Philip-Bundamedik-IRSI Paparkan Hasil Program MOM

id Philip-Bundamedik-IRSI Paparkan Hasil Program MOM

Philip-Bundamedik-IRSI Paparkan Hasil Program MOM

Director dan General Manager Philips Healthcare Indonesia Vincent Chan (tengah) dan Direktur Utama PT Bundamedik Nanik Indriani (tiga dari kiri), Chairman PT Bundamedik Dr. Rizal Sini (dua dari kanan) dan Ketua Indonesian Reproduction Science Institute (IRSI) Dr. Ivan Sini (kanan) dan mewakili Dinke

Padang, (Antarasumbar) - PT. Philip Indonesia berkerjasama dengan Bundamedik dan Indonesian Reproduction Science Institute (IRSI) memaparkan hasil program Mobile Obstetrical Monitoring (MoM) solution kepada Wali Kota Padang, dan jajarannya instansi terkait. Pemaparan diselenggarakan di Padang, Jumat, karena program percontohan MoM yang merupakan suatu layanan kesehatan jarak jauh dalam bentuk aplikasi ponsel selama satu tahun di wilayah Kota Padang. Director & General Manager Philips Healthcare Indonesia Vincent Chan menyampaikan, selama program berlangsung, jumlah kehamilan berisiko yang teridentifikasi bidan melalui konsultasi dan pengawasan jarak jauh oleh ahli kandungan, terjadi peningkatan secara substansial. Jadi, seluruh ibu yang berpartisipasi berhasil melalui masa kehamilan dan melahirkan dengan selamat. "Kami sangat gembira dengan hasil program awal ini, karena kami bisa menjaga para calon ibu tetap sehat selama kehamilan," ujarnya. Hal itu, tentu tidak terlepas dari program MoM yang meningkatkan deteksi dini akan kehamilan berisiko dan memungkinkan mereka menerima pengotrolan dan layanan medis yang dibutuhkan untuk melahirkan normal. "Kami senang dalam pelaksanaan program ini dapat dilaporkan, tak ada kematian ibu dari 659 peserta yang ikut," ungkapnya. Ia menjelaskan, sebagai perusahaan yang bertujuan untuk membawa inovasi bermakna dan meningkatkan hidup masyarakat, Philips bermitra dengan Bundamedik-IRSI menjalankan program MoM yang diawali pada Desember 2013. Program MoM sebagai solusi layanan kesehatan jarak jauh yang terukur dan dapat diadaptasi sesuai dengan kebutuhan perkotaan dan pedesaan, dalam bentuk aplikasi ponsel dan melalui program ini dapat menjadi bekal utama para bidan saat mengunjungi ibu hamil di rumahnya. Dengan MoM, tambahnya, data kehamilan yang diunggah secara online atau melalui SMS, dihubungkanke pusat data utama. Selanjutnya ahli kandungan memonitor laporan-laporan tersebut untuk kemudian mengindentifikasi kehamilan berisiko tinggi, dan memberikan penanganan lanjutan sesuai kebutuhan. Ketua Tim Institut Reproduksi Indonesia (IRSI) Dr. Ivan Sini, SpOG mengatakan, MoM memberi kesempatan untuk memanfaatkan teknologi inovatif dalam membantu memperbaiki Angka Kematian Ibu (AKI) selama kehamilan berlangsung. Sebab, penerapan sistem MoM para bidan dapat memberi saran terhadap penanganan yang tepat pada waktunya, serta solusi MoM dapat mengatasi keterbatasan sumber daya manusia dengan memanfaatkan teknologi layanan kesehatan jarak jauh. "Bundamedik dan Philip telahg mewujudkan upaya yang inovatif dan menunjukan bahwa swasta pun dapat berperan memperbaiki kualitas hidup ibu di Indonesia," ujarnya. Justru itu, kata Ivan, peran ini dilanjutkan melalui program Cinta Bunda 2015, yang akan dimulai di Sumbar, sehingga dapat menjadi gerakan yang berkesinambungan untuk mendukung upaya pemerintah dalam menurunkan kasus AKI. Prof. Hasbullah Thabrany dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia menambahkan, melihat dari hasil analisi biaya program MoM, pemerintah Kota Padang mengalokasikan setidaknya satu persen dari total anggaran kesehatan untuk menurunkan angka kematian ibu, sedangkan program MoM menurunkan AKI 15 persen. Berdasarkan perhitungan biaya, menurut dia, program MoM memang lebih tinggi dikarenakan 50 persen biaya teralokasi ke pengadaan teknologi. Akan tetapi jika jumlah ibu yang berpartisipasi semakin banyak maka dana dapat ditekan. "Maka kalau program ini diperluas dan tambahan biaya sedikit, akan dapat menyelamatkan lebih banyak ibu dari kematian," sarannya.(rls/sr)