Petani Nanas Sampit Rugi Jutaan Rupiah Akibat Kebakaran Lahan

id Petani, Nanas, Merugi

Petani Nanas Sampit Rugi Jutaan Rupiah Akibat Kebakaran Lahan

Buah nanas. (Antara)

Sampit, (AntaraSumbar) - Petani nanas di Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, merugi jutaan rupiah akibat nanas mereka hangus oleh rembetan kebakaran lahan yang marak terjadi di daerah itu.

"Dihitung dari harga bibit nanas Rp1000 per bibit saja sudah jutaan rupiah kerugiannya. Satu hektare itu bisa ribuan bibit yang ditanam. Itu baru dari kerugian bibit, belum lagi dari kerugian pupuk, tenaga, waktu dan lainnya," kata Abi, salah satu pemilik kebun nanas di Sampit, Kamis.

Kebakaran lahan yang marak di Sampit, tidak hanya terjadi di lahan-lahan kosong, tetapi juga melahap kebun warga. Banyak warga mengeluh karena kebun karet, kelapa sawit, jeruk maupun nanas mereka hangus akibat kebakaran lahan.

Seperti di sisi Jalan Tjilik Ririwut yang menghubungkan Sampit-Kotabesi, banyak kebun nanas yang terbakar. Kebakaran diduga akibat ada warga yang membakar lahan kosong sehingga menjalar ke kebun nanas akibat lahan gambut yang sudah kering sangat mudah terbakar dan sulit dipadamkan.

"Kalau tidak terbakar habis, masih ada kemungkinan bisa tumbuh lagi. Tapi kalau sudah rusak maka sulit tumbuh lagi. Yang sayang itu kalau mulai ada muncul buahnya. Nanas ini sekali berbuah, sudah harus ditebang," jelas Abi.

Data Satuan Tugas Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan Kotim, diperkirakan sudah sekitar 2000 lahan di daerah ini yang terbakar. Sebagian lahan yang terbakar merupakan kebun milik masyarakat sehingga menimbulkan kerugian yang tidak sedikit.

Kerugian lebih besar diderita warga yang kebun kelapa sawitnya juga terbakar. Selain kerugian modal untuk pembelian bibit dan pupuk, warga juga rugi waktu dan tenaga untuk memelihara kebun kelapa sawit.

"Kerugian tiap hektare kelapa sawit itu diperkirakan minimal Rp 10 juta. Kalau saya, bibitnya saja Rp 45.000 per bibit karena saya ingin yang bagus. Tapi ternyata, sekarang malah terbakar," kata Doni, pemilik kebun sawit di Desa Tinduk Kecamatan Baamang.

Dia mengaku sedih karena sejak awal menjaga kebunnya agar tidak terbakar. Namun ternyata, kebunnya ikut dilalap api setelah kebakaran lahan menjalar dari lahan kosong di sekitar kebun miliknya. Dia berharap masyarakat sadar bahwa membuka lahan dengan cara dibakar sangat merugikan orang banyak. (*)