Padang, (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Minangkabau Padang Pariaman memperkirakan akan terjadi hari tanpa bayangan atau tidak melihat bayangan orang atau benda saat terik matahari di sejumlah wilayah di Sumbar pada 23 hingga 28 September 2019.
Kepala Seksi Observasi dan Informasi BMKG Minangkabau, Yudha Nugraha di Padang, Rabu, mengatakan fenomena tersebut diistilahkan sebagai kulminasi, transit atau istiwa' yakni fenomena ketika Matahari tepat berada di posisi paling tinggi di langit.
Ia juga mengatakan saat deklinasi matahari sama dengan lintang pengamat, fenomenanya disebut sebagai Kulminasi Utama.
Kulminasi utama diperkirakan akan terjadi pada 23 hingga 28 September 2019 di sejumlah wilayah di Sumbar yakni di Padang, Sarilamak, Lubuk Sikaping, Simpang Ampek, Payakumbuh, Padang Panjang, Bukittinggi, Muaro Sijunjung, Sawahlunto, Solok, Parit Malintang, Pariaman, Sungai Dareh, Arosuka, Padang Aro, Painan, Tua Pejat.
"Kulminasi matahari sebenarnya merupakan peristiwa alam biasa, tidak berbahaya," ujar dia.
Baca juga: Kualitas udara background di Stasiun GAW sudah di level sedang, kata BMKG
Pada saat itu matahari akan tepat berada di atas kepala pengamat atau di titik zenit, akibatnya bayangan benda yang tegak akan terlihat menghilang karena bertumpuk dengan benda itu sendiri.
"Maka hal itu dikenal sebagai hari tanpa bayangan," kata dia.
Hari tanpa bayangan tersebut terjadi karena bidang ekuator bumi atau bidang rotasi bumi tidak tepat berimpit dengan bidang ekliptika atau bidang revolusi bumi.
"Sehingga posisi matahari dari bumi akan terlihat berubah terus," sambung dia.
Baca juga: BMKG imbau masyarakat lakukan aktivitas ramah lingkungan jaga kualitas udara
Pada 21 Maret 2019 pukul 05.00 WIB dan 23 September 2019 pukul 14.51 WIB, matahari tepat berada di khatulistiwa.
"Adapun pada 21 Juni 2019 pukul 22.55 WIB Matahari berada di titik balik Utara (23,5 Lintang Utara) dan pada 22 Desember 2019 pukul 11.21
WIB Matahari berada di titik balik Selatan (23,5 Lintang Sekatan)," ujar dia.
Ia juga mengatakan kulminasi utama di wilayah Indonesia akan terjadi dua kali dalam setahun dan waktunya tidak jauh dari saat matahari berada di khatulistiwa, karena mengingat posisi Indonesia yang berada di sekitar ekuator.
Peristiwa tersebut sebagai tanda bahwa akan terjadi pergantian musim, karena matahari seolah bergerak dari utara ke selatan dan sebaliknya, serta siklus tersebut akan berulang setiap tahunnya. (*)
Berita Terkait
Pengamat: Sinergi dan kolaborasi kunci utama kesuksesan penyelenggaraan mudik
Jumat, 26 April 2024 13:24 Wib
BPJS Ketenagakerjaan Padang jalin kerja sama dengan PT Damko sebagai Perisai
Sabtu, 20 April 2024 11:17 Wib
Direktur Utama Jasa Raharja hadiri penutupan posko angkutan mudik Lebaran
Sabtu, 20 April 2024 9:06 Wib
Buka Musrenbang Terintegrasi, Gubernur Mahyeldi Jabarkan Delapan Langkah Utama Mewujudkan Mimpi Besar Sumbar 2045
Jumat, 19 April 2024 6:21 Wib
Kawal arus mudik hingga balik Lebaran 2024, PLN siaga di zona utama transportasi publik
Senin, 15 April 2024 17:41 Wib
Jasa Raharja imbau pemudik kooperatif ikuti arahan petugas one way
Minggu, 14 April 2024 11:11 Wib
Direktur Utama Jasa Raharja Hadiri Rakor Lintas Sektoral Operasi Ketupat 2024
Rabu, 27 Maret 2024 9:58 Wib
Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024
Senin, 25 Maret 2024 18:59 Wib