Indeks Tendensi Konsumen di Sumbar Naik

id Konsumen

Padang, (AntaraSumbar) - Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Barat mencatat indeks tendensi konsumen di daerah itu pada triwulan pertama 2016 berada pada angka 101,85 atau mengalami penaikan.

"Artinya, kondisi ekonomi konsumen di Sumbar meningkat dan lebih optimis dari triwulan sebelumnya yang hanya 100,61," kata Kepala BPS Sumbar Dody Herlando di Padang, Rabu.

Indeks tendensi konsumen, kata dia, adalah indikator perkembangan ekonomi terkini yang dihasilkan BPS melalui survei tendensi konsumen yang menggambarkan kondisi ekonomi konsumen pada triwulan berjalan.

Dalam melaksanakan survei, dilakukan secara panel antartriwulan untuk memperoleh gambaran yang lebih akurat mengenai perubahan persepsi konsumen antarwaktu.

Dody menyebutkan pelaksanaan survei di Kabupaten Agam, Kota Padang, Kota Solok, dan Kota Bukittinggi dengan jumlah sampel 28 blok sensus.

Ia mengemukakan dua variabel pembentuk yang menyebabkan peningkatan indeks tendensi konsumen, yaitu pengaruh inflasi terhadap total pengeluaran rumah tangga dan variabel volume atau frekuensi konsumsi rumah tangga.

Indeks tendensi konsumen Triwulan I 2016 berada di bawah indeks nasional (102,89) atau di urutan pertama dari seluruh provinsi di Sumatera.

Sementara itu, pada Triwulan II 2016 indeks tendensi konsumen Sumbar diperkirakan 102 atau lebih optimis bila dibandingkan pada Triwulan I.

Indeks tendensi konsumen di tujuh provinsi lain, Sumatera, juga meningkat, kecuali tiga provinsi, yaitu Riau, Sumatera Selatan, dan Bangka Belitung yang berada di bawah 100.

Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sumbar mencatat pertumbuhan ekonomi Sumbar pada Triwulan I 2016 berada di atas nasional, yakni mencapai 5,48 persen.

"Ini merupakan yang tertinggi di Sumatera, sementara pertumbuhan ekonomi nasional pada Triwulan I 2016 sebesar 4,92 persen," kata Kepala Perwakilan BI Sumbar Puji Atmoko.

Namun, kata dia, jika dibandingkan dengan Triwulan IV 2015 perekonomian Sumbar, pada Triwulan I 2016 melemah akibat melambatnya semua komponen pengeluaran. (*)