Ini dia produk unggulan Pariaman yang bisa dipasarkan ke tingkat internasional

id Gusniyetti Zaunit

Ini dia produk unggulan Pariaman yang bisa dipasarkan ke tingkat internasional

Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Pariaman, Gusniyetti Zaunit (kanan) memamerkan tikar ruyung. (Antara Sumbar/Muhammad Zulfikar)

Beberapa produk unggulan yang telah diidentifikasi untuk tahap awal seperti tikar dari ruyung kelapa, sulaman, bordir, dan rajutan hasil kerajinan Kota Pariaman
Pariaman, (Antaranews Sumbar) - Pemerintah Kota Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar), telah melakukan identifikasi sejumlah produk unggulan hasil kerajinan pelaku usaha di daerah itu untuk dipasarkan di tingkat internasional.

"Beberapa produk unggulan yang telah diidentifikasi untuk tahap awal seperti tikar dari ruyung kelapa, sulaman, bordir, dan rajutan hasil kerajinan Kota Pariaman," kata Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Pariaman, Gusniyetti Zaunit, di Pariaman, Selasa, usai menerima kunjungan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Sumbar.

Ia mengatakan identifikasi produk unggulan tersebut merupakan arahan dan instruksi langsung dari Dekranasda provinsi untuk memasarkan berbagai hasil kerajinan masyarakat ke beberapa negara.

Kemudian setelah itu, pemerintah provinsi melalui Dekranasda akan mengadakan pertemuan temu bisnis dengan sejumlah pelaku usaha untuk memetakan berbagai produk yang dipasarkan ke level internasional.

Beberapa negara yang menjadi sasaran untuk memasarkan produk unggulan tersebut diantaranya Brunei Darussalam, Korea Singapura, Arab Saudi, dan Malaysia.

"Diperkirakan setelah hari Raya Idul Fitri 2018, berbagai produk unggulan tersebut sudah bisa dipasarkan terutama ke Brunei Darussalam," ujar dia.

Salah seorang pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) bidang perajin bordiran Dewi, mengatakan terbantu atas program yang digagas oleh pemerintah dalam mempromosikan hasil produknya ke tingkat internasional.

Selama ini pihaknya baru mampu mempromosikan dan menjual produk bordiran di tingkat nasional saja dengan jumlah produksi 250 unit per bulan.

Sebelumnya ia juga mengaku sempat menjalin pemasaran produk dengan pelaku usaha dari Kuwait dan Taiwan namun terkendala ongkos kirim.

"Selain biaya ongkos kirim, kami juga terkendala modal untuk pengembangan usaha dan berharap pemerintah dapat mencarikan solusi," katanya. (*)