Syukuran WTP, Pemkab Solsel Buka Puasa Bersama 1.031 Anak Yatim

id Buka Bersama, Anak yatim, Solok Selatan

Syukuran WTP, Pemkab Solsel Buka Puasa Bersama 1.031 Anak Yatim

Wakil Ketua DPRD Solok Selatan Armen Syahjohan memberikan santunan kepada anak yatim yang datang saat berbuka puasa bersama syukuran memperoleh predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) oleh Pemkab Solok Selatan di Padang Aro, Rabu (14/6). (ANTARA SUMBAR/Erik Ifansyah Akbar)

Padang Aro, (Antara Sumbar) - Syukuran memperoleh predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), Pemerintah Kabupaten Solok Selatan, menggelar buka puasa bersama dengan 1.031 anak yatim di halaman kantor Bupati setempat pada Rabu malam (14/5).

Bupati Solok Selatan Muzni Zakaria, di Padang Aro mengatakan, anak yatim harus lebih diperhatikan lagi terutama di bulan Ramadhan karena mereka meenjadi tanggung jawab bersama.

"Anak yatim menjadi tanggung jawab kita semua jadi harus lebih diperhatikan lagi terutama dibulan ramdhan," ujarnya.

Ia mengatakan, buka bersama dengan anak yatim ini terlaksana berkat sumbangan dari para donatur serta ASN.

Bahkan ada donatur yang tidak ada sangkut paudnya dengan Solok Selatan ikut menyumbang dalam jumlahnya cukup besar.

Setiap anak yatim yang datang juga diberi santunan oleh pemerintah setempat Rp100 ribu perorang.

Wakil ketua DPRD Solok Selatan Armen Syahjohan, mengatakan kegiatan ini sangat bermanfaat dan pihaknya sangat mendukung kegiatan ini.

"Kita mendukung kegiatan ini dan akan mendukungnya dari segi anggaran," sebutnya.

Sementara itu penceramah pada kegiatan itu Dr Zaitul Iklas mengatakan, anak yatim merupakan parameter ke islaman seseorang.

"Keislaman kita akan teranulir bila tidak memperdulikan anak yatim dan yang dilaksanakan oleh Pemda Solok Selatan merupakan sebuah terobosan yang patut ditiru," katanya.

Untuk wilayah Sumbar katanya, baru Solok Selatan yang melaksanakan buka puasa bersama dengan anak yatim dengan jumlah besar sehingga patut dijadikan contoh oleh daerah lainnya.

Menurut dia, Predikat anak yatim tidak menghalangi mereka berkiprah dengan baik.

Pada anak yatim kata dia, harus ditanamkan sifat mandiri, karena kemandirian itu nanti membuat ia punya cita-cita dan obsesi untuk menjadi lebih baik.

"Predikat yatim tidak menjadi halangan berprestasi dan menjadi tugas kita memberikan dukungan," kata dia. (*)