Solok Selatan libatkan guru dan siswa dalam simulasi bencana

id simulasi bencana

Solok Selatan libatkan guru dan siswa dalam simulasi bencana

Pelajar TK didampingi para guru berlari menyelamatkan diri dari ancaman bencana saat Simulasi yang dilaksanakan oleh Pemerintah Solok Selatan dalam rangka memperingati Hari Kesiapsiagaan Bencana, di Muaralabuh, Kamis. (Antara Sumbar/Erik IA)

Simulasi ini akan membangun kesadaran guru dan murid sekolah dan masyarakat dalam kesiapsiagaan bencana
Padang Aro, (Antaranews Sumbar) - Pemerintah Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat melibatkan guru dan siswa mulai dari taman kanak-kanak (TK) hingga Sekolah Menengah Pertama (SMP) pada simulasi bencana dalam rangka memperingati Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional 2018.

Wakil Bupati Solok Selatan Abdul Rahman di Padang Aro, Kamis, mengatakan kabupaten itu memiliki potensi bencana yang cukup tinggi karena secara geologis berada pada patahan sesar Sumatera, yakni zona tumbukan Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Eurasia atau dikenal dengan sesar semangka.

"Dengan laju pergerakan tujuh centimeter pertahun dan pergerakan patahan yang cukup besar, maka akan berpotensi menimbulkan gempa bumi, oleh sebab itu dibutuhkan kesiapsigaan bencana, simulasi mengajarkan bagaimana mengambil tindakan dalam waktu singkat," katanya.

Dia mengatakan, dari sisi vulkanologi Solok Selatan berada di kaki Gunung Kerinci yang masih aktif dan memiliki ketinggian 3.805 Mdpl.

Apabila terjadi aktivitas vulkanik dan seismik di Gunung Kerinci maka akan berdampak langsung terhadap aktivitas masyarakat.

Dia berharap simulasi itu bisa membudayakan latihan secara terpadu, terencana dan berkesinambungan guna meningkatkan kesadaran, kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat.

Sementara itu, Kalaksa BPBD Solok Selatan, Editorial menjelaskan kegiatan utama pada Hari Kesiapsiagaan Bencana di Solok Selatan adalah simulasi bagi guru dan pelajar.

Sekolah yang dilibatkan yaitu TK Negeri 2 Solok Selatan, SDN 05 Pasar Muaralabuh dan SMPN 1 Solok Selatan.

Para pelajar ini dilatih melakukan evakuasi mandiri, simulasi kebencanaan, uji sirene peringatan dini dan lapangan tenis Muara Labuh sebagai titik kumpul guru dan siswa yang melaksanakan kegiatan.

"Simulasi ini akan membangun kesadaran guru dan murid sekolah dan masyarakat dalam kesiapsiagaan bencana," ujarnya.

Peserta simulasi diharapkan mampu membangun budaya aman, membangun naluri untuk selamat dari ancaman bencana agar tidak banyak korban akibat ancaman bencana.

Menurut dia, latihan kesiapsiagaan bencana harus dilakukan secara rutin agar masyarakat sadar pentingnya perilaku dan budaya untuk siaga dari musibah.

Bencana yang sering melanda Solok Selatan seperti banjir, tanah longsor, angin putting beliuang dan juga potensi letusan gunung berapi.

Saat simulasi guru dan pelajar berhamburan berlarian menyelamatkan diri dari gedung sekolah ke lokasi titik kumpul di lapangan tenis Muralabuh. (*)