Kemenpar Luncurkan Pesona Morotai 1 Juni 2016

id Kemenpar

Jakarta, (Antara Sumbar) - Kementerian Pariwisata meluncurkan program "Wonderful Morotai Island" atau Pesona Pulau Morotai pada 1 Juni 2016 sebagai upaya mewujudkan wilayah kabupaten di Kepulauan Halmahera, Maluku Utara itu sebagai destinasi pariwisata berkelas dunia.

Arie Suhendro dari Kelompok Kerja 10 Top Destinasi Prioritas Pulau Morotai Kementerian Pariwisata dalam keterangan di Jakarta, Rabu, mengatakan program Pesona Morotai itu mengawali kegiatan yang akan berlangsung 26 September - 20 Oktober 2016, bersamaan dengan merapatnya ribuan perahu pesiar ke Morotai.

Menteri Pariwisata Arief Yahya menyatakan terus mendukung dan mengupayakan Morotai menjadi destinasi kelas dunia dan untuk mewujudkan itu harus ada investor besar yang masuk dan membangun amenitas di Morotai.

Disebutkan bahwa keelokan laut dan pantai sampai kisah sejarah Perang Dunia menjadikan kabupaten ini layak menjadi destinasi wisata kelas dunia.

Morotai sangat strategis. Di sebelah utara, diapit Jepang, Korea, Taiwan, Filipina, dan China. Di barat, ada Singapura dan negara ASEAN lain. Di selatan, ada Australia dan Selandia Baru. Di timur, ada Republik Kep Palau serta negara-negara kepulauan di Pasifik.

"Wonderful Morotai Island 2016" ini dijadikan sebagai "event" terbesar.

Kombinasi dari daya tarik wisata alam bahari, budaya, dan buatan. Daya tarik wisata alam/baharinya akan dikembangkan di Pulau Mititia, Pulau Dodola, dan Pulau Kokoya. Daya tarik wisata budayanya akan diarahkan ke Pulau Zum Zum, Tugu Trikora dan Desa Gotalamo.

Sementara daya tarik wisata batan akan mengarah ke KEK (Kawasan Ekonomi Khusus) Morotai, Museum Perang Dunia II dan Pulau Kolorai.

"Kami akan terus memperkuat 3A, aksesibilitas, atraksi, dan amenitas," kata Arie.

Saat ini, Pokja 10 Destinasi Prioritas Pulau Morotai sudah menyiapkan 24 pulau kecil yang akan dikembangkan. Sebanyak 19 di antaranya adalah lokasi diving (menyelam).

Aksesibilitas yang dikembangkan adalah akses udara, akses laut, akses darat. Fokus utama saat ini adalah bandara. Dari tidak ada penerbangan ke Morotai, sejak tanggal 18 Maret 2016 ada satu kali penerbangan per minggu untuk 18 tempat duduk dengan maskapai Dimonim Air. Sejak 27 April 2016 meningkat menjadi tujuh kali per minggu untuk 70 tempat duduk dengan Wings Air.

Untuk urusan kelistrikan, air, pemukiman dan telekomunikasi, menjadi prioritas teratas. Hal itu sudah mulai dijalankan bersama sejumlah BUMN dan instansi terkait lainnya.

Untuk kelistrikan, PLN telah memaparkan rencana untuk memenuhi listrik di Morotai saat rapat dengan DPR Komisi X di Ternate pada 27 Mei 2016. Untuk air dan pemukiman, Ditjen Cipta Karya telah survei ke Morotai pada 26 Mei 2016 dan ditindaklanjuti dengan Rakor di Ternate pada 27 Mei 2016. Sedangkan untuk telekomunikasi, sedang dilakukan peningkatan jaringan di Morotai.

Disebutkan pula bahwa PT Jababeka Morotai sudah siap membangun pondokan (home stay) dan toilet sebanyak 1.000 unit pada 2017, 3.000 unit pada 2018 dan 6.000 unit tahun 2019.

"Pemerintah mendukung dengan program pembiayaan, melalui MoU tiga pihak yang mewakili Kemenpar, Kemenpupera, dan BTN," kata Arie.

Untuk mewujudkan destinasi kelas dunia, Morotai mutlak memiliki bandara kelas internasional. Saat ini landasan pacu yang disiapkan baru 2.400 meter, masih perlu pemanjangan 600 meter lagi. Untuk manuver pesawat, juga perlu peningkatan dari 40 meter menjadi 45-60 meter.

Jumlah landasan pacu di bandara Morotai tujuh buah. Bagi Arie, ini modal yang sangat bagus dan akan menjadi salah satu yang terbaik di Indonesia.

Arie optimistis hingga 2019, Morotai bisa menggaet hingga 500.000 kunjungan wisatawan mancanegara.

Pada 2015 ada sekitar 1.000 wisatawan mancanegara ke Morotai dan tahun ini targetnya 2.750 wisatawan mancanegara, 2017 naik di angka 11.000, untuk 2018 menjadi 66.000, hingga 2019, targetnya menembus 500.000 wisatawan mancanegara. (*)