DKP Klaim Minapadi Tingkatkan Hasil Pertanian 23 Persen

id Minapadi, Limapuluh Kota, Sumbar

DKP Klaim Minapadi Tingkatkan Hasil Pertanian 23 Persen

ILustrasi. Seorang petani mengangkat gabah kering saat panen di lahan persawahaannya daerah Canduang Koto Laweh, Kecamatan Canduang, Agam. (ANTARA SUMBAR/Arif Pribadi)

Padang, (AntaraSumbar) - Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sumatera Barat (Sumbar), Yosmeri mengatakan program minapadi yang bekerja sama dengan Food and Agriculture Organization (FAO) di Kabupaten Limapuluh Kota, mampu meningkatkan hasil pertanian hingga 23 persen.

"Hasil panen dari program minapadi bekerja sama dengan FAO di Nagari Talang Maur, Limapuluh Kota, yang dilakukan kepada 15 petani dari 70 petani terjadi peningkatkan hasil pertanian sebesar 23 persen sedangkan budidaya ikan belum dilakukan pemanenannya," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Sumbar, Yosmeri di Padang, Rabu.

Berdasarkan pada pemanenan hasil program minapadi yang dilakukan dari 15 petani tersebut, 11 petani mengalami peningkatan sebanyak 23 persen sedangkan untuk empat petani belum mengalami peningkatan karena ada kesalahan teknis yang terjadi.

Sedangkan 55 petani lainnya akan melakukan panen padi pada Januari, terjadinya perbedaan pemanenan karena terjadinya perbedaan waktu penanaman padi.

Ia menjelaskan minapadi merupakan program peningkatan produksi pangan yang bekerja sama dengan FAO dalam mendorong peningkatan produktivitas pangan tidak hanya padi tapi juga ikan.

Tujuan dari minapadi untuk meningkatkan produksi pangan, menciptakan usaha yang ramah lingkungan, nilai jual hasil panen lebih tinggi, dan menyiapkan pangan lokal.

Dengan program minapadi dapat meningkatkan kesuburan tanah dan hasil panen padi mengalami peningkatan.

Program minapadi menjadi usaha yang ramah lingkungan tidak menggunakan pestisida dan dapat membunuh hama padi.

Tujuan lainnya untuk menyiapkan pangan lokal sehingga masyarakat semakin banyak mengonsumsi ikan dan tingkat konsumsi ikan di Sumbar semakin meningkat.

Sementara itu, lahan yang digunakan untuk program minapadi seluas 25 hektare dimana ikan dan padi secara serentak ditanam dan dibudidayakan secara tumpang sari.

"Lahan untuk menanam padi memang terjadi pengurangan dikarenakan pada areal sawah dengan jarak satu meter akan digali dengan kedalaman 50 meter untuk membudidayakan ikan," katanya.

Sementara itu, untuk hasil panen ikan diprediksi mencapai 25 ton dari 300 ribu bibit padi yang ditanam di area tersebut.

Ia menjelaskan dari 300 ribu bibit yang telah dibudidayakan diprediksi akan mengalami pengurangan sebanyak 25 persen sehingga akan menghasilkan 25 ton.

Ia mengharapkan agar kelompok pada program minapadi ini dapat melanjutkannya, hasil penjualan dapat disiapkan untuk membentuk koperasi untuk kelompok dan usaha pembenihan dapat tumbuh didaerah tersebut.

"Usaha pembenihan akan tumbuh sehingga ketergantungan benih dari luar dapat teratasi dan harganya lebih murah," katanya.

Untuk pembinaan lebih lanjut, DKP melakukan pembinaan sehingga nelayan dapat melakukan program minapadi kembali dengan sistem tumpang sari. (cpw)