Kopertis X dorong kampus laksanakan kuliah secara dalam jaringan

id herri,kopertis,wilayah x

Kopertis X dorong kampus laksanakan kuliah secara dalam jaringan

Koordinator Kopertis Wilayah X, Prof Herri. (Antara Sumbar/MR Denya Utama)

Ini contoh langkah pendidikan tinggi dalam pemanfaatan teknologi guna menghadapi perubahan global yang cepat
Padang, (Antaranews Sumbar) - Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) Wilayah X mendorong pelaksanaan kuliah secara dalam jaringan (daring) dan interaktif di kalangan kampus swasta.

"Kami telah memfasilitasi pelaksanaan kuliah daring di Universitas Internasional Batam, diharapkan kampus lain berinisiatif serupa," kata Koordinator Kopertis X Prof Herri di Padang, Selasa.

Dia menyebutkan diskusi interaktif yang digelar pada Jumat (9/2) dan diikuti tujuh kampus tersebut dinilai efektif untuk menyebarkan upaya pembelajaran berbasis jaringan.

Dengan memanfaatkan teknologi, mahasiswa secara sekaligus dapat melihat dan berdiskusi pada tempat yang berbeda.

Teknologi ini, ujarnya dia bisa dikembangkan untuk pembelajaran sehari-hari.

Dalam hal ini dosen mulai mencoba menerapkan sistem ini kepada mahasiswa dengan merujuk pada ketentuan yang berlaku.

"Ini contoh langkah pendidikan tinggi dalam pemanfaatan teknologi guna menghadapi perubahan global yang cepat," tambahnya.

Sistem pembagian informasi atau kuliah daring ini tergolong baru tentu membutuhkan satu pemikiran dan pelatihan untuk melaksanakannya.

Meskipun begitu secara keuntungan cukup banyak misalnya menambah poin untuk akreditasi.

Sebagai ajang diskusi antar dosen yang jaraknya berjauhan seperti membicarakan kurikulum akademik atau sistem pengajaran.

Sistem ini juga bisa membantu mahasiswa dan dosen berdiskusi meski berbeda kampus atau program studi.

Terlebih tahun ini sistem ini akan diperkenalkan Kemenristekdikti dengan menyiapkan ratusan proyek pengembangannya.

Artinya kampus berpeluang mengadakan kegiatan serupa dengan fasilitas dari Kementerian.

Kopertis X sendiri saat ini tengah menjajaki kerja sama dengan Universitas Terbuka terkait sistem kuliah daring tersebut.

Sementara itu Rektor Universitas Andalas (Unand) Prof Tafdil Husni menilai pelaksanaan kuliah daring membutuhkan banyak waktu.

Sebab untuk mengubah sistem itu Kemenristekdikti harus menyusun peraturan dan nomenklatur yang baru.

Meskipun demikian dia mengapresiasi sistem ini sebagai jawaban atas perkembangan teknologi di bidang pendidikan tinggi. (*)