Tim Penilai Forikan Provinsi Sumbar Kunjungi Sawahlunto

id Sawahlunto

Sawahlunto, (Antara) - Tim penilai dari Forum Peningkatan Konsumsi Ikan (Forikan) Provinsi Sumatera Barat (Sumbar), mengunjungi Kota Sawahlunto untuk menilai kegiatan dan program yang dilakukan Forikan setempat, Jumat.

Kunjungan tersebut merupakan rangkaian kegiatan penilaian untuk seluruh kabupaten dan kota dalam menyosialisasikan Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan) yang menjadi program nasional.

Ketua Forikan Provinsi Sumbar, Nevi Irwan Prayitno di Sawahlunto, Jumat, mengatakan penilaian tersebut bertujuan untuk melihat sejauh mana keaktifan daerah dalam memberikan informasi yang benar tentang manfaat mengonsumsi ikan secara luas kepada masyarakat.

"Di samping itu, kegiatan pengolahan makanan berbahan ikan, program budidaya serta kualitas komunikasi antar-lini dan sektor terkait dalam program Gemarikan ini, juga akan menjadi objek penilaian kami," kata dia.

Karena hasil akhir yang diharapkan dalam program tersebut adalah membentuk kebiasaan di tengah masyarakat untuk menjadikan masakan olahan berbahan ikan sebagai salah satu menu makanan yang dikonsumsi setiap hari.

Di samping nilai gizinya yang tinggi dan dikenal mampu mengurangi risiko terkena serangan jantung, ikan juga mudah diperoleh dan memiliki harga jual yang terjangkau, karena potensinya cukup besar di Indonesia.

"Negara kita memiliki laut yang luas dengan potensi ikan cukup besar, di samping itu potensi perikanan di perairan darat pun cukup tinggi, sehingga ketersediaan pangan untuk jenis ikan bisa terpenuhi untuk seluruh warga negara," jelasnya.

Sementara itu, Ketua Forikan Kota Sawahlunto, Yenny Ali Yusuf dalam keterangannya di hadapan tim penilai mengatakan pihaknya mencatat jumlah masyarakat yang mengonsumsi ikan terus meningkat setiap tahunnya.

Menurut dia, hal itu bisa dicapai berkat kerjasama yang dibangun dengan dinas dan instansi terkait dalam memberikan informasi dan penyuluhan secara luas dan menyeluruh kepada seluruh lapisan masyarakat.

"Di samping sebagai lauk pauk, kami juga mencoba mengembangkan beberapa produk makanan olahan menggunakan ikan sebagai salah satu bahan bakunya, seperti, kue abon gulung, nugget ikan, kerupuk, ikan asap dan lain sebagainya," kata dia.

Dia mengatakan, karena kota itu tidak memiliki laut, maka pihaknya bersama pihak terkait mencoba mengembangkan budidaya ikan lele, untuk diolah menjadi berbagai jenis makanan olahan.

Menurut dia, budidaya ikan lele tersebut dikembangkan dalam bentuk usaha masyarakat melalui sejumlah kelompok binaan budidaya ikan perairan darat.

"Usaha itu menguntungkan dan mampu menyerap tenaga kerja, sehingga cukup membantu dalam peningkatan kesejahteraan keluarga," kata dia.

Khusus untuk pengembangan usaha ikan asap berbahan lele, pihaknya bersama dinas terkait juga melakukan pembinaan bagi kelompok usaha yang ada, dalam meningkatkan mutu dan nilai gizinya sesuai standar kesehatan dan kehalalannya.

"Tahun ini mereka dibekali dengan teknologi kemasan, sertifikasi standar kesehatan dan kehalalan untuk menunjang pemasaran produk mereka," kata dia. (*)