BUMN bersinergi bisa untung sebagai pilar pemersatu bangsa

id Rini

BUMN bersinergi bisa untung sebagai pilar pemersatu bangsa

Menteri BUMN Rini Soemarno (kiri) didampingi Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abid (dua dari kanan) dan Dirut PT PNM (Persero) Parman Nataatmadja (dua dari kiri) sambil mengendong anak sekaligus berkonsultasi nasabah mekar Permodalan Nasional Madani (PNM) di Padang, Sumbar, Minggu (15/10). Program mekar PNM merupakan pemberdayaan melalui pembiayaan berbasis kelompok bagi perempuan prasejahtera pelaku usaha ultra/super mikro dan merupakan upaya pemerintah untuk memberantas kemiskinan. ( ANTARA SUMBAR/Maril/17)

sesama BUMN seharusnya saling mendukung, saling menjaga satu sama lain sehingga bisa memacu diri untuk lebih baik untuk lingkungan BUMN itu sendiri, atau bahkan untuk bangsa
Jakarta, (Antaranews Sumbar) - Menteri BUMN Rini Soemarno meminta seluruh perusahaan negara untuk bersinergi memanfaatkan keunggulan masing-masing sehingga dapat menyejahterakan masyarakat serta bisa menjadi pilar yang dapat mempersatukan Indonesia.

"Dengan kinerja keuangan yang bagus, BUMN itu bisa menjadi pilar karena hadir di seluruh titik pelosok Indonesia," kata Rini usai mengikuti acara Fun Bike BUMN 2018 di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Minggu.

Menurut Rini, sesama BUMN seharusnya saling mendukung, saling menjaga satu sama lain sehingga bisa memacu diri untuk lebih baik untuk lingkungan BUMN itu sendiri, atau bahkan untuk bangsa.

"Pada dasarnya BUMN harus bekerja sama. Kalaupun sekali-kali harus berkompetisi, tidak apa-apa, asalkan berkompetisi secara sehat," ujarnya.

Ia menekankan bahwa BUMN harus bisa berbagi kepada masyarakat luas sesuai dengan tugasnya sebagai agen pembangunan.

"Walaupun ada beberapa perusahaan yang kurang sehat, cukup banyak perusahaan yang kinerjanya makin bagus," tegasnya.

Di hadapan sekitar 1.200 karyawan BUMN yang mengikuti sepeda santai hari itu, Rini mengatakan bahwsa para direksi BUMN agar selalu mencari terobosan dalam menjalankan perusahaan.

"Jika perusahaan untung, tentu yang paling utama diperhatikan adalah kesejahteraan karyawan terlebih dahulu. Kalau karyawan ada yang belum punya rumah, kita harus berupaya bagaimana bisa menyediakannya," ujanya.

Ia pun menargetkan pada tahun 2018 tidak ada lagi perusahaan yang menderita kerugian. Dari jumlah BUMN yang mengalami defisit selama 2017 sebanyak 12 perusahaan.

Pada tahun 2016, kata dia, jumlah BUMN yang rugi mencapai 24 perusahaan, pada tahun 2017 turun menjadi 12 perusahaan, kemudian pada tahun 2018 targetnya tidak ada lagi yang rugi.*