Lubukbasung (ANTARA) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat menyatakan satu individu anak harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) terkena jerat babi milik masyarakat Koto Tabang, Nagari atau Desa Koto Tabang, Kecamatan Palupuh, Kabupaten Agam, berkelamin betina dengan usia dibawah satu tahun.
"Harimau masih anakkan berjenis kelamin betina dengan usia dibawah satu tahun," kata Kepala Seksi Konservasi Wilayah 1 BKSDA, Antonius Vevri di Lubuk Basung, Sabtu.
Ia mengatakan harimau tersebut dengan panjang satu meter dan saat ini sedang diobservasi dan perawatan di Taman Margasatwa dan Budaya Kinantan (TMSBK) Kota Bukittinggi.
Anak harimau sumatera itu terjerat babi hutan pada bagian bagian leher, kaki depan dan badannya.
"Dari hasil observasi dari Tim Medis BKSDA Sumbar dan Tim Medis TMSBK Kota Bukittinggi, anak harimau sumatera tersebut tidak mengalami luka," katanya.
Ia menambahkan harimau tersebut dilaporkan terkena jerat babi oleh wali jorong setempat pada Sabtu (22/11) sekitar pukul 14.00 WIB
Setelah itu, petugas BKSDA Sumbar bersama Tim Medis BKSDA Sumbar dan Tim Medis TMSBK Kota Bukittinggi, Patroli Anak Nagari (Pagari) Baringin dan Mahasiswa Kehutanan Universitas Riau langsung ke lokasi untuk evakuasi menggunakan bius
Evakuasi juga dibantu oleh Polres Bukittinggi , Polsek Palupuh dan Koramil 12 Palupuh untuk dibawa ke TMSBK Kota Bukittinggi.
"Evakuasi anak harimau tersebut selesai sekitar pukul 18.00 WIB," katanya.
Sebelumnya, harimau sumatera tersebut telah terdeteksi satu bulan yang lalu di lokasi tersebut.
BKSDA Sumbar, tambahnya telah melakukan penanganan interaksi negatif harimau sumatera dengan manusia.
Harimau sumatera sempat masuk ke kawasan perkantoran adan Riset dan Teknologi (BRIN) Agam tidak jauh dari lokasi terjerat.
"Lokasi tersebut merupakan habitat harimau, karena cukup jauh dari pemukiman warga dan kita sempat mengevakuasi harimau di lokasi pada 2017," katanya.
