Terban sejak 2014, jembatan di Sungai Tompek belum diperbaiki Pemkab Agam

id Jembatan Terban, Sungai Tompek ,Agam

Terban sejak 2014, jembatan di Sungai Tompek belum diperbaiki Pemkab Agam

Dua orang warga Tompek, Nagari Silareh Aia, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam, sedang melihat lokasi jembatan yang terban akibat hujan beberapa bulan lalu. (ANTARA SUMBAR/Yusrizal)

Lubukbasung, (Antaranews Sumbar) - Masyarakat Tompek, Nagari Silareh Aia, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam, berharap pemerintah setempat segera memperbaiki jembatan yang rusak akibat terban setelah hujan melanda daerah itu.

Tokoh Masyarakat Tompek, Jondra Marjaya di Lubukbasung, Minggu, mengatakan, jembatan di Sungai Tompek itu kini hanya bisa dilalui kendaraan roda dua karena terbuat dari pohon kelapa.

"Jembatan dengan pohon kelapa itu dibuat Maret 2018, setelah badan jembatan terban akibat curah hujan tinggi melanda daerah itu," katanya.

Masyarakat daerah itu kesulitan untuk membawa tandan buah segar dan hasil perkebunan lainnya. Mereka kini harus melewati jalan yang melintasi perkebunan kelapa sawit milik perusahaan dengan perbedaan jarak tempuh sekitar tujuh kilometer.

Melalui jembatan itu hanya berjarak sekitar tiga kilometer.

"Melalui jalan yang melewati perkebunan sawit perusahaan masyarakat tidak bebas karena setiap pukul 19.00 WIB dan Minggu jalan itu ditutup," katanya.

Pihaknya berharap Pemkab Agam segera membangun jembatan tersebut.

Jembatan itu juga pernah terban pada 2014 dan pada 2016. Perusahaan kelapa sawit di daerah itu membantu pembangunan jembatan sekitar Rp100 juta pada 2016.

Namun pada Maret 2018, jembatan kembali terban dan nsungai melebar sekitar 12 meter dari kondisi semula yang hanya dua meter dan kedalaman sekitar sembilan meter dari kondisi semula dua meter.

"Tanah sekitar sungai sangat labil, sehingga mudah dikikis air," katanya.

Sementara itu, Wali Jorong Tompel Andika, menambahkan, pihaknya telah mengusulkan pembangunan jembatan ke pemerintah nagari, pemeritah kecamatan sampai pemerintah kabupaten.

Atas dasar itu, bupati, sekda dan Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang setempat telah meninjau lokasi.

Selain itu, pihaknya juga telah dipanggil ke kantor bupati untuk membahas pembangunan jembatan tersebut.

Untuk lokasi lahan sekitar jembatan, sudah bebas dan tanpa diganti rugi.

"Kami berharap jembatan itu dibangun pada tahun depan sehingga akses transportasi bagi 400 kepala keluarga di daerah itu kembali normal," tegasnya.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Agam, Yunaldi mengatakan pemerintah setempat tidak bisa mengalokasikan dana untuk membangun jembatan itu, karena jalan tersebut merupakan jalan nagari.

Untuk itu, dana pembangunan jembatan itu berasal dari nagari dan pihaknya siap membuat perencanaan pembangunan jembatan itu.

"Kita siap memberikan bantuan untuk membuat perencanaan agar pembangunan berjalan dengan baik," katanya. (*)