BPJS Kesehatan Sediakan Layanan Pemeriksaan IVA Gratis
Padang, (Antara) - Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan menyediakan pelayanan pemeriksaan Inspeksi Visual Asetat (IVA) atau tes untuk mendeteksi kanker leher rahim gratis bagi peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) berkolaborasi dengan Organisasi Aksi Solidaritas Era (OASE) Kabinet Kerja.
"Ini merupakan bentuk kepedulian pemerintah kepada perempuan Indonesia agar dalam keadaan sehat dan tidak terjangkit kanker serviks," kata Direktur Pelayanan BPJS Kesehatan Maya A Rusady di Padang, Kamis.
Ia menyampaikan hal itu usai meninjau pelaksanaan tes IVA serta penyuluhan kesehatan di Puskesmas Padang Pasir, Kecamatan Padang Barat bersama Direktur Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes RI Lily Sriwahyuni Sulistyowati.
Menurutnya untuk mencegah kanker serviks perlu dilakukan deteksi dini sejak awal sebagai langkah antisipasi sebelum dinyatakan kronis.
"BPJS Kesehatan ikut membantu agar seluruh peserta JKN tidak terkena kanker serviks, hingga Oktober sudah dilakukan pemeriksaan kepada 95.803 peserta JKN Kartu Indonesia Sehat dan pemeriksaan papsmear pada 144.353 peserta," kata dia.
Ia mengatakan kanker payudara dan serviks pada dasarnya dapat dicegah melalui deteksi dini dengan pemeriksaan yang sangat sederhana.
Deteksi dini ini bisa menyelamatkan hidup seorang perempuan, kalau sudah stadium lanjut biaya yang dikeluarkan cukup mahal dan belum tentu sembuh total, ujarnya.
Maya menyebutkan hingga saat ini pihaknya sudah melayani pengobatan sekitar 4.500 wanita yang mengidap kanker serviks dengan biaya mencapai Rp33 miliar.
Ia mengatakan pelayanan dapat dilakukan di semua fasilitas kesehatan yang telah bekerja sama dengan BPJS Kesehatan mulai dari tingkat Puskesmas hingga Rumah Sakit.
Ia mengajak perempuan Indonesia memiliki kepedulian soal deteksi dini kanker payudara dan serviks yang menjadi tanggung jawab semua pemangku kepentingan.
Sementara Direktur Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes RI Lily Sriwahyuni Sulistyowati mengatakan kanker payudara merupakan peringkat pertama paling banyak dialami wanita diikuti kanker serviks.
OASE ingin melakukan percepatan agar semua perempuan Indonesia bisa diperiksa khususnya perempuan yang sudah menikah dan berusia 30 tahun ke atas untuk menurunkan prevalensi penyakit ini, katanya.
Ia mengatakan untuk mengetahui apakah seorang perempuan mengidap kanker payudara dan serviks harus dilakukan pemeriksaan awal karena kebanyakan kasus kalau sudah ada keluhan maka stadiumnya sudah lanjut.
Lily menyebutkan saat ini terdapat 40 perempuan penderita kanker payudara dari 100 ribu orang dan 17 pengidap kanker serviks setiap kelipatan 100 ribu jiwa.
Lebih lanjut Direktur Pelayanan BPJS Kesehatan Maya A Rusady mengatakan pihaknya akan terus terus pro aktif menyosialisasikan deteksi dini karena mencegah lebih baik dari pada mengobati.
"Ini merupakan bentuk kepedulian pemerintah kepada perempuan Indonesia agar dalam keadaan sehat dan tidak terjangkit kanker serviks," kata Direktur Pelayanan BPJS Kesehatan Maya A Rusady di Padang, Kamis.
Ia menyampaikan hal itu usai meninjau pelaksanaan tes IVA serta penyuluhan kesehatan di Puskesmas Padang Pasir, Kecamatan Padang Barat bersama Direktur Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes RI Lily Sriwahyuni Sulistyowati.
Menurutnya untuk mencegah kanker serviks perlu dilakukan deteksi dini sejak awal sebagai langkah antisipasi sebelum dinyatakan kronis.
"BPJS Kesehatan ikut membantu agar seluruh peserta JKN tidak terkena kanker serviks, hingga Oktober sudah dilakukan pemeriksaan kepada 95.803 peserta JKN Kartu Indonesia Sehat dan pemeriksaan papsmear pada 144.353 peserta," kata dia.
Ia mengatakan kanker payudara dan serviks pada dasarnya dapat dicegah melalui deteksi dini dengan pemeriksaan yang sangat sederhana.
Deteksi dini ini bisa menyelamatkan hidup seorang perempuan, kalau sudah stadium lanjut biaya yang dikeluarkan cukup mahal dan belum tentu sembuh total, ujarnya.
Maya menyebutkan hingga saat ini pihaknya sudah melayani pengobatan sekitar 4.500 wanita yang mengidap kanker serviks dengan biaya mencapai Rp33 miliar.
Ia mengatakan pelayanan dapat dilakukan di semua fasilitas kesehatan yang telah bekerja sama dengan BPJS Kesehatan mulai dari tingkat Puskesmas hingga Rumah Sakit.
Ia mengajak perempuan Indonesia memiliki kepedulian soal deteksi dini kanker payudara dan serviks yang menjadi tanggung jawab semua pemangku kepentingan.
Sementara Direktur Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes RI Lily Sriwahyuni Sulistyowati mengatakan kanker payudara merupakan peringkat pertama paling banyak dialami wanita diikuti kanker serviks.
OASE ingin melakukan percepatan agar semua perempuan Indonesia bisa diperiksa khususnya perempuan yang sudah menikah dan berusia 30 tahun ke atas untuk menurunkan prevalensi penyakit ini, katanya.
Ia mengatakan untuk mengetahui apakah seorang perempuan mengidap kanker payudara dan serviks harus dilakukan pemeriksaan awal karena kebanyakan kasus kalau sudah ada keluhan maka stadiumnya sudah lanjut.
Lily menyebutkan saat ini terdapat 40 perempuan penderita kanker payudara dari 100 ribu orang dan 17 pengidap kanker serviks setiap kelipatan 100 ribu jiwa.
Lebih lanjut Direktur Pelayanan BPJS Kesehatan Maya A Rusady mengatakan pihaknya akan terus terus pro aktif menyosialisasikan deteksi dini karena mencegah lebih baik dari pada mengobati.