Kunker Sekjen DPD Donny Moenek serap aspirasi dari tokoh Sumbar

id moenek

Kunker Sekjen DPD Donny Moenek serap aspirasi dari tokoh Sumbar

Sekjen DPD Donny Moenek bertemua dengan Buya Letter untuk menyerap aspirasi dari Sumbar. (ANTARA SUMBAR/Ist)

Padang (ANTARA) - Sekretaris Jenderal (Sekjend) DPD RI Reydonnyzar Moenek mengunjungi sejumlah tokoh saat kunjungan kerjanya untuk menyerap aspirasi masyarakat di Sumbar, Minggu (14/7) hingga Selasa (16/7).

Pamong senior yang akrab disapa Donny itu, mengunjungi Bundo Kanduang Sumbar Profesor Puti Reno Raudha Thaib Yang Dipertuan Gadih Pagaruyung dan tokoh ulama Tuanku Bagindo H. Muhammad Leter atau yang akrab dipanggil Buya Bagindo Leter.

Kepada Buya, Donny Moenek mengaku, sedang kunjungan kerja dan menyerap aspirasi masyarakat, terkait jabatannya selaku Sekjen DPD RI untuk kepentingan daerah.

Buya Leter merupakan seorang ulama Indonesia asal Provinsi Sumbar. Beliau dikenal cukup sering memberikan ceramah agama di media elektronik dan aktif menulis. Saat ini Buya sedang menulis buku dengan judul “Proses Bersenyawanya Adat Basandi Syarak di Minangkabau”.

Buya mengaku senang dikunjungi mantan Dirjen Bina Keuangan Daerah Kemendagri tersebut. Bahkan, ia masih teringat dengan sepak terjang Donny ketika sekitar tujuh bulan menjadi Penjabat Gubernur Sumbar tahun 2015. “Waktu ananda Donny jadi Pj Gubernur, tiap sebentar kami berdiskusi. Donny ini tidak segan-segan untuk minta pendapat pada kami yang tua-tua,” ungkap Buya Bagindo Leter.

Lebih lanjut Buya Leter menyebutkan bahwa meski Donny Moenek hanya sebentar jadi Pj Gubernur, tapi sudah banyak yang diperbuatnya untuk Sumbar. “Saya ingin gubernur ke depan itu yang bisa menggelitik pusat, karena dana daerah ini sedikit. Jadi, kita perlu gubernur yang bisa menambah dana (daerah) kita. Kini yang dekat pusat itu yang nampak hanyalah ananda Donny Moenek,” tegasnya.

Buya juga mengungkapkan keprihatinannya terhadap kondisi generasi muda Sumbar dewasa ini.“Sekarang anak muda banyak yang tidak punya keterampilan. Sekarang lahan dikatakan tidur, mana pula ada lahan tidur, yang tidur itu orangnya. Pemerintahlah yang mestinya mendorong agar rakyatnya jangan tertidur,” tegasnya.

Donny Moenek mengungkapkan rasa terimakasihnya atas sambutan dan nasihat Buya Bagindo Leter. “Buya Leter sudah saya anggap sebagai orangtua saya. Oleh sebab itu, saya ke mari ibarat pulang ke rumah sendiri. Saya taragak benar dengan Buya. Sudah lama tak bersua. Saya senang melihat Buya sehat dan bahkan masih aktif sebagai pembicara dan penulis. Saya sudah mencatat apa yang menjadi saran Buya agar Sumatera Barat dapat semakin maju di kemudian hari. Insya Allah Buya,” ungkap mantan juru bicara Mendagri yang menguasai beberapa bahasa asing itu.

Bertemu Bundo Kanduang

Sebelumnya, ketika bertemu Bundo Kanduang, terungkap bahwa pamong senior alumni IPDN itu ternyata ada hubungan tali darah dengan Bundo Raudha. “Saya masih ada kait mengait dengan Ananda Donny Moenek. Kami ada keturunan dari Istana Pagaruyung. Termasuk dengan Pak Faried Anfasa Muluk,” ungkap Bundo Kanduang Sumbar itu sembari menjelaskan silsilahnya.

Bundo Raudha juga sempat terkenang dengan kebijakan Donny Moenek semasa menjabat Pj Gubernur Sumbar. “Kami selaku tokoh Minangkabau benar-benar merasa didudukan pada tempatnya. Tidak pernah-pernah kami diajak berembuk, hanya di zaman beliaulah kami kerap diundang untuk berpendapat,” jelasnya.

Bundo Kanduang mengapresiasi sikap santun Donny Moenek yang memberikan respons cepat terhadap berbagai permasalahan Sumbar walau hanya menjabat Pj Gubernur Sumbar sekitar 7 bulan.

Selanjutnya Bundo Kanduang memberikan nasehat pada Donny agar lebih memahami kultur dan budaya Minang. Lalu, teringat ketika Donny presentasi dalam mencarikan solusi pembangunan Masjid Raya Sumbar.

Donny dengan serius menyimak petuah Bundo Kanduang layaknya anak mendengar nasihat ibunda. “Terimakasih Bundo, Alhamdulilah, banyak ilmu yang Donny dapatkan dari Bundo. Mohon doa dari Bundo, semoga Donny sehat dan senantiasa dalam lindungan Allah,” kata doktor yang memiliki spesialisasi analis investasi, keuangan dan desentralisasi fiskal ini.*