Menikmati Suasana Desa Nan Berseri di Tengah Kota

id KBA Indah Madani,Kampung berseri,Astra internasional

Menikmati Suasana Desa Nan Berseri di Tengah Kota

Suasana di Kampung Berseri Astra Indah Madani, Kelurahan Tengkerang Labuai, Kota Pekanbaru, Provinsi Riau. (Antara sumbar/Siri Antoni/18)

Matahari mulai menampakkan wajah di pagi itu ketika melintasi jalan Jenderal Sudirman Kota Pekanbaru. Suasana ramai, warga kota minyak itu berjalan kaki. Ada yang berlari-lari kecil, dan tanpak beberapa menggunakan sepeda angin.

Setiap hari minggu sampai pukul 09.00 Wib ditetapkan pemerintah setempat jalan protokol tersebut bebas kendaraan atau car free day.

Kesempatan itu, meski sebagai tamu di kota itu ikut memanfaatkan jalan pagi. Mulai dari arah kantor gubernur Riau sampai batas terakhir jalan yang ditutup di flay over pertama dari arah utara atau tepatnya depan Hotel Pesona.

Perjalanan dilanjutkan dengan jasa transportasi online terus mengarah ke Jl. Harapan Raya. Tak lama tibalah di gang Jalan Kopi yang dipandu google maps. Jam menunjukan sekitar pukul 08.30 Wib.

Baru saja memasuki kawasan pemukiman penduduk di tengah kota sumber minyak bumi tersebut. Posisi pemukiman ini masih berada di tengah kota yang sedang berkembang. Namun suasana terasa di desa. Kawasan lingkungan pemukiman ini cukup bersih dan asri.

Suasana asri Kampung Berseri Astra (KBA) Indah Madani, Kelurahan Tangkerang Labuai, Kota Pekanbaru, Riau. (Antarasumbar/Siri Antoni/18)


Tanaman pohon penghijauan atau pelindung menjadi penghalang cahaya mentari menyengat badan.

Begitu pula dilingkungan perkarangan warga terlihat tumbuhan menghijau dengan beragam bunga. Lahan kosong pun nyaris tak ada yang terlantar. Produktif sekali masyarakat yang tinggal di perkampungan ini, terucap dalam hati.

Keinginan untuk menikmati udara dan suasana asrinya pemukiman penduduk ini, baru sekitar beberapa meter setelah memasuki Jl. Kopi minta diturunkan oleh pengemudi jasa ojek online tersebut. Memilih berjalan kaki karena ingin melepas pandangan.

Kesan pertama mencengangkan sekali, karena pemukiman ini beda dari yang lainnya. Meski berada di tengah kota. Kawasan ini bukan pula komplek perumahan elit atau mewah, tapi suasana tetap tampil beda.

Hal yang membedakan bukan bangunan rumah menjulang ke langit. Tapi asri dan bersih serta banyak pohon pelindung yang membuat mata sejuk memandang.

Sambil berjalan di pemukiman itu, terlihat satu banner bertuliskan Kampung Berseri Astra (KBA) Indah Madani.

Liarnya mata memandang diperempatan jalan menjelang menurun, tampak ada bertuliskan "Kawasan Porklim". Tersedia pula tempat duduk dengan latar warna hijau. Disampingnya ada tugu bertuliskan KBA Astra.

Penasaran belum terjawab, terlihat plang merek disatu bangunan bercat warna orange yang bertuliskan Gerai IKM Madani. Juga ada tulisan Astra Kreatif di plang pada dinding bangunan itu.

Pintu bangunan tempat gerai tampak terbuka. Lalu menyempatkan untuk menghampiri sembari mengucapkan salam.

Ternyata ada seorang ibu berkerudung bersama anak kecil didalamnya yang menyahuti salam. Sebagai tamu lalu ucapkan memperkenalkan diri.

Ternyata perempuan itu bagian dari pengurus IKM Madani di Kelurahan Tangkerang Labuai, Bukit Jaya, Kota Pekanbaru tersebut.

Perempuan bernama Henni itu cukup ramah, sehingga mempersilakan masuk ke ruangan berukuran 3x3 meter persegi itu. Ruangan kecil itu laksana kedai kecil.

Ada satu meja, satu etalase dan di dindingnya ada rak-rak tempat produk kerajinan kelompok itu.

Dialog berlangsung tentang produk yang dihasilkan kelompok perempuan ini. Sekitar 10 menit bercerita mengenai produk IKM dengan perempuan yang merupakan sekretaris kelompok itu.

Datanglah seorang perempuan berkerudung dan langsung mengenalkan diri. Ia rupanya Ketua IKM Madani bernama Renita.

Renita bercerita jumlah anggota kelompok IKM sebanyak tujuh orang dari ibu rumah tangga pada tiga rukun tentangga (RT) di pemukiman tersebut. KBA Indah Madani hanya pada 3 RT dilingkungan RW 04 Kelurahan Tangkerang Labuai.

Sedangkan produk yang dikembangkan adalah sabun cairan untuk cuci piring atau peralatan dapur. Namanya Sabun Cair Madani (SCM) sudah dimulai pada 2017.

Sedangkan merek Sabun Cuci Pekanbaru Riau (SCPR), proses pembuatannya sudah dilakoni sejak setahun terakhir.

Dua nama produk itu bahan olahan sama. Hanya merek yang dibedakan untuk jangkau pasar lebih luas, jelas Renita.

Kini jadi pemasok tetap restoran, rumah makan dan cafe-cafe makanan dan minuman serta pelaku usaha kecil lainnya di kota itu.

Renita menuturkan, harga jual SCM dan SCPR dipatok dibawa harga produk dihasilkan pabrikan. Jika saat ini dipasaran produk sabun cair pabrikan dijual Rp13.000/botol. Sedangkan SCM hanya Rp9.000/botol berisi 450 meli liter.

Selain harga dan merek yang membedakan dengan produk sabun cair pabrikan, terdapat pada busa SCM kurang dan kelembutan serta tidak ada dampak kesehatan bagi pemakainya.

"Selama ini belum ada keluhan pelanggan soal dampak kesehatn kulit. Kalau ada, tentu kami yang membuat pertama kali merasakan, alhamdulillah selama ini tangan kami aman-aman saja mengolahnya," ungkap Renita diaminkan Henni.

Kini sedang menunggu sertifikat produksi Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) dari Dinas Kesehatan Provinsi Riau. Terkait pada akhir November 2018 ada pelatihan untuk PKRT.

Setelah keluar sertifikat produksi itu, kata Renita, baru dipasarkan ke supermarket dan indomart yang ada di Pekanbaru khususnya dan wilayah di Provinsi Riau secara umum.

Terkait pengolahan masih secara manual sehingga produksi terbatas. Pertimbangan permintaan atau pelanggan belum luas cakupannya.

Jadi, untuk satu galon air isi ulang, bisa menghasilkan SCM sebanyak 18 liter, jelas Renita.

Produk yang dikembangan oleh kelompok perempuan itu, juga mendapatkan pesanan dalam suasana menjelang pesta demokrasi 2019.

"Ya, kami membuat kemasan ukuran kecil SCM yang isinya di bawa yang biasanya. Memenuhi permintaan sejumlah calon legislatif kota," ungkapnya.

Namanya usaha, timpal Henni, siapa saja yang mesan tentu dilayani, karena pemasukan untuk IKM.
Ketua Renita (kanan) dan Sekretaris Hanni sedang membuat kerajinan dari limbah koran dan souvenir dari benang kur di gerai IKM Madani Kampung Berseri Astra (KBA) Indah Madani, Kelurahan Tangkerang Labuai, Kota Pekanbaru, Riau. (Antarasumbar/Siri Antoni/18)


Usaha produktif kelompok perempuan ini, tak hanya sekadar mengolah sabun cair, tapi ada kerajinan tangan. Mengolah bahan limbah seperti kertas koran dijadikan dalam bentuk tas dan tempat sampah. Selain itu, membuat mainan kunci dan juga menjalin benang kur.

Menurut dia, mendaur ulang limbah sampak untuk bisa kembali jadikan bernilai ekonomis.

Henni menambahkan, produk yang dipajangkan di etalase IKM bukan saja hasil karya anggota semata. Ada sebagian produk rumah tangga dibuat masyarakat setempat.

Masyarakat khusus kaum ibu-ibu rumah tangga dipersilahkan untuk menitipkan produk kerajinan yang dihasilkannya di gerai IKM.

"Ada juga hasil kerajinan ibu-ibu rumah tangga yang bukan anggota IKM Madani yang dibawa saat pameran. Kita sering ikut pameran yang diadakan pemerintah kota maupun provinsi. Juga sudah pernah ikut pameran ke Sumbar dan Lampung," katanya.

Dengan menjadi bagian dari KBA, sangat membantu sekali dalam pengembangan usaha atau industri rumah tangga karena diberi suntikan modal. Takalah pentingnya diberi pembekalan pengetahuan bernilai guna, tambah Henni.

Petisipasi Nyata

Berjalannya program pembangunan dalam banyak aspek seperti di KBA Indah Madani, terkait masyarakat setempat sudah sebagai subjek, bukan hanya objek pembangunan. Terutama bagi lingkungannya.

Sang Pelopor di KBA Indah Madani Mirshal menceritakan, awalnya RT 01 sampai 04, RW 04, sejak 2014 ditetapkan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Pekanbaru kawasan Program Kampung Iklim (Porklim).

Selanjutnya berjalan saja secara mandiri karena tingginya partisipasi masyarakat. Suasana lingkungan asri bisa tercipta.

"Alhamdulillah, warga kompak untuk menciptakan lingkungan bersih dan berseri. Hingga kini terus rutin digelar gotong royong, minimal sekali sebulan," ujarnya.

Selama dalam hidup bermasyarakat masih berpegang dengan filosofi sapu lidi, maka apa yang diinginkan untuk perubahaan bisa diwujudkan.

Justru itu, kata Mirshal, ketika manajemen Astra meminta kepada DLH Kota Pekanbaru, satu kawasan permukiman untuk menjalankan program kampung berseri Astra dengan empat pilar (Kesehatan, Pendidikan, Lingkungan dan Kewirausahaan)

Ketika itu, direkomendasikan Kelurahan Tangkerang Labuai, Bukit Jaya, Kota Pekanbaru. Sebelumnya juga sudah dijadikan sebagai kawasan Proklim.

Mirshal menceritakan, tepatnya awal menjadi KBA Indah Madani pada 29 Oktober 2017, maka semua terus bergerak bersama. Adanya pembinaan dan pengetahuan baru dari pihak Astra.

Karenanya hadirnya kelompok hydroponik di RT 04, kelompok pengelola kompos. Jumlah anggota setiap kelompok sebanyak 10 orang. Kalau kelompok kompos ada tiga di RT 03 di pemukiman berpendudukan 400 kepala keluarga (KK) itu.

Pengembangan sayuran melalui pola hydroponik sudah beberapa kali penanen dilakukan. Hasilnya cukup bagus.

"Kami menjadi KBA IM memang belum lama dibandingkan dengan di daerah lain. Namun, banyak perubahan sudah terjadi," ujarnya.

Pihaknya sudah banyak juga belajar dari KBA lain yang ada di Tanah Air yang hingga kini sudah 77 dibentuk PT. Astra Internasional Tbk. Bahkan KBA IM pada kegiatan ekspose program selama 2018 dan perencanaan program untuk 2019 di Bali pada 24 November 2018.

Kegiatan itu digelar Astra internasional, KBA IM Pekanbaru satu diantaranya turut mempresentasikan program dihadapan para dewan juri. Dewan juri terdiri atas perwakilan Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian Sosial dan dari PT Astra Internasional.

"Kami merasa senang bisa turut memaparkan program. KBA IM tampil dengan percaya diri. Presentasi disampaikan oleh Local Champhion yakni Mirshal dan didampingi oleh fasilitator Ari," katanya.

Kendati KBA IM memang belum bisa terbaik diposisi tiga besar. Namun, iven itu baginya tetap ada hasil yang terbaik dan dapat meningkatkan program lebih baik lagi kedepannya.

Upaya ke depan terus dilakukan, kata dia, kini kelompok untuk pengelolaan taman baca sudah terbentuk pula.

Taman baca di Kampung Berseri Astra (KBA) Indah Madani, Kelurahan Tangkerang Labuai, Kota Pekanbaru, Riau. (Antarasumbar/Siri Antoni/18)


Tempatnya sudah didirikan, meski belum maksimal pengelolaannya, tapi sudah bisa dipakai saat akhir pekan bagi anak-anak untuk belajar bersama.

"Kami berkolaborasi dalam pengembangan KBA dengan belbagai unsur. Buktinya IKM Madani bermitra dengan bank sampah yang dikelolah kelurahan," ujarnya.

Filosofi dari KBA merupakan wilayah suatu daerah dengan lingkungan yang bersih, hijau dan dihuni oleh masyarakat yang sehat, cerdas dan produktif yang mencerminkan empat pilar CSR Astra, yakni Kesehatan, Pendidikan, Lingkungan dan Kewirausahaan.

Local Champhion KBA IM ini menyatakan, upaya mewujudkan pilar CSR Astra itu menjadi spirit bagi masyarakat di bawa gerakan KBA IM untuk menujud hidup sejahtera dan masyarakat madani.

Menyinggung prestasi diraih KBA IM, pernah menjadi lingkungan pemukiman terbersih untuk tingkat Kota Pekanbaru. "Keberadaan dan kegiatan serta produktifitas KBA IM mendapat suppot dari wali kota, karena sejalan dengan visi daerah menuju masyarakat Madani," ujarnya.

Role model

Pola program KBA yang digagas PT. Astra Internasinal Tbk bersama anak perusahaannya sangat relevan untuk dijadikan role model membangun Indonesia dari desa.

Setiap kawasan atau desa punya potensi lokal yang dikembangkan bisa bernilai guna.

Sangat beragama potensinya, tapi tak menemukan cara dan pemberdayaan berkelanjutan dalam pengelolaannya.

Hal ini disampaikan Maswandi, SE mantan Pimpinan Antara Provinsi Riau yang menyempatkan datang ke KBA IM, juga sempat berdiskusi ringan dengan pengurus IKM Madani.

Menurut pria berdarah Minang itu, jika saja peresuhaan swasta maupun badan usaha milik negara bisa menjalankan dan mencontoh seperti program KBA ini, tentu ribuan kampung bisa berdaya dengan potensi lokal yang dimiliki.

Betapa tidak, Astra Internasional dengan anak perusahaannya saja menargetkan 300 KBA di bumi pertiwi ini.

Ia menilai, dengan konsep KBA membuat pengalokasian dana tanggung jawab sosial atau corporate sosial responsbility perusahaan baik swasta maupun BUMN makin terarah dan pemanfaatan secara berkelanjutan.

Selain itu, program yang dikembangkan fokusnya jelas, partisipasi masyarakat dapat digerakan untuk melakukan perubahan secara bersama-sama secara berkesanambungan.

"Sayangnya belum banyak perusahaan-perusahaan di negeri ini melakukan penerapan program pemberdayaan seperti KBA. Hanya mengucurkan CSR masih terpencar-pencar," ujar Pimpinan Antara Biro Sumbar itu.

Selain terpencar, bantuan melalui dana tanggung jawan sosial, masih dominan ke satu sektor misalnya UMKM. Jikapun ada untuk sektor pendidikan kecenderungan dalam bentuk fisik.

Padahal, melihat pada skema program KBA terarah pada pendidikan, lingkungan dan kesehatan dan ekonomi produktif. Jadi
Berkesempatan foto bersama di gedai IKM Madani Kampung Berseri Astra (KBA) Indah Madani, Kelurahan Tangkerang Labuai, Kota Pekanbaru, Riau. Dari kanan (Renita, Maswandi dan Hanni paling kiri). (Antarasumbar/Siri Antoni/18)
masyarakat pemukiman dengan lingkungan yang cerdas, sehat, bersih dan produktif.

Indonesia maju sejahtera dari pinggiran bisa terwujud, bilamana aset masyarakat digerakan, potensi lokal disegi ekonomi, lingkungan alam, budaya dan sejarah dilakukan pemetaan.

Semangat pembangunan dengan menjadikan local wisdom sebagai spirit pondasi dan obyeknya serta masyarakat langsung sebagai subjek utama dalam menapak arah pembangunan dikampungnya.*