Pasaman Barat gelar festival titik kulminasi di Muaro Sasak

id Titik kulminasi

Pasaman Barat gelar festival titik kulminasi di Muaro Sasak

Bupati Pasaman Barat, Syahiran didampingi Ketua TP PKK, Yunisra Syahiran, Camat Sasak Ranah Pasisia, Nur Fauziah Zein dan BMKG Padang Panjang saat memperingati titik kulminasi di Pantai Muaro Sasak, Kamis (21/3).

Simpang Empat, (ANTARA) - Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat untuk pertama kali menggelar festival titik kulminasi di Pantai Muaro Sasak, Kecamatan Sasak Ranah Pasisia sekaligus upaya promosikan wisata daerah itu.

"Pasaman Barat merupakan salah satu daerah titik kulminasi di Sumbar selain Kabupaten Limapuluh Kota dan Kabupaten Pasaman," kata Camat Sasak Ranah Pasisia, Nur Fauziah Zein, Kamis.

Menurutnya peringatan titik kulminasi ini diadakan untuk pertama kali dekat tugu khatulistiwa yang sudah dibangun di Pantai Muaro Sasak.

Ia mengatakan pihaknya kedepannya akan terus memperingati titik kulminasi dalam rangka mempromosikan objek wisata Pantai Sasak.

Selain itu beragam kegiatan juga dilakukan diantaranya penanaman pohon buah-buahan dan pohon pelindung sebanyak 2.200 batang disepanjang tepi pantai Muaro Sasak.

Kemudian juga menampilkan berbagai kesenian berupa gondang tasa, festival layang-layang darek, lomba silat gelombang dan open turnamen bola voli pantai Bupati Cup se-Sumbar.

"Kita juga akan membuat konservasi penyu, cemara laut dan membangun home stay mendukung pariwisata," ujarnya.

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Padang Panjang, Dwi Prasetyo mengatakan titik kulminasi diadakan ketika matahari berada pas di atas kepala yang terjadi dua kali dalam setahun.

Menurutnya titik kulminasi merupakan fenomena alam ketika matahari tepat berada di garis khatulistiwa.

Pada saat itu posisi matahari akan tepat berada di atas kepala sehingga menghilangkan semua bayangan benda-benda dipermukaan bumi.

Pada peristiwa kulminasi tersebut, bayangan tugu akan menghilang beberapa detik saat diterpa sinar matahari. Demikian juga dengan bayangan benda-benda lain di sekitar tugu.

"Peristiwa titik kulminasi matahari itu terjadi setahun dua kali, yakni antara tanggal 21-23 Maret dan 21-23 September," katanya.

Ia berharap dengan peringatan titik kulminasi untuk perdana kali di Pasaman Barat maka untuk selanjutnya bisa diteruskan sebagai upaya penarik wisatawan ke Pantai Sasak.

Sementara itu Bupati Pasaman Barat, Syahiran mengatakan beruntung sekali Pasaman Barat dilewati oleh khatulistiwa yang bisa diperingati setiap tahunnya.

Apalagi menurutnya Pantai Sasak merupakan distinasi wisata yang akan terus dikembangkan.

"Dengan adanya peringatan titik kulminasi maka akan mendukung pengembangan wisata Pantai Sasak," ujarnya.

Ia mengharapkan kegiatan peringatan ini terus dilanjutkan dan dikemas lebih baik kedepannya.

Selain itu pihaknya juga akan terus membenahi sarana prasarana Pantai Sasak untuk pengembangan wisata.

"Banyak yang harus dilengkapi. Untuk tugu titik kulminasi diharapkan Dinas Pariwisata nanti membuat anggarannya agar tugu yang ada saat ini dibangun lebih baik lagi," ujarnya.

Selain itu juga nanti bisa dibangun areal bermain untuk anak-anak di sekitar tugu titik kulminasi.

Ia mengimbau kepada masyarakat agar menjaga kebersihan daerah wisata. Kemudian juga mengatur tarif makanan dan parkir sehingga tidak membebani wisatawan yang berkunjung ke Pasaman Barat.

"Mudah-mudahan dengan adanya festival titik kulminasi dan agenda lainnya maka pariwisata Sasak akan mudah dikenal oleh masyarakat luas," harapnya.

Ia juga memberikan apresiasi kepada Camat Sasak Ranah Pasisia beserta Komite Olah Raga Nasional Indonesia (KONI) Pasaman Barat yang bisa melaksanakan turnamen bola voli pantai se-Sumbar yang diikuti oleh kabupaten/kota yang ada.

"Ini adalah ajang latihan bagi Pasaman Barat untuk menjadi tuan rumah Pekan Olah Raga Provinsi pada 2020 nanti," katanya.

Hadir pada kesempatan itu Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Pasaman Barat, Ketua TP PKK, Yunisra Syahiran, Organisasi Perangkat Daerah, Ketua KONI Pasaman Barat, BM Satria Dwi Putra dan walinagari se-Pasaman Barat. (*)