak 1946 namun mati suri dan diangkat kembali pada 2011 tapi juga tidak berjalan lancar.

"Sekarang kami angkat kembali dan telah dilaksanakan pelatihan untuk 40 orang pada 2019 serta menyelenggarakan lomba batik," ujarnya.

Ia mengatakan saat ini batik menjadi pakaian nasional namun pihaknya menginginkan memberdayakan perajin di daerah itu sehingga dapat memgangkat ekonomi warga.