Kredit Bermasalah Usaha Menengah Sumbar Lampaui Batas

id kredit, bermasalah, sumbar

Padang, (Antara Sumbar) - Bank Indonesia perwakilan Sumatera Barat (Sumbar) mencatat kredit bermasalah usaha menengah di provinsi itu sudah melampaui batas karena hingga Juli 2016 berada pada posisi 12,5 persen.

"Ambang batas maksimal kredit bermasalah yang ditetapkan Bank Indonesia adalah di bawah lima persen, kalau 12,5 persen itu artinya sudah parah sekali," kata Kepala BI perwakilan Sumbar Puji Atmoko di Padang, Rabu.

Ia menyampaikan hal itu pada acara silaturahim media mengangkat tema Kebijakan Moneter Terkini Bank Indonesia Serta Perkembangan Terkini Perekonomian dan Perbankan di Sumbar.

Menurut dia kredit bermasalah usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) Sumbar hingga Juli 2016 mencapai 7,6 persen dengan perincian usaha mikro 3,1 persen, usaha kecil 7,1 persen dan usaha menengah 12,5 persen.

"Artinya pelaku usaha mikro dan kecil masih cukup baik perkembangannya, namun yang menengah sudah tidak sehat karena nilai pinjamannya lumayan besar," ujar dia.

Ia mengingatkan perbankan harus lebih hati-hati ketika menyalurkan kredit dan ini butuh dukungan pihak terkait untuk menyelesaikannya.

"Ini perlu dibenahi karena angkanya cukup tinggi," kata dia.

Sementara Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meminta perbankan di Sumbar melakukan restrukturisasi kredit terkait dengan meningkatnya angka kredit bermasalah sektor UMKM.

"Caranya mengubah jangka waktu kredit dari semula tiga tahun menjadi lima tahun atau menurunkan angsuran pokok," kata Kepala Kantor OJK Sumbar Indra Yuheri.

Ia melihat tingginya rasio kredit bermasalah sektor UMKM di Sumbar disebabkan terjadinya penurunan daya beli masyarakat sehingga aliran uang sektor perdagangan mendapat imbas.

Menurut dia salah satu solusi agar rasio kredit bermasalah dapat turun adalah meningkatkan daya beli masyarakat namun persoalannya penurunan daya beli terjadi pada semua sektor.

Terkait tingkat kehati-hatian perbankan menyalurkan kredit ia melihat sektor UMKM memiliki prospek apalagi masyarakat Sumbar sudah terbiasa berdagang.

Ia menambahkan untuk pengajuan kredit baru di Sumbar tumbuh 3,1 persen pada triwulan I 2016 dan target tahunan sekitar 12 persen.

Namun karena ekonomi lesu sejumlah perbankan merevisi target penyaluran kreditnya menjadi 10 persen mengacu dari realisasi triwulan I 2016, kata dia. (*)