BKSDA Pasang Perangkap untuk Menangkap Beruang Madu yang Meresahkan Warga

id perangkap beruang

BKSDA Pasang Perangkap untuk Menangkap Beruang Madu yang Meresahkan Warga

Petugas Balai Konservasi Sumbar Daya Alam (BKSDA) dibantu warga memasang perangkap beruang. (Antara)

Lubukbasung, (Antara Sumbar) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Resor Kabupaten Agam, Sumatera Barat memasang perangkap di Labu Pacah, Jorong Empat, Nagari Garagahan, Kecamatan Lubukbasung, untuk menangkap beruang madu (helarctos malayanus) yang meresahkan warga setempat.

"Perangkap ini kita pasang di lokasi adanya jejak kaki beruang," kata Kepala BKSDA Agam, Syahrial Tanjung didampingi anggota bagian pengendalian ekosistem hutan, Ade Putra di Lubukbasung, Jumat.

Lokasi tersebut, katanya, merupakan lahan perkebunan sawit milik warga dengan jarak dari permukiman sekitar 200 meter dan beruang ini sering muncul di lokasi itu.

Perangkap itu diberi umpan berupa buah-buahan yang memiliki aroma harum.

Pihaknya berharap beruang madu tersebut bisa tertangkap dalam waktu dekat. Setelah itu akan dibawa ke Taman Marga Satwa Budaya Kinantan (TMSBK) Bukittinggi, untuk dikarantina sampai beruang itu sehat karena beruang ini dalam keadaan luka pada bagian kaki.

"Apabila beruang sehat maka akan kita lepas liar ke kawasan konservasi," katanya.

Menurut dia pemasangan perangkap itu dilakukan karena beruang dengan tinggi sekitar 80 centimeter sudah berada di luar habitat dan masuk ke permukiman warga.

Beruang tersebut sempat mengejar tiga warga yang hendak pergi ke kebun atas nama Hendri (27), Sutan Suria (56) dan Linda (46) .

Dari tiga warga itu, Hendri mengalami luka pada bagian kaki. Sedangkan dua warga lainnya bisa menyelamatkan diri.

"Keterangan dari ketiga warga tersebut, beruang mengalami luka pada bagian kaki. Kemungkinan beruang itu tertembak warga saat berburu babi hutan," katanya.

Sebelumnya, BKSDA Agam telah mengusir beruang tersebut dengan bunyi-bunyian.

Saat mengusir beruang itu, anggota dengan jumlah empat orang beserta masyarakat setempat melakukan penyisiran di lokasi tempat ditemukan beruang itu.

Namun tidak ditemukan satwa tersebut, hanya menemukan bekas dan tanda-tanda jejak kaki.

Kepala Dusun Labu Pacah, Adris Mulyadi menambahkan, beruang ini sangat meresahkan warga sekitar.

Untuk itu pihaknya melaporkan keberadaan beruang ini ke Polres Agam dan BKSDA.

"Laporan itu ditindaklanjuti oleh BKSDA dengan menurunkan tim untuk mengusir dan menangkap binatang buas tersebut," katanya. (*)