Padang, (Antara Sumbar) - Peneliti Universitas Tokyo Jepang, Kato Tsuyoshi mengatakan terdapat perbedaan dari nama suku-suku di Negeri Sembilan Malaysia dengan yang di Minangkabau Indonesia.
"Masyarakat Minangkabau terkenal dengan budaya merantau, dan salah satu wilayah yang menjadi daerah rantaunya adalah Negeri Sembilan yang ada di Malaysia," katanya dalam kuliah umum di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas Padang, Rabu.
Ia menjelaskan setelah dilakukan perbandingan terhadap beberapa sistem yang ada pada masyarakat di Negeri Sembilan ternyata terdapat beberapa perbedaan dengan kebudayaan Minang, salah satunya adalah dari nama-nama suku.
Ia mengatakan dari penelitiannya pada tahun 1972-1973, Minangkabau sebagai daerah tertua dan penduduk yang paling ramai memiliki 96 nama suku.
Sepuluh suku terbesar di Minangkabau berdasarkan penyebaran geografi adalah Chaniago, Melayu, Piliang, Tanjuang, Koto, Jambak, Sikumbang, Mandahiling, Pitopang dan Guci.
Sementara di Negeri Sembilan terdapat lebih kurang 13 suku yang beberapa nama suku tersebut merupakan nama-nama daerah di Minangkabau.
Ia menjelaskan suku-suku di Negeri Sembilan adalah Biduanda, Tanah Datar, Seri Lemak Pahang, Seri Lemak Minangkabau, Payakumbuh, Seri Melenggang, Tiga Batu, Tiga Nenek, Mungkal, Batu Belang Batu Hampar, Anak Aceh dan Anak Melaka.
Dari suku-suku tersebut terdapat beberapa nama daerah di Minangkabau, seperti Tanah Datar, Payakumbuh, Sarilamak, Mungka, Batu Hampar, Batu Balang dan Simalanggang, diperkirakan masyarakat yang menganut suku ini adalah mereka yang nenek moyangnya berasal dari daerah tersebut, katanya.
Sementara itu Sejarawan Unand, Prof Gusti Asnan mengatakan sejauh ini masih banyak terjadi kesalahan pengertian di kalangan masyarakat terkait persebaran kebudayaan matrilinial masyarakat Minangkabau.
Akan tetapi, terangnya setelah dilakukan komparasi atau perbandingan ternyata banyak ditemukan perbedaan-perbedaan kebudayaan dari persebaran masyarakat Minang melalui budaya merantaunya.
"Dalam penyebarluasan budaya Minangkabau melalui tradisi merantau oleh nenek moyang dahulu ternyata terdapat perbedaan yang diketahui setelah melakukan studi komparasi atau perbandingan," katanya. (*)
Berita Terkait
Festival Sumarak Minangkabau 2024
Jumat, 17 Mei 2024 15:37 Wib
17 delegasi seminar international Minangkabau literacy festival 2 saksikan pacu jawi
Sabtu, 11 Mei 2024 18:06 Wib
ISI Padang Panjang lestarikan Silek Galombang Duobaleh
Jumat, 19 April 2024 15:02 Wib
Sumbar kuatkan potensi diaspora Minangkabau untuk bangun daerah
Selasa, 16 April 2024 13:27 Wib
Penguatan Adat Minangkabau digelar di Sianok Agam
Senin, 15 April 2024 11:26 Wib
BMKG sarankan masyarakat tunda perjalanan bila cuaca ekstrem
Minggu, 14 April 2024 16:26 Wib
BMKG: Sumbar berpotensi diguyur hujan lebat saat arus balik
Minggu, 14 April 2024 15:19 Wib
BMKG: Hujan lebat bisa kembali picu banjir lahar dingin di Sumbar
Minggu, 14 April 2024 15:18 Wib