BUMNag di Padang Pariaman bangun ojek daring dengan ratusan pengemudi

id Padang Pariaman,ojek daring,BUMNag

BUMNag di Padang Pariaman bangun ojek daring dengan ratusan pengemudi

Wali Nagari III Koto Aur Malintang, Kecamatan IV Koto Aur Malintang, Kabupaten Padang Pariaman, Sumbar Azwar Mardin. (ANTARA /Aadiaat M. S)

Padang Pariaman (ANTARA) - Nagari III Koto Aur Malintang, Kecamatan IV Koto Aur Malintang, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat membentuk Badan Usaha Milik Nagari (BUMNag) Batu Basa Mandiri dengan usaha ojek dalam jaringan (daring) Antar Jemput Online (AJO) yang pengemudinya sudah mencapai 275 orang.

"Jumlah pengendara tersebut baru untuk wilayah Kota Padang dan Bukittinggi. Untuk Kota Solok akan beroperasi dalam waktu dekat," kata Wali Nagari III Koto Aur Malintang Azwar Mardin di Parit Malintang, Sabtu.

Meskipun usaha ojek daring milik BUMNag tersebut telah berkembang di dua kota besar di provinsi itu namun untuk wilayah Kabupaten Padang Pariaman dijadwalkan akan beroperasi November tahun ini.

Ia mengatakan AJO tersebut awalnya dikembangkan oleh sejumlah pemuda di Nagari III Koto Aur Malintang, lalu pada 2018 pihak pemerintahan nagari mengajaknya bergabung menjadi salah satu usaha BUMNag Batu Basa Mandiri.

Namun, kata dia ojek daring tersebut masih kalah saing dengan perusahaan besar yang memiliki usaha yang sama sehingga pihaknya saat ini lebih fokus pengembangan layanan aplikasi sambil mengurus izin usaha.

Meski ojek daring besutan nagari itu masih kalah saing namun pihaknya yakin usaha yang dijalankan dapat berkembang dengan pesat karena lebih menekankan kearifan lokal.

Pihaknya menyebutkan adapun fitur kearifan lokal yang akan ditawarkan kepada konsumen melalui aplikasi AJO yaitu di antaranya Jo Pandeka, Jo Guru Silek, Jo Guru Ngaji, dan Jo Les.

"Nanti konsumen bisa memilih dengan siapa akan belajar atau bisa memilih penceramah untuk mengisi acara keagamaan," katanya.

Sebelum fitur tersebut diluncurkan, kata dia pihaknya akan menjalin kerjasama dengan pihak terkait di antaranya Majelis Ulama Indonesia dan Ikatan Pencak Silat Indonesia.

Ia mengatakan kendala yang dihadapi pihaknya saat ini yaitu keterbatasan tenaga teknologi informasi (IT) yang saat ini hanya satu orang serta minimnya dilakukan promosi.

"Kami sekarang mencari tenaga IT untuk membantu tenaga IT yang kami miliki," ujarnya.