Sawahlunto bergerak persiapkan diri jadi tuan rumah simposium internasional

id Pemkot Sawahlunto,Pj Wali Kota Sawahlunto Zefnihan,Mak Itam

Sawahlunto bergerak persiapkan diri jadi tuan rumah simposium internasional

Pj Wali Kota Sawahlunto Zefnihan meninjau kondisi lokomotif uap E1060 'Mak Itam'. Untuk Sawahlunto sebagai tuan rumah simposium internasional pada 2025 nanti, kereta wisata bersejarah 'Mak Itam' akan menjadi salah satu primadona wisata untuk dipromosikan pada tamu dari 37 negara. (Antarasumbar/Yudha Ahada)

Sawahlunto (ANTARA) - Pemkot Sawahlunto, Sumatera Barat bergerak meningkatkan persiapan untuk menjadi tuan rumah penyelenggaraan simposium internasional 'We Are Site Manager' pada Tahun 2025 yang akan dihadiri kurang lebih 37 negara.

Penjabat (Pj) Wali Kota Sawahlunto Zefnihan, di Sawahlunto, Minggu menyampaikan saat ini Pemkot sedang menginventarisir kebutuhan sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk penyelenggaraan maupun penunjang penyelenggaraan simposium internasional tersebut.

"Kita rekap kebutuhan-kebutuhan itu untuk dimasukkan ke dalam proposal yang akan diajukan kepada Kementerian, BUMN dan pihak terkait lain. Karena ini memang harus dengan kerja dan dukungan bersama, apalagi dengan kondisi APBD Sawahlunto yang mengalami keterbatasan karena defisit," kata dia.

Ia menyatakan pelaksanaan simposium internasional 'We Are Site Manager' ini akan bernilai penting dan strategis dalam skala nasional, tidak hanya terbatas bagi Sawahlunto saja. Maka diharapkan memang muncul dukungan yang komprehensif dan berkelanjutan dari pemerintah pusat dan pemerintah provinsi.

"Simposium ini mendatangkan peserta yakni unsur pemerintah dan organisasi terkait warisan dunia/heritage pada lebih dari 30 negara. Tentu selain manfaat diplomasi, referensi dan edukasi, ada manfaat promosi dan perputaran ekonomi yang cukup besar selama penyelenggaraan simposium itu nantinya," kata dia merinci.

Karena itu, Pj Wali Kota Zefnihan memandang kesempatan Sawahlunto sebagai menjadi tuan rumah simposium itu menjadi potensi besar dalam menjaring manfaat promosi wisata dan pertumbuhan ekonomi masyarakat.

"Tentu agar manfaat itu bisa optimal sesuai harapan, maka penyelenggaraan harus berjalan lancar dan sukses. Jadi untuk itu kami berkomitmen memaksimalkan persiapan sejak sekarang, untuk menghindari nanti terburu-buru sehingga tidak bisa bekerja efektif," katanya.

Simposium internasional 'We Are Site Manager', seperti yang dijelaskan salah satu delegasi Indonesia untuk simposium tersebut yakni Rahmat Gino Sea Games adalah pertemuan tingkat global dari negara-negara yang memiliki kota heritage (kota tua warisan dunia) untuk membahas kesepakatan dan rencana aksi terkait pelestarian situs-situs heritage di masing-masing negara.

"Dilansir dari situs iccrom.org, Simposium Internasional We Are Site Managers bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan apresiasi internasional terhadap manajer situs sebagai garda depan dalam penerapan Konvensi Warisan Dunia tahun 1972, dengan mengindikasikan dan mendefinisikan peran, komitmen, dan kontribusi Manajer Situs untuk Warisan Dunia UNESCO. Melalui forum simposium ini diharapkan para peserta dapat menghubungkan para pemangku kepentingan utama sehingga mampu membangun hubungan kerjasama yang lebih kokoh diantara komunitas Warisan Dunia UNESCO," ujar dia merinci.

Rahmat Gino menceritakan pada 2024 ini Simposium Internasional 'We Are Site Manager' telah dilaksanakan di Penang Malaysia pada Maret lalu selama lima hari, dengan kegiatan yakni seminar, diskusi, peninjauan situs, dan lain-lain.

"Kita menilai Indonesia khususnya Sawahlunto juga bisa seperti Malaysia, yakni menjadi tuan rumah simposium internasional tersebut. Apalagi Sawahlunto sudah punya keunggulan dan keunikan yang tidak dimiliki Malaysia, yaitu Sawahlunto sebagai Warisan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto (WTBOS) sudah diakui oleh UNESCO sebagai warisan dunia atau world heritage," kata dia.