Industri kerupuk kulit di Sumatera Barat khususnya Kota Padang saat ini terus berkembang, seiring dengan meningkatnya permintaan masyarakat terhadap makanan ringan tersebut untuk dikonsumsi.
Makanan kerupuk kulit itu memang menjadi salah satu primadona cemilan untuk teman lauk pauk di ranah Minangkabau.
Tidak heran di Kota Padang yang dijuluki Kota Bengkuang, banyak bermunculan Industri Kecil dan Menengah (IKM) yang bergerak pada industri kerupuk kulit, salah satunya IKM Kerupuk Kulit Arsyilla.
IKM Kerupuk Kulit Arsyila merupakan salah satu produsen kerupuk kulit yang sudah berpengalaman dalam usaha tersebut, terutama produksi kerupuk "latua" sejak tahun 1986. Usaha itu merupakan usaha turun temurun dan saat ini "dipegang" oleh seorang mahasiswa Universitas Eka Sakti Padang, Yudi.
Pengelolaan usaha itu dilakukan dengan sistem kekeluargaan dengan mempekerjakan enam orang pekerja tetap yang berasal dari keluarga dekat.
Usaha kerupuk kulit itu berproduksi setiap hari dengan jumlah produksi cukup tinggi yaitu lebih dari empat lembar kulit sapi per hari.
Meski berkembang cukup baik, tetapi pemasaran produknya masih terbatas terhadap produsen kerupuk kulit lain dan kenalan saja.
Ditinjau dari produk yang dihasilkan, IKM Kerupuk Kulit Arsyila lebih fokus pada pembuatan kerupuk kulit setengah jadi yaitu kulit yang telah dikeringkan berupa kerupuk latua. Jenis kerupuk ini harus digoreng terlebih dahulu baru bisa dikonsumsi.
Sementara produk kerupuk krispi (yang telah digoreng) hanya dibuat kalau ada permintaan saja.
Konsumen IKM ini adalah beberapa produsen kerupuk kulit yang membeli bahan baku setengah jadi tersebut untuk digoreng menjadi kerupuk kulit yang krispi.
Hal itu menjadi salah satu kendala pemasaran kerupuk kulit Arsyila, karena penjualan secara langsung ke konsumen agak terbatas.
Sang pemilik usaha, Yudi menuturkan kendala utama pengembangan usaha itu adalah izin Produk Industri Rumah Tangga (P-IRT).
Kendala izin P-IRT ini yang menjadi latar belakang beberapa orang dosen dari Fakultas Peternakan, Universitas Andalas (Unand) Padang melakukan pengabdian masyarakat ke IKM yang berlikasi di Kecamatan Lubuk Begalung Padang tersebut pada Rabu 5 November 2018.
Dosen tersebut yakni, Deni Novia MP, Indri Juliyarsi MP, Sri Melia MP, Ade Sukma Ph.D, Prof. Drh. Endang Purwati, Ph.D dan Drh. Yuherman Ph.D yang juga didampingi oleh dua orang mahasiswi Fakultas Peternakan Rika Afriyani dan Fatimah Nurhayani.
Setelah memahami secara rinci persoalannya terkait pemasaran produk tersebut, Tim Pengabdian Masyarakat Fakultas Peternakan Unand mengupayakan solusi, karena pemasaran merupakan ujung tombak sangat menentukan untuk perluasan usaha.
Salah satu solusi adalah mengembangkan penjualan secara on-line (e-commerce). Usaha tersebut disosialisasikan dalam pengabdian ini melalui media-media sosial seperti FB, IG, Youtube dan WA. Untuk Facebook saja, saat ini kerupuk kulit Arsyila sudah memiliki 2000 lebih pertemanan, belum grup lainnya juga akan menyusul.
Diharapkan dengan semakin dikenal dalam dunia maya, banyak pesanan berdatangan terutama dari dalam bahkan luar negeri. Di penghujung tahun 2018 IKM Arsyila optimis untuk terus melaju meraih peluang emas perluasan pemasaran.
Dalam rangka menyambut perluasan pemasaran itu, Tim Pengabdi Unand juga telah memberikan pembekalan untuk mitra berupa "Smart Packaging" melalui pelatihan dan sosialisasi kemasan vakum, kemasan "standing poch" dengan seal, yang lebih fleksibel dan menarik dengan berbagai ukuran.
Kemasan sudah siap untuk ditempel stiker merek Arsyila lengkap dengan nomor P-IRT yang baru.
Mitra juga sangat mengharapkan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Unand, akan membantu lagi dalam pengurusan H
halal BP POM MUI supaya konsumen tidak was-was dan pemasaran bisa lebih luas lagi.
*Penulis merupakan akademisi sekaligus peneliti di Fakultas Peternakan Universitas Andalas.
Berita Terkait
Polres Pasaman Barat tekankan peran masyarakat awasi narkoba di daerah perbatasan
Minggu, 5 Mei 2024 18:19 Wib
Unand-Universiti Kebangsaan Malaysia adakan pengabdian masyarakat
Sabtu, 4 Mei 2024 18:19 Wib
Bupati Agam: pembentukan DOB langkah strategis tingkatkan pelayanan masyarakat
Sabtu, 4 Mei 2024 12:36 Wib
BNI Berbagi, salurkan bantuan pangan ke masyarakat terdampak erupsi Gunung Marapi
Rabu, 1 Mei 2024 19:20 Wib
Gubernur: Gerakan Tabungan Pajak mudahkan masyarakat bayar kewajiban
Selasa, 30 April 2024 20:03 Wib
Jokowi: Mafia tanah berkurang karena masyarakat pegang sertifikat
Selasa, 30 April 2024 18:03 Wib
Sumbar permudah masyarakat bayar pajak lewat Gerakan Tabungan Pajak
Selasa, 30 April 2024 17:08 Wib
Pemkab Agam siapkan program integrasi layanan primer tongkat kesehatan masyarakat
Selasa, 30 April 2024 15:11 Wib