Padang, (Antara) - Komandan Distrik Militer (Dandim) 0312 Padang, Sumatera Barat, Letkol Arm Wahyudi Dwi Santoso mengajak petani untuk mengubah pola tanam konvensional menjadi organik, untuk mendapatkan hasil panen yang maksimal.
"Selama ini petani mengikuti pola tanam berdasar kepada kebiasaan turun temurun, sehingga hasil yang didapatkan tidak maksimal," katanya saat melakukan peninjauan ke Demplot Pertanian Organik di Kecamatan Nanggalo, Padang, Sabtu.
Menurutnya, kebanyakan hasil pertanian dengan menggunakan cara tanam konvensional, belum pernah mencapai 10 ton perhektare, sehingga belum bisa menutupi sebagian biaya usaha tani.
Selain itu para petani juga cenderung tidak menggunakan hitungan serta teknik yang benar dalam menanam, sehingga tidak terjadi pemadatan rumpun dalam barisan.
"Kalau menanam padi organik, maka petani akan dikenalkan dengan sebuah teknologi legowo, yang mana nantinya hasil padi dapat mencapai tingkat maksimal, dan petani bisa menutupi biaya usaha taninya," ujarnya.
Ia mengatakan saat ini TNI tengah mengembangkan pertanian dengan sistem dan pola tanam organik, yang tujuannya untuk menciptakan swasembada beras.
Demplot Pertanian Organik Kodim 0312 Padang telah menanam padi yang berumur 82 hari, dengan hasil anakan produktif terendah mencapai 15 batang setiap rumpun, dan menghasilkan rata-rata 250 butir per malai/batang.
"Hasilnya cukup menggembirakan, satu hektar lahan bisa mencapai 11,5 ton, dan teknologi legowo ini bisa juga didampingi dengan teknologi mina, ini akan mendatangkan keuntungan ganda bagi petani kita," ungkapnya.
Ketua Penyuluhan Pertanian yang juga penemu padi organik jenis Kartika I-82, Hadi Supangat menambahkan, sistem legowo yang memberikan ruang yang luas (lorong) sangat cocok dikombinasikan dengan pemeliharaan ikan (mina padi legowo), karena ekosistem yang dibuat saling menguntungkan, tanpa adanya bahan kimia di dalamnya.
"Saya optimis dengan hasilnya, namun dikembalikan lagi ke petani, mau mengubah pola pikirnya atau tidak. Sesuatu yang baik itu pasti banyak yang akan mengikutinya," tutupnya. (*)
Berita Terkait
240,65 hektare lahan pertanian di Agam rusak diterjang banjir
Selasa, 14 Mei 2024 11:37 Wib
50 hektare lahan pertanian di Agam rusak dampak banjir lahar dingin Gunung Marapi
Minggu, 12 Mei 2024 13:24 Wib
Program pertanian di Sumbar tingkatkan produksi gabah kering pada 2023
Senin, 6 Mei 2024 19:22 Wib
Panen raya sukses, program "Electrifying Agriculture"PLN mampu tingkatkan produktivitas pertanian padi di Ponorogo
Selasa, 30 April 2024 19:15 Wib
Bidang ketahanan pangan alokasikan Rp160 juta tangani stunting
Selasa, 30 April 2024 13:00 Wib
Gubernur: Alumnus Fakultas Pertanian Unand kontribusi bangun pertanian
Rabu, 24 April 2024 5:31 Wib
33 kelompok di Agam dapatkan bantuan ternak
Selasa, 23 April 2024 12:17 Wib
Solok jalin kerja sama dengan Perusahaan Eratani bidang pertanian
Selasa, 23 April 2024 5:18 Wib