Warga Pariaman keluhkan pasokan elpiji bersubsidi

id elpiji bersubsidi,harga elpiji 3 kg,PT Pertamina

Warga Pariaman keluhkan pasokan elpiji bersubsidi

Salah seorang agen gas elpiji tiga kilogram memperlihatkan tabung gas yang sudah kosong. (Antara Sumbar/Muhammad Zulfikar)

Pariaman, (Antaranews Sumbar) - Sejumlah warga di Kota Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar), mengeluhkan pasokan elpiji tiga kilogram karena sering habis di pangkalan.

Rafkiman (46), seorang warga Desa Rawang Kecamatan Pariaman Tengah, Senin, mengatakan sudah sekitar dua bulan terakhir tidak bisa mendapatkan elpiji bersubsidi di pangkalan terdekat.

"Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja cukup sulit mendapatkan di tingkat pangkalan, mereka berdalih pasokan sering habis," kata dia.

Padahal, katanya, di beberapa warung atau toko di kota itu pasokan elpiji tiga kilogram selalu ada untuk dijual dengan harga yang cukup tinggi.

"Di tingkat pedagang atau pengecer harganya bisa mencapai Rp25 ribu per tabung, namun itu cukup memberatkan masyarakat," ujarnya.

Warga Kecamatan Pariaman Tengah lainnya Yarni (41) mengaku tingginya harga gas elpiji tiga kilogram tersebut menyulitkan perekonomian masyarakat.

"Tentu saja dengan harga yang cukup tinggi tersebut berdampak pada ekonomi rumah tangga, selain itu gas bersubsidi tiga kilogram juga sulit kami dapatkan," katanya.

Suasdi (55) Direktur PT Cahaya Anugrah Bersama, salah seorang agen elpiji tiga kilogram di Kota Pariaman, mengatakan pasokan gas bersubsidi tersebut datang setiap hari dengan jumlah mencapai 1.120 tabung.

"Pasokannya setiap hari datang, namun hanya bertahan satu hari atau paling lama dua hari karena tingginya permintaan dari masyarakat," katanya.

Pihaknya mengaku setiap tabung elpiji tiga kilogram tersebut dijual Rp15 ribu kepada masing-masing pangkalan.

"Total ada 23 pangkalan elpiji tiga kilogram yang datang menjemput kemari, sebanyak 1.120 tabung gas tersebut dinilai mencukupi kebutuhan masyarakat," ujar dia.

Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kota Pariaman, Gusniyetti Zaunit, mengatakan pada Maret 2018, pemerintah daerah telah menyurati 46 pangkalan elpiji agar tidak menjual di atas harga eceran tertinggi (HET) yaitu Rp17 ribu per tabung.

Dinas terkait beberapa waktu lalu telah memberikan surat teguran kepada beberapa pangkalan elpiji karena diduga menjual di atas HET.

"Pangkalan elpiji yang menaikkan harga akan ditegur, jika masih membandel maka izin usahanya bisa dicabut oleh pemerintah daerah," katanya. (*)

Baca juga: Harga elpiji bersubsidi di Agam mencapai Rp30.000 pertabung

Baca juga: Di Pesisir Selatan elpiji tiga kilogram dijual Rp25 ribu per tabung

Baca juga: Gawat, harga elpiji tiga kilogram di Solok Selatan tembus Rp28 ribu