Lubuksikqping (ANTARA) - Tim BKSDA Sumatera Barat, Resor Pasaman, terus melakukan patroli untuk mencari keberadaan satwa harimau Sumatera yang disebut warga "inyiak rimbo" pemangsa belasan ekor ternak warga di Aia Manggis Barat, Kecamatan Lubuksikaping.
Bahkan, sebanyak empat unit Camera Trap (camera penjebak) dipasang disekitar lokasi perlintasan harimau tersebut. Tujuannya untuk memantau dan memastikan secara visual bahwa satwa pemangsa ternak warga itu adalah harimau, kata Kepala Resort Konservasi Wilayah 1 Pasama, Ade Putra di Lubuksikaping, Rabu.
Ia mengatakan, pihaknya melakukam patroli rutin, pada siang dan malam hari di lokasi tersebut untuk memberikan rasa aman kepada warga sekitar.
"Siang kami patroli, malam juga kami patroli. Ini sesuai SOP, selain melakukan pemantauan, juga dilakukan patroli. Nah, jika ada kontak visual, kami akan melakukan pengusiran," kata Ade.
Ke empat unit kamera penjebak (camera trap) otomatis sudah dipasang di lokasi tersebut. Pemasangan camera penjebak itu dilakukan dalam radius 500 meter, dari area permukiman warga, tepatnya ke arah perladangan milik masyarakat.
"Kami sudah cek lokasi. Memang ada tanda-tanda kayak jejak harimau Sumatera. Kami sudah melakukan pemasangan empat unit kamera penjebak (camera trap) otomatis di lokasi," kata Ade Putra.
Sebagai satwa langka dan dilindungi, penanganan terhadap harimau Sumatera itu harus ekstra hati-hati. Sebab, satwa tersebut tidak boleh diperlakukan sembarangan, apalagi dilumpuhkan atau bahkan sampai dibunuh.
"Kategori dilumpuhkan itu pun adalah ketika sudah membahayakan jiwa manusia. Dengan artian kita berhadapan langsung dan mau menyerang, baru boleh dilumpuhkan," tutur Ade.
Namun, kata dia, jika dalam tiga hari ini satwa tersebut tetap masih muncul lagi, pihaknya akan melakukan evakuasi dengan cara dilakukan penangkapan menggunakan perangkap.
"Kejadian ini sudah berlangsung sebulan terakhir. Namun, mulai mengganas dan memangsa banyak ternak warga baru sekitar seminggu ini," katanya.
Kepada masyarakat, Ade menghimbau, agar tidak melepas ternak secara liar, untuk menghindari kejadian serupa. Ternak, kata dia, harus dikandangkan dan diikat. Sebab, selama ini ternak warga disana dilepas secara liar, tidak diawasi dan tidak diikat.
"Kita juga sudah koordinasi dengan pihak Walinagari dan Jorong. Bagi masyarakat yang beraktivitas di ladang, menyadap karet agar waspada dan tidak sendiri. Paling lambat pukul 05.00 sore, sudah harus pulang ke rumah. Sebab, harimau ini aktifnya pada malam hari," imbuh Ade.
Sebelumnya, 14 ekor ternak warga, terdiri atas 13 ekor kambing dan seekor anjing peliharaan di Jorong Kampung Padang, Nagari Air Manggis Barat, Kecamatan Lubuksikaping, dimangsa seekor harimau Sumatera. Pemilik ternak adalah Alirman, sembilan ekor, Erlis empat ekor dan Eri, satu ekor anjing. *
Berita Terkait
Buku antologi tentang Harimau Suamiku diluncurkan pada peringatan 100 tahun AA Navis
Sabtu, 23 November 2024 18:17 Wib
COP edukasi siswa tentang Harimau Sumatera-TWA Rimbo Panti
Jumat, 22 November 2024 17:00 Wib
Masyarakat namai Harimau Sumatra yang masuk perangkap Gadih Mudiak Aia
Jumat, 15 November 2024 21:05 Wib
Masuk perangkap di Solok, Harimau Sumatera dipindahkan ke TMSBK Bukittinggi
Jumat, 15 November 2024 11:08 Wib
BKSDA evakuasi seekor harimau Sumatera yang masuk perangkap
Kamis, 14 November 2024 19:45 Wib
Dokter: Harimau Sumatra yang masuk perangkap alami dehidrasi
Kamis, 14 November 2024 19:44 Wib
Prabowo tekankan peribahasa harimau mati meninggalkan belang
Sabtu, 9 November 2024 9:36 Wib
Pertunjukan sekaligus kampanye penyelamatan harimau sumatera ditampilkan pada PKD 2024
Minggu, 6 Oktober 2024 19:27 Wib