Padang, (Antara Sumbar) - Peneliti dari Universitas Andalas (Unand) Padang, Sumatera Barat, Prof Yuherman mengemukakan bakteri mikroba yang berasal dari daging sapi baik digunakan untuk pengawet makanan alami yang aman bagi manusia, hal ini meminimalkan pengaruh bahaya pengawet kimia.
"Tuntutan masyarakat terhadap keamanan pangan semakin tinggi sejalan dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan makanan yang bergizi dan sehat, maka dari pentingnya pengetahuan tentang bahan pengawet alami ini," katanya di Padang, Sabtu.
Ia menjelaskan bakteri asam laktat yang berasal dari strain Lactobacillus plantarum yang diisolasi dari daging sapi lokal, bahan itu efektif menjadi pengawet makanan alami yang baik bagi manusia.
Menurut dia, Plantaricin disebut sebagai pengawet alami karena dihasilkan oleh bakteri baik (good bacteria) yang merupakan bakteri probiotik yang masuk dalam kategori GRAS (generally recognized as safe) dan bukan hasil rekayasa sintetik (sintesa melalui bahan kimia).
Plantaricin terbukti mampu dihancurkan oleh enzim pencernaan manusia, sehingga saat dikonsumsi, plantaricin tersebut akan hancur menjadi asam amino yang dibutuhkan oleh manusia untuk membangun sel tubuh. Dengan kata lain, plantaricin aman dan tidak menghasilkan senyawa karsinogenik.
Penggunaan pengawet alami tersebut kepada masyarakat, menurut dia, sangat efisien dengan produksi masal menggunakan media lain yang setara seperti susu fermentasi.
"Saya berencana untuk produksi massal dengan media susu fermentasi, sehingga dapat membantu menghasilkan pengawet alami komersial dalam negeri yang murah dan aman," katanya.
Sebab, menurut dia makanan berpengawet kimiawi saat ini masih banyak dijumpai di pasar. Pengawet kimiawi digunakan masyarakat untuk memperpanjang masa simpan produk pangan mereka. Pengawet kimiawi tersebut diantaranya adalah boraks, formalin yang digunakan pada produk bakso, serta nitrit yang digunakan pada produk sosis.
Bahan pengawet buatan seperti boraks dan formalin, mempunyai efek samping yang berbahaya karena bersifat toksik dan karsinogenik.
"Bahan pengawet tersebut akan berakumulasi dalam tubuh memicu kanker dan bisa menyebabkan kematian. Oleh karena itu, bahan pengawet alami yang aman bagi manusia mutlak diperlukan untuk menggantikan bahan pengawet kimiawi," katanya.
Berita Terkait
Bakteri dalam mulut bisa sebabkan sinusitis, ini solusinya menurut dokter
Selasa, 13 September 2022 6:15 Wib
UV Sterilizer, aksesori Samsung bersihkan ponsel dari bakteri dan kuman
Selasa, 7 Juli 2020 9:47 Wib
Tiga mahasiswa ini berhasil kembangkan bakteri obat jamur cabai
Jumat, 16 Agustus 2019 9:00 Wib
Tidak semua bakteri buruk bagi tubuh
Senin, 24 September 2018 14:20 Wib
Bakteri berbahaya ini yang ditemukan BB Karantina Kemenkes RI pada sawi putih impor
Selasa, 6 Maret 2018 22:06 Wib
Bakteri Cabai Ancam Kedaulatan Pangan
Selasa, 13 Desember 2016 17:30 Wib
Mahasiswa Jepang Riset Bakteri Diare di Unand
Rabu, 20 April 2016 9:30 Wib
Kemendag Temukan Bakteri pada Pakaian Bekas Impor
Kamis, 2 April 2015 20:14 Wib