Pulau Punjung (ANTARA) - Warga Nagari Simalidu Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat (Sumbar) mengharapkan pemerintah setempat mencarikan solusi terkait kelangkaan pupuk subsidi hingga permintaan pelebaran jalan sepanjang enam kilometer.
"Perlu kami sampaikan, bahwasanya 70 persen kehidupan perekonomian masyarakat bergantung sebagai petani sawah. Tolong distribusi masalah pupuk yang sulit didapatkan menjadi perhatian pemerintah Dharmasraya ke depan," kata Wali Nagari Simalidu, Kecamatan Koto Salak, Saleh, di Pulau Punjung, Jumat malam (22/3).
Hal tersebut disampaikan wali nagari dihadapan tim VI Safari Ramadhan Kabupaten Dharmasraya, di Masjid Al-Mahmuda Jorong Salam Baru, Nagari Simalidu, Kecamatan Koto Salak.
Selain kelangkaan pupuk subsidi, kata dia masyarakat juga mengharapkan pelebaran sekaligus perbaikan jalan yang ada di nagari tersebut, mulai dari Simpang Simalidu sampai kantor wali nagari sepanjang kurang lebih enam kilometer.
Ia mengatakan masyarakat meminta agar pemerintah daerah hadir dalam pembangunan, terlebih yang berkaitan dengan infrastruktur. Menurut dia jalan tersebut merupakan akses utama masyarakat dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari.
"Jalan kecil, sementara mobilitas kendaraan sangat tinggi. Anak-anak sekolah, petani, pekebun, setiap hari melewati jalan ini. Jika tidak diperlebar dikhawatirkan akan membahayakan keselamatan warga dikemudian hari," ungkap dia.
Ia menambahkan atas nama masyarakat menyampaikan terimakasih atas kunjungan tim safari kabupaten ke nagari tersebut.
"Kami mengucapkan selama datang, terimakasih telah berkunjung dan bertemu dengan masyarakat. Perlu kami sampaikan, Simalidu adalah nagari yang berbatas langsung dengan Jambi. Yang mana masih banyak kekurangan, tentunya apa yang menjadi harapan masyarakat dapat menjadi perhatian pemerintah ke depan," ujarnya.
Sementara, menurut petani Almani (66) dan Marzuki (62), kelangkaan pupuk subsidi tentu memberatkan petani dalam biaya operasional. Ia berharap pemerintah dapat mencarikan solusi agar distribusi pupuk subsidi lancar dan tepat sasaran.
"Untuk masa panen pertama tahun ini pupuk subsidi cukup lancar, ke depannya bagaimana kami tidak tau. Namun Yang tahun kemarin 2023 pupuk subsidi memang sulit didapatkan, petani cuman kebagian dua karung pupuk subsidi untuk satu hektare sawah," ungkapnya.
Menurut dia saat pupuk langka petani hanya memperoleh dua karung pupuk subsidi untuk satu hektare lahan sawah dalam satu kali masa panen. Sedangkan idealnya satu hektare sawah dalam satu kali masa panen membutuhkan 10 karung pupuk.
"Kalau kami harus membeli pupuk non subsidi harga bisa tiga kali lipat, misalnya saja untuk pupuk urea non subsidi harga mencapai Rp375 ribu, poska Rp400 ribu," ungkap dia.
Meski demikian, tambah dia petani tetap harus membeli pupuk non subsidi dengan kosekuensi biaya operasional yang bertambah. Jika sawah tidak mendapatkan pupuk tentu akan berdampak terhadap hasil panen.
Menanggapi hal itu, Ketua Tim VI Safari Ramadhan Yefrinaldi, yang diwakili Kepada Dinas Badan Keuangan Daerah Asril AP, mengatakan salah satu tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mendengar dan menjemput langsung aspirasi warga.
"Apa yang menjadi aspirasi dan harapan masyarakat malam ini akan menjadi catatan bagi kami, untuk selanjutnya akan sampaikan ke dinas terkait agar segera ditindaklanjuti," ujar dia mengatakan.
TIm XI Safari Ramadhan Pemkab Dharmasraya menyerahkan bantuan berupa tikar, al quran, rekal , dan voucher bantuan masjid Rp10 juta.
Tim XI Safari Ramadhan Dharmasraya, terdiri dari Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Yefrinaldi (Ketua), Kepala Dinas BKD Asril AP, Plt Kepala Dinkes Yosta Defina, Irban Wilayah I Latifa Arifin, Kabid Praskel Dishub Yohanes, Kabid Koperasi UMKM Mukhlis, bagian Kesra Shelvi, media, dan beberapa anggota tim lainnya.