Ini yang dilakukan petani Pasaman Barat menyikapi mahalnya pupuk anorganik

id Pupuk

Ini yang dilakukan petani Pasaman Barat menyikapi mahalnya pupuk anorganik

Tanaman jeruk petani di Kecamatan Sungai Aur Kabupaten Pasaman Barat tumbuh subur menggunakan pupuk organik cair.

Simpang Empat, (Antaranews Sumbar) - Para petani di Kecamatan Sungai Aur, Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat, mulai memanfaatkan pupuk organik cair menyikapi tingginya harga beli pupuk anorganik dan sulitnya mencari pupuk bersubsidi di daerah itu.

"Benar, pupuk organik cair atau disingkat dengan POC ini manfaatnya selain menekan biaya juga menambah penghasilan petani," kata Ketua Kelompok Tani Abwabur Rahmat Sungai Aur, Dahrimal, Kamis (13/9).

Ia mengatakan penggunaan pupuk organik cair berawal dari pelatihan yang diadakan oleh Pemerintah Nagari Sungai Aur bekerja sama dengan penyuluh pertanian.

Dari pelatihan itu, pihaknya memberanikan diri membuat pupuk organik cair dan mencoba ketanaman jeruk.

Ia menilai penggunaan pupuk organik cair sangat membantu petani dan pekebun dalam bercocok tanam.

Menurutnya kebun jeruknya sudah dua tahun menggunakan pupuk organik cair. Biasanya tanaman jeruknya diberi pupuk anorganik empat kali setahun, maka saat ini cukup diberi dua kali dalam setahun sehingga dia bisa menghemat biaya pemupukan hingga jutaan rupiah.

"Biaya pemupukan satu tahun biasanya mencapai Rp20 juta, dengan menggunakan pupuk organik cair hanya mencapai Rp10 juta," ujarnya.

Ia menjelaskan biaya yang dikeluarkan untuk pembuatan pupuk organik cair dalam satu bulan sekitar Rp100 ribu dengan memanfaatkan limbah organik.

Enam tong limbah organik bisa menghasilkan 20 liter pupuk organik cair. Satu kali pemupukan bagi 250 batang jeruk membutuhkan POC 240 liter.

Ia menambahkan selain lebih murah penggunaan pupuk organik cair memberikan banyak manfaat lain.

Diantaranya tanaman jeruk yang di beri pupuk organik tidak pernah berhenti berbunga. Kemudian bisa mengendalikan hama tanaman serta tidak memiliki efek samping bagi tanah maupun lingkungan.

Untuk hasil panen, ia mengaku dari 250 batang jeruk yang ia miliki mampu menghasilkan jeruk hingga dua ton. Artinya satu batang bisa menghasilkan buah hingga 8 kilogram.

Ia berharap ke depan penyuluh pertanian maupun dinas terkait bisa melakukan pemeriksaan kandungan pupuk organik cair yang digunakan sehingga bisa disesuaikan dengan kebutuhan nutrisi tanaman.

"Mudah-mudahan pupuk organik cair ini menjadi alternatif bagi petani. Selain itu bisa menekan biaya dan meningkatkan penghasilan petani," harapnya. (*)